PEREMPUAN pekerja Spa yang dibunuh suaminya, Munarsih, oleh rekan-rekannya biasa disapa Siska. Pemijat di Pegasus Spa & Cafe di kawasan Golodok, Jakarta Barat, itu dikenal ramah dan santun.
Jaya, petugas keamanan Pegasus, menuturkan, Siska dikenal sebagai terapis yang rajin bekerja. Dia juga cukup banyak relasinya di Pegasus. "Tadi saya dikasih tahu tukang ojek, Siska ditemukan meninggal, tapi saya belum tahu pasti Siska pekerja di Pegasus atau bukan. Jadi, saya belum memberitahu ke orang-orang, polisi juga belum ada yang datang ke sini," katanya.
Hingga Rabu pukul 20.30, rekan-rekan sesama terapis belum mengetahui kejadian yang menimpa Siska tersebut. Jam operasional spa yang berada di Jalan Pinangsia No 14 itu pukul 11.00 hingga 23.00.
Jaya mengatakan, Siska yang diketahui baru bekerja beberapa bulan di Pegasus tidak masuk kerja selama tiga hari sejak Senin (21/4). Menurutnya, Siska mengaku hendak pulang kampung selama dua atau tiga hari.
Jaya menambahkan, ada sekitar 20 orang terapis yang bekerja di spa tersebut. Jaya mengaku tidak terlalu mengenal Siska. "Paling hanya saling menegur, dan biasanya dia langsung pulang, jalan ke sana (Jaya menunjuk Jalan Hayam Wuruk) sendiri," katanya.
Di mata Jaya, Siska tidak pernah diantar atau dijemput lelaki saat bekerja. Siska juga jarang ngobrol dengan rekan-rekan sesama pemijat. "Biasanya mereka ngobrol kalau berasal satu kampung, tapi pulangnya sendiri-sendiri. Kos-kosan mereka juga berbeda-beda. Karyawan Pegasus kebanyakan berasal dari Jember, Jawa Timur, sedangkan Siska dari Kendal," kata Jaya.
Tugas Jaya sebagai satpam, mencegah tamu-tamu nakal yang enggan membayar setelah berkunjung ke spa, "Di sini memang sering ada tamu yang mabuk dan nggak mau bayar. Nah tugas saya menangani mereka," katanya. Namun, ia tidak mengetahui persis tentang siapa saja tamu yang pernah menjadi pelanggan Siska.
Menurut Jaya, pemilik spa menerapkan peraturan cukup ketat terhadap karyawannya. Setiap pegawai laki-laki dilarang naik ke lantai atas di tempat pelayanan spa dan pijat.
Slamet, salah seorang karyawan membenarkan hal itu. "Kalau naik ke atas nanti dimarahi, sebab bisa mengganggu pekerjaan, kita berkerja cari aman saja daripada dipecat," ujar teknisi Pegasus itu.
Lokasi kamar kos Siska tidak terlalu jauh dari tempat kerjanya, hanya berjarak sekitar 200 meter.
Spa Pegasus biasa dikunjungi puluhan orang setiap harinya. Untuk pelayanan Spa, tarif standarnya Rp 99.000. Pegasus adalah salah satu cabang spa besar di Mangga Dua Square, Jakarta Utara.
Bisnis spa di kawasan Tamansari memang cukup banyak. Pegasus adalah salah satu spa yang tergolong baru, yakni sekitar lima tahun. Selain Spa, ada juga layanan pijat refleksi, pijat shiatsu, serta kolam air hangat dan dingin.
Para karyawan spa tidak ada yang menginap di bangunan tiga lantai tersebut. Pada lantai dua terdapat kafe untuk para tamu yang menunggu pelayanan.
Siska hanya bekerja sebagai terapis dan bukan di kafe. Semalam, nampak belasan sepeda motor tamu diparkir di depan Pegasus. "Yah, biasanya segini saja, nggak terlalu ramai, dan nggak terlalu sepi," kata Slamet. (Warta Kota/sab/tos)
Jaya, petugas keamanan Pegasus, menuturkan, Siska dikenal sebagai terapis yang rajin bekerja. Dia juga cukup banyak relasinya di Pegasus. "Tadi saya dikasih tahu tukang ojek, Siska ditemukan meninggal, tapi saya belum tahu pasti Siska pekerja di Pegasus atau bukan. Jadi, saya belum memberitahu ke orang-orang, polisi juga belum ada yang datang ke sini," katanya.
Hingga Rabu pukul 20.30, rekan-rekan sesama terapis belum mengetahui kejadian yang menimpa Siska tersebut. Jam operasional spa yang berada di Jalan Pinangsia No 14 itu pukul 11.00 hingga 23.00.
Jaya mengatakan, Siska yang diketahui baru bekerja beberapa bulan di Pegasus tidak masuk kerja selama tiga hari sejak Senin (21/4). Menurutnya, Siska mengaku hendak pulang kampung selama dua atau tiga hari.
Jaya menambahkan, ada sekitar 20 orang terapis yang bekerja di spa tersebut. Jaya mengaku tidak terlalu mengenal Siska. "Paling hanya saling menegur, dan biasanya dia langsung pulang, jalan ke sana (Jaya menunjuk Jalan Hayam Wuruk) sendiri," katanya.
Di mata Jaya, Siska tidak pernah diantar atau dijemput lelaki saat bekerja. Siska juga jarang ngobrol dengan rekan-rekan sesama pemijat. "Biasanya mereka ngobrol kalau berasal satu kampung, tapi pulangnya sendiri-sendiri. Kos-kosan mereka juga berbeda-beda. Karyawan Pegasus kebanyakan berasal dari Jember, Jawa Timur, sedangkan Siska dari Kendal," kata Jaya.
Tugas Jaya sebagai satpam, mencegah tamu-tamu nakal yang enggan membayar setelah berkunjung ke spa, "Di sini memang sering ada tamu yang mabuk dan nggak mau bayar. Nah tugas saya menangani mereka," katanya. Namun, ia tidak mengetahui persis tentang siapa saja tamu yang pernah menjadi pelanggan Siska.
Menurut Jaya, pemilik spa menerapkan peraturan cukup ketat terhadap karyawannya. Setiap pegawai laki-laki dilarang naik ke lantai atas di tempat pelayanan spa dan pijat.
Slamet, salah seorang karyawan membenarkan hal itu. "Kalau naik ke atas nanti dimarahi, sebab bisa mengganggu pekerjaan, kita berkerja cari aman saja daripada dipecat," ujar teknisi Pegasus itu.
Lokasi kamar kos Siska tidak terlalu jauh dari tempat kerjanya, hanya berjarak sekitar 200 meter.
Spa Pegasus biasa dikunjungi puluhan orang setiap harinya. Untuk pelayanan Spa, tarif standarnya Rp 99.000. Pegasus adalah salah satu cabang spa besar di Mangga Dua Square, Jakarta Utara.
Bisnis spa di kawasan Tamansari memang cukup banyak. Pegasus adalah salah satu spa yang tergolong baru, yakni sekitar lima tahun. Selain Spa, ada juga layanan pijat refleksi, pijat shiatsu, serta kolam air hangat dan dingin.
Para karyawan spa tidak ada yang menginap di bangunan tiga lantai tersebut. Pada lantai dua terdapat kafe untuk para tamu yang menunggu pelayanan.
Siska hanya bekerja sebagai terapis dan bukan di kafe. Semalam, nampak belasan sepeda motor tamu diparkir di depan Pegasus. "Yah, biasanya segini saja, nggak terlalu ramai, dan nggak terlalu sepi," kata Slamet. (Warta Kota/sab/tos)