Suami Gorok Leher Istri Nyaris Putus

Kasus kejahatan dalam rumah tangga terus saja terjadi. Ibu dua anak tewas dengan leher nyaris putus akibat digorok senjata tajam. Polisi mencurigai, korban dihabisi suami sendiri yang kesal mengetahui istrinya selingkuh. Namun, kepada polisi sang suami mengaku istrinya dibunuh perampok yang masuk rumah mereka di Jalan Dahlia, Perumahan Taman Modern, Cakung, Jaktim.

Data yang dihimpun Pos Kota di kepolisian dan sekitar rumah korban menyebutkan, kematian Pao Dewi Herminta, 41, baru diketahui polisi Senin (11/6) pagi. Keluarga wanita cantik bertubuh langsing ini curiga karena jenazah ibu dua anak itu sudah dibawa ke sebuah rumah duka di Grogol. Padahal, jarak rumah istri Djoko Hendarming, 43, dengan keluarga Dewi tak terlalu jauh dan masih berada dalam komplek yang sama. Jenazah Dewi disemayamkan di rumah duka RS Dharmais.

Atas kecurigaan tersebut, polisi meminta keterangan Djoko dan kedua anak pasangan yang menikah pada 1992 itu, Wil, 12, dan And, 9, serta seorang pembantu rumah. Hasil pemeriksaan, polisi mencurigai kematian ibu rumah tangga ini, sehingga jenazah Dewi pun dibawa ke RSCM untuk diotopsi. Sedangkan pisau dapur, pakaian korban, selimut, kasur penuh darah yang sudah kering dan Honda Jazz B 2788 JP dijadikan polisi sebagai barang bukti.

Hasil sementara pemeriksaan di RSCM, polisi akhirnya menemukan sejumlah bukti kalau korban tewas akibat digorok. Selain luka di leher, juga ditemukan luka di punggung dan telapak tangan kiri, sehingga kuat dugaan korban sempat melawan. Sang suami yang dicurigai polisi akhirnya diamankan. Penyebab kematian menurut Dr Mun’iem, ahli forensik RSCM, akibat lehernya digorok dari belakang mengenai pembuluh darah besar (aorta) hingga nyaris putus.

Sumber Pos Kota menyebutkan Dewi tewas pada Minggu (10/6) sekitar Pk. 01:00 di kamar utama lantai atas rumah berlantai dua dengan cat kuning. Dicurigai, sang suami menyabetkan pisau dapur ke leher istrinya dari belakang hingga senjata tajam itu mengenai bagian bawah depan bahu kanannya. Korban diduga melawan hingga pisau itu merobek telapak tangan kiri serta punggungnya.

Menurut polisi, suami marah karena dipicu rencana Dewi pergi ke Malaysia. “Ia kesal karena menduga istrinya berangkat ke negeri jiran itu bersama pria selingkuhannya yang juga bertempat tinggal di komplek perumahan yang sama.”

Usai membunuh Dewi, pelaku menghubungi ambulans dengan dengan alasan istrinya sakit. Namun, saat datang ke rumah itu petugas ambulans menolak karena Dewi sudah meninggal. Djoko menawarkan uang Rp 500.000 agar Dewi tetap dibawa dengan ambulans tapi tawaran itu tetap ditolak. Selanjutnya, jenazah Dewi dibawa ke rumah duka di Grogol pada Minggu (10/6) sekitar Pk. 23:30 dengan mobil jenazah sebuah yayasan.

Kepada ayah mereka, Wil dan And menanyakan mamanya ketika melihat genangan darah di kamar orangtuanya. “Namun, pelaku mengatakan ibu mereka sakit muntah darah,” ungkap sumber Pos Kota. Darah yang menggenang di lantai itu pun dilap si suami.

Mengaku korban perampokan
Kepada polisi, Djoko yang sehari-hari bekerja sebagai suplier hasil bumi membantah telah membunuh istrinya. Sebaliknya, pria yang disebut-sebut sangat mencintai Dewi ini mengatakan istrinya menjadi korban perampokan.

Menurut Djoko, rumahnya disatroni lima garong bersenjata api dan senjata tajam. Dua rampok masuk kamar mereka. Satu di antaranya semula menodongkan pistol ke Dewi namun tak lama menusukkan pisau ke leher istrinya. Selanjutnya, penjahat itu memaksa Djoko mengantarkan uang Rp 30 juta sambil membawa jenazah istrinya ke Cikande. Setelah uang diserahkan, jenazah Dewi boleh dibawa kembali. Djoko mengaku bersiap membawa Dewi ke tempat yang dijanjikan dengan mobil miliknya yang juga berisi pakaian dan selimut penuh darah. Namun semua ini menurut polisi hanya alibi Djoko semata.

Sejumlah warga di sekitar rumah itu menyebutkan pasangan tersebut sering terlibat cekcok. Jika tengah ‘perang’ teriakan mereka terdengar sampai keluar rumah hingga warga pun beberapa kali keluar rumah mencari tahu apa yang terjadi.

“Suaminya cemburu pada istrinya,” ungkap Ima, tetangga korban. Menurutnya, kematian Dewi diketahui setelah banyak polisi datang ke rumah tersebut. Djoko, sambungnya, semula mengatakan istrinya ditusuk perampok yang masuk rumah mereka. “Tapi akhirnya ia mengaku membunuh istrinya,” katanya.

Kapolres Metro Jaktim Kombes Robinson Manurung mengatakan delapan saksi termasuk Djoko, dua anak dan pembantu mereka, telah diperiksa di Polsek Cakung. “Kami masih menyelidiki kasus ini dan mencari barang bukti lainnya,” katanya. Sementara itu, keluarga Djoko dan Dewi yang dimintai korfirmasinya belum berkenan memberi keterangan.(pskt/jul).


Kriminolog: gunakan psikolog
Secara terpisah, Vinita Susanti, Kriminolog Universitas Indonesia, mengatakan jika benar Djoko yang membunuh istrinya maka hal itu termasuk dalam kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Dalam menghadapi tekanan, wanita dan pria sama saja.

Mereka, sambungnya, berupaya mentoleransi jika pasangannya berselingkuh karena merasa hal itu terjadi juga atas kesalahannya. Jika upaya bertoleransi telah sampai puncak dan ada faktor pemicu maka ada beberapa orang yang tak mampu menahan diri hingga berbuat nekat.

Mengenai kecurigaan polisi dan bantahan Djoko, menurut Vinita, polisi bisa mencari bukti dengan tenaga ahli seperti psikolog ataupun psikiater untuk membuktikan kejujurannya. “Selain itu, polisi juga harus meminta keterangan orang-orang terdekat dan terkait dengan peristiwa itu serta mencari ada tidaknya motivasi orang yang dicurigai sebagai pembunuhnya,” katanya.

Kasus kekerasan dalam rumah tangga sebelumnya menimpa Dewi di Jl. Cililitan kecil, Kramatjati, Jaktim (Pos Kota, 7/5). Ia tewas dibunuh suaminya, Alimin, dengan ditusuk pisau dapur di depan anak semata wayang mereka. Kenekatan itu dilakukan Alimin yang berhenti bekerja beberapa bulan sebelumnya karena khawatir wanita yang dicintainya itu berpindah ke lain hati.(poskota/jul).
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Belajar Bahasa Inggris