Ada-ada saja kebijakan sebuah sekolah dasar di Massachusetts, Amerika Serikat. Dengan beralasan mengajarkan pendidikan seks dini, sekolah memberikan kondom gratis ke bocah-bocah ingusan.
Bisa ditebak, terobosan ini langsung menuai kontroversi. Tidak tanggung-tanggung, tentangan datang dari gubernur Massachusetts sendiri, Deval Patrick yang meminta sekolah-sekolah untuk meninjau kembali kebijakan tersebut.
"Pendidikan tentang kesehatan reproduksi yang komprehensif harus dilakukan dengan cara-cara yang lebih sesuai," ungkap Patrick seperti dikutip dari CBS News.
Sebagian besar penentang kondom gratis untuk anak SD datang dari kalangan konservatif. Sikap ini didasarkan pada anjuran otoritas kesehatan setempat, bahwa penyediaan kondom di lingkungan sekolah sebaiknya dilakukan di SMA.
Sementara salah satu kepala SD di Provincetown, Peter Grosso bersikeras untuk tetap menyediakan kondom gratis. Ia berdalih, secara klinis tidak ada batasan usia bagi seseorang untuk memulai aktivitas seksual yang berisiko.
Grosso merencanakan, kondom gratis untuk siswanya akan tersedia mulai musim gugur ini. Persetujuan dari komite sekolah sudah disampaikan dalam rapat pada 10 Juni yang lalu, dan tidak ada keberatan dari orang tua siswa.
Untuk mendapatkan kondom, siswa cukup memintanya pada perawat di sekolah setelah diberi konseling tentang sex abstinence (tidak melakukan hubungan seks). Siswa bahkan tidak perlu mendapat izin dari orang tuanya untuk mendapat barang tersebut.
Di negara bagian tersebut, anak-anak mulai masuk SD pada usia 5-7 tahun. Bisa dibayangkan apa yang akan dilakukan para siswa dengan kondom, ketika anak sebayanya masih bermain balon betulan.
Bisa ditebak, terobosan ini langsung menuai kontroversi. Tidak tanggung-tanggung, tentangan datang dari gubernur Massachusetts sendiri, Deval Patrick yang meminta sekolah-sekolah untuk meninjau kembali kebijakan tersebut.
"Pendidikan tentang kesehatan reproduksi yang komprehensif harus dilakukan dengan cara-cara yang lebih sesuai," ungkap Patrick seperti dikutip dari CBS News.
Sebagian besar penentang kondom gratis untuk anak SD datang dari kalangan konservatif. Sikap ini didasarkan pada anjuran otoritas kesehatan setempat, bahwa penyediaan kondom di lingkungan sekolah sebaiknya dilakukan di SMA.
Sementara salah satu kepala SD di Provincetown, Peter Grosso bersikeras untuk tetap menyediakan kondom gratis. Ia berdalih, secara klinis tidak ada batasan usia bagi seseorang untuk memulai aktivitas seksual yang berisiko.
Grosso merencanakan, kondom gratis untuk siswanya akan tersedia mulai musim gugur ini. Persetujuan dari komite sekolah sudah disampaikan dalam rapat pada 10 Juni yang lalu, dan tidak ada keberatan dari orang tua siswa.
Untuk mendapatkan kondom, siswa cukup memintanya pada perawat di sekolah setelah diberi konseling tentang sex abstinence (tidak melakukan hubungan seks). Siswa bahkan tidak perlu mendapat izin dari orang tuanya untuk mendapat barang tersebut.
Di negara bagian tersebut, anak-anak mulai masuk SD pada usia 5-7 tahun. Bisa dibayangkan apa yang akan dilakukan para siswa dengan kondom, ketika anak sebayanya masih bermain balon betulan.