Cewek SMP sakit hati dan menangis diperlakukan senonoh. Ketika datang ke studio musik milik temannya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, ia dan pacarnya dipaksa melakukan adegan mesum. Tragisnya, hubungan badan dalam keadaan bugil ini jadi tontonan kemudian direkam pakai kamera handphone.
Peristiwa memalukan ini tentu saja membuat De, 15, marah dan kecewa. Cewek SMP ini tidak terima dengan kelakuan On, 16, pacarnya dan Ik, 17, teman sang pacar yang merekam adegam mesum tersebut. Kasus ini dilaporkan De kepada beberapa teman dan ia menuduh On berkomplot menjerumuskannya. Minggu (15/4) dinihari, empat pemuda teman De menculik On kemudian digebuki di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Beruntung, On meloloskan diri dari cengkraman tangan kawanan penculik tersebut. Petugas Polsek Kebayoran Lama yang menangani kasus ini bergerak cepat. Keempat tersangka penculik berhasil ditangkap. Mereka kini ditahan di Polres Jakarta Selatan.
Informasi yang dihimpun Pos Kota, kasus ini berawal saat De, bertemu dengan On, pacarnya di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur, Sabtu (14/4) siang. Saat keduanya asyik mengobrol, tiba-tiba muncul Ik, teman On, sesama anak band. De dikenalkan kepada Ik.
Karena sudah kenal baik, Ik mengajak De dan On ke studio musik yang biasa dipakai latihan band di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Saat itu Ik mengaku hendak latihan band. Tanpa curiga, De dan On manut aja diajak ke studio musik yang biasa dijadikan tempat anak muda mangkal.
Ternyata itu hanya siasat Ik belaka. Terbukti ketika masuk ke ruangan studio, Ik langsung mengunci pintu. De dan On yang ada di ruangan menjadi kaget. Namun Ik tetap mengunci dan mengancam tidak akan membuka pintu jika mereka menolak beradegan mesum.
Karena terpaksa, akhirnya sepasang kekasih ini beradegan mesra di ruang tertutup itu. Kedua remaja ini menanggalkan bajunya. Ik yang berada di balik kaca tidak hanya menyaksikan adegan mesum itu, tapi juga merekam pakai kamera HP. “ Saya dipaksa dua kali melakukan adegan mesum, “ kata On, kepada petugas yang memintai keterangan.
Usai merekam adegan bugil itu, Ik bukannya minta maaf. Pemuda ini malah mengancam akan menyebarluaskan video mesra tersebut kalau On dan De berani lapor ke polisi. “ Saya takut melapor ke polisi karena kasihan sama pacar saya, “ ujar On.
Rupanya De, yang merasa harga dirinya dilecehkan, tidak terima dengan perlakuan Ik dan kekasihnya. Ia menduga orang yang dicintai itu berkomplot dengan Ik dalam membuat video mesum tersebut. Akhirnya De menyuruh temannya untuk membuat perhitungan dengan On.
Empat orang pria yang diduga disuruh De kemudian menculik dan menganiaya siswa SMA ini di kawasan Fatmawati dan Tanah Kusir, Jakarta Selatani. Beruntung, dalam keadaan babak belur On, meloloskan diri dari TPU Tanah Kusir, tempat ia dianiaya.
On langsung melaporkan kasus ini ke Polsek Kebayoran Lama. Beberapa petugas dipimpin Kanit Reskrim Iptu Sudaryo meringkus empat pelaku dan membawanya ke Polres Jakarta Selatan. Mereka, Ra, 17, Gus, 20, Din, 21, dan Man, 25.
“Karena penganiayaan itu terjadi di dua tempat berbeda, yakni di Fatmawati dan TPU Tanah Kusir, maka kasusnya ditangani Polres Jakarta Selatan. Petugas menangkap tersangka penculik di Tanah Kusir,” kata Iptu Sudaryo.
Menurut Sudaryo,, penganiayaan yang menimpa On terjadi sekitar pukul 01.30. Saat itu, On, yang merupakan anggota salah satu grub band di wilayah Bekasi, tengah berkumpul bersama temannya di Jalan Fatmawati. Tiba-tiba telepon genggamnya berbunyi. Penelepon yang belum dikenalnya itu mengaku hendak bertemu dengan dirinya.
Tak beberapa lama, pemuda yang menelepon On muncul. Pacar De ini dibawa ke tempat gelap. Di tempat ini sudah ada empat pemuda lain yang tidak dikenal On. Mereka menanyakan rekaman video antara De dengan On. “Mana rekaman itu. Cepat berikan, kalau tidak gua hajar luh,” ancam seorang pelaku.
Merasa tidak memegang rekaman itu, On menolak permintaan tersebut. On menyebut rekaman itu dibuat Ik dan ia juga dipaksa melakukan perbuatan itu. “Jadi saya tidak tahu apa-apa soal rekaman itu. Semua dibawa teman saya,” kata On, yang dijumpai di Polsek Kebayoran Lama.
Rupanya pelaku menjadi kesal dan menghajar On. Belum puas, mereka mendorong siswa SMA ini ke mobil kemudian dibawa ke TPU Tanah Kusir. Di tengah kuburan, lagi-lagi On digebuki hingga babak belur. Saat pelaku lengah, korban berhasil melarikan diri dan langsung ke melapor ke Polsek Kebayoran Lama, yang berjarak sekitar 2 km dari TPU Tanah Kusir.
Mengomentari kasus adegan mesum yang berakhir dengan penculikan itu, Kriminolog Vinita Susanti mengatakan, kecil kemungkinannya tak ada kerjasama antara On dengan Ik. Alasannya, kedua pemuda itu merupakan teman satu band yang sudah saling kenal sehingga mengetahui pribadi masing-masing. Di samping itu, ancaman yang dilakukan Ik hanya sebatas tidak membukakan pintu studio tanpa membahayakan pasangan muda ini.
“Mestinya On bisa melawan Ik. Cara itu juga kesempatan On untuk menunjukkan ia mencintai dan melindungi gadis yang dicintainya,” ujar Sekretaris Jurusan Pasca Sarjana Kriminologi Universitas Indonesia itu.
Mengenai sikap De yang mengerahkan teman-temannya mencari On, Vinita mengatakan, secara psikologis alasan itu bisa dimengerti. Gadis itu kecewa karena On tak melindunginya bahkan menilainya berkomplot dengan temannya untuk mempermalukannya di depan umum. Kekecewaan itu dilaporkannya pada orang yang dipercaya, dalam hal ini teman-temannya, untuk mencegah video mesranya beredar secara bebas.
“Tapi mestinya ia melapor pada polisi dan mempercayakan kepada polisi menangani kasusnya. Polisi harus menangkap Ik. Dari sini bisa tahu siapa yang benar, “ tambah Vinita.
Siswa SMA ini mungkin tidak menduga akan mengalami peristiwa yang sangat menakutkan. Bagaimana tidak, setelah dipaksa melakukan adegan tak senonoh bersama kekasihnya kemudian direkam melalui kamera HP, ia diculik dan dianiaya karena dianggap berkomplot.
“Saya pusing Mas. Kok malah begini jadinya,” kata On, yang dijumpai di Polsek Kebayoran Lama, Minggu dinihari. Hampir sekujur tubuh pemuda ini babak belur akibat pukulan dari empat pria yang menculik dan membawanya ke TPU Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Diakui On, dirinya sama sekali tidak merekayasa atau terlibat kasus rekaman adegan yang terjadi di sebuah studio musik di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Pemuda pelaku rekaman mesum itu memang dikenalnya dan sama-sama satu band serta dan sering latihan bersama. “ Saya benar-benar tidak tahu kalau Ik tega berbuat tidak terpuji. Saya tidak berkomplot dengan teman saya itu ,” tuturnya.
Sambil menahan sakit karena penganiayaan yang menimpa dirinya, On menceritakan perihal ulah Ik. Pemuda Ik semula bersikap ramah dengan mengajak mereka main ke studio musik tersebut. Karena tidak curiga, On dan De ikut.
Ternyata, setibanya di studio itu, Ik telah menyiapkan sebuah rencana jahat. Keduanya diperintahkan melakukan hubungan yang hanya pantas dilakoni pasangan suami-istri. Bahkan perbuatan itu terjadi hingga dua kali. “ Kami melakukan hubungan badan sekitar sepuluh menit. Selama itu pula Ik merekam adegan ini, “ ujar On, yang mengaku tetap cinta sama De.
Setelah puas merekam adegan tersebut, Ik, membuka pintu dan menyuruh pasangan ini keluar. Namun Ik mengancam akan menyebarluaskan gambar adegan esek-esek itu jika On dan De berani melapor ke polisi. Ternyata yang terjadi malah sebaliknya, On dituduh berkomplot dan diculik serta dianiaya di Fatmawati dan TPU Tanah Kusir. [pskt/hep]
Peristiwa memalukan ini tentu saja membuat De, 15, marah dan kecewa. Cewek SMP ini tidak terima dengan kelakuan On, 16, pacarnya dan Ik, 17, teman sang pacar yang merekam adegam mesum tersebut. Kasus ini dilaporkan De kepada beberapa teman dan ia menuduh On berkomplot menjerumuskannya. Minggu (15/4) dinihari, empat pemuda teman De menculik On kemudian digebuki di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Beruntung, On meloloskan diri dari cengkraman tangan kawanan penculik tersebut. Petugas Polsek Kebayoran Lama yang menangani kasus ini bergerak cepat. Keempat tersangka penculik berhasil ditangkap. Mereka kini ditahan di Polres Jakarta Selatan.
Informasi yang dihimpun Pos Kota, kasus ini berawal saat De, bertemu dengan On, pacarnya di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur, Sabtu (14/4) siang. Saat keduanya asyik mengobrol, tiba-tiba muncul Ik, teman On, sesama anak band. De dikenalkan kepada Ik.
Karena sudah kenal baik, Ik mengajak De dan On ke studio musik yang biasa dipakai latihan band di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Saat itu Ik mengaku hendak latihan band. Tanpa curiga, De dan On manut aja diajak ke studio musik yang biasa dijadikan tempat anak muda mangkal.
Ternyata itu hanya siasat Ik belaka. Terbukti ketika masuk ke ruangan studio, Ik langsung mengunci pintu. De dan On yang ada di ruangan menjadi kaget. Namun Ik tetap mengunci dan mengancam tidak akan membuka pintu jika mereka menolak beradegan mesum.
Karena terpaksa, akhirnya sepasang kekasih ini beradegan mesra di ruang tertutup itu. Kedua remaja ini menanggalkan bajunya. Ik yang berada di balik kaca tidak hanya menyaksikan adegan mesum itu, tapi juga merekam pakai kamera HP. “ Saya dipaksa dua kali melakukan adegan mesum, “ kata On, kepada petugas yang memintai keterangan.
Usai merekam adegan bugil itu, Ik bukannya minta maaf. Pemuda ini malah mengancam akan menyebarluaskan video mesra tersebut kalau On dan De berani lapor ke polisi. “ Saya takut melapor ke polisi karena kasihan sama pacar saya, “ ujar On.
Rupanya De, yang merasa harga dirinya dilecehkan, tidak terima dengan perlakuan Ik dan kekasihnya. Ia menduga orang yang dicintai itu berkomplot dengan Ik dalam membuat video mesum tersebut. Akhirnya De menyuruh temannya untuk membuat perhitungan dengan On.
Empat orang pria yang diduga disuruh De kemudian menculik dan menganiaya siswa SMA ini di kawasan Fatmawati dan Tanah Kusir, Jakarta Selatani. Beruntung, dalam keadaan babak belur On, meloloskan diri dari TPU Tanah Kusir, tempat ia dianiaya.
On langsung melaporkan kasus ini ke Polsek Kebayoran Lama. Beberapa petugas dipimpin Kanit Reskrim Iptu Sudaryo meringkus empat pelaku dan membawanya ke Polres Jakarta Selatan. Mereka, Ra, 17, Gus, 20, Din, 21, dan Man, 25.
“Karena penganiayaan itu terjadi di dua tempat berbeda, yakni di Fatmawati dan TPU Tanah Kusir, maka kasusnya ditangani Polres Jakarta Selatan. Petugas menangkap tersangka penculik di Tanah Kusir,” kata Iptu Sudaryo.
Menurut Sudaryo,, penganiayaan yang menimpa On terjadi sekitar pukul 01.30. Saat itu, On, yang merupakan anggota salah satu grub band di wilayah Bekasi, tengah berkumpul bersama temannya di Jalan Fatmawati. Tiba-tiba telepon genggamnya berbunyi. Penelepon yang belum dikenalnya itu mengaku hendak bertemu dengan dirinya.
Tak beberapa lama, pemuda yang menelepon On muncul. Pacar De ini dibawa ke tempat gelap. Di tempat ini sudah ada empat pemuda lain yang tidak dikenal On. Mereka menanyakan rekaman video antara De dengan On. “Mana rekaman itu. Cepat berikan, kalau tidak gua hajar luh,” ancam seorang pelaku.
Merasa tidak memegang rekaman itu, On menolak permintaan tersebut. On menyebut rekaman itu dibuat Ik dan ia juga dipaksa melakukan perbuatan itu. “Jadi saya tidak tahu apa-apa soal rekaman itu. Semua dibawa teman saya,” kata On, yang dijumpai di Polsek Kebayoran Lama.
Rupanya pelaku menjadi kesal dan menghajar On. Belum puas, mereka mendorong siswa SMA ini ke mobil kemudian dibawa ke TPU Tanah Kusir. Di tengah kuburan, lagi-lagi On digebuki hingga babak belur. Saat pelaku lengah, korban berhasil melarikan diri dan langsung ke melapor ke Polsek Kebayoran Lama, yang berjarak sekitar 2 km dari TPU Tanah Kusir.
Mengomentari kasus adegan mesum yang berakhir dengan penculikan itu, Kriminolog Vinita Susanti mengatakan, kecil kemungkinannya tak ada kerjasama antara On dengan Ik. Alasannya, kedua pemuda itu merupakan teman satu band yang sudah saling kenal sehingga mengetahui pribadi masing-masing. Di samping itu, ancaman yang dilakukan Ik hanya sebatas tidak membukakan pintu studio tanpa membahayakan pasangan muda ini.
“Mestinya On bisa melawan Ik. Cara itu juga kesempatan On untuk menunjukkan ia mencintai dan melindungi gadis yang dicintainya,” ujar Sekretaris Jurusan Pasca Sarjana Kriminologi Universitas Indonesia itu.
Mengenai sikap De yang mengerahkan teman-temannya mencari On, Vinita mengatakan, secara psikologis alasan itu bisa dimengerti. Gadis itu kecewa karena On tak melindunginya bahkan menilainya berkomplot dengan temannya untuk mempermalukannya di depan umum. Kekecewaan itu dilaporkannya pada orang yang dipercaya, dalam hal ini teman-temannya, untuk mencegah video mesranya beredar secara bebas.
“Tapi mestinya ia melapor pada polisi dan mempercayakan kepada polisi menangani kasusnya. Polisi harus menangkap Ik. Dari sini bisa tahu siapa yang benar, “ tambah Vinita.
Siswa SMA ini mungkin tidak menduga akan mengalami peristiwa yang sangat menakutkan. Bagaimana tidak, setelah dipaksa melakukan adegan tak senonoh bersama kekasihnya kemudian direkam melalui kamera HP, ia diculik dan dianiaya karena dianggap berkomplot.
“Saya pusing Mas. Kok malah begini jadinya,” kata On, yang dijumpai di Polsek Kebayoran Lama, Minggu dinihari. Hampir sekujur tubuh pemuda ini babak belur akibat pukulan dari empat pria yang menculik dan membawanya ke TPU Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Diakui On, dirinya sama sekali tidak merekayasa atau terlibat kasus rekaman adegan yang terjadi di sebuah studio musik di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Pemuda pelaku rekaman mesum itu memang dikenalnya dan sama-sama satu band serta dan sering latihan bersama. “ Saya benar-benar tidak tahu kalau Ik tega berbuat tidak terpuji. Saya tidak berkomplot dengan teman saya itu ,” tuturnya.
Sambil menahan sakit karena penganiayaan yang menimpa dirinya, On menceritakan perihal ulah Ik. Pemuda Ik semula bersikap ramah dengan mengajak mereka main ke studio musik tersebut. Karena tidak curiga, On dan De ikut.
Ternyata, setibanya di studio itu, Ik telah menyiapkan sebuah rencana jahat. Keduanya diperintahkan melakukan hubungan yang hanya pantas dilakoni pasangan suami-istri. Bahkan perbuatan itu terjadi hingga dua kali. “ Kami melakukan hubungan badan sekitar sepuluh menit. Selama itu pula Ik merekam adegan ini, “ ujar On, yang mengaku tetap cinta sama De.
Setelah puas merekam adegan tersebut, Ik, membuka pintu dan menyuruh pasangan ini keluar. Namun Ik mengancam akan menyebarluaskan gambar adegan esek-esek itu jika On dan De berani melapor ke polisi. Ternyata yang terjadi malah sebaliknya, On dituduh berkomplot dan diculik serta dianiaya di Fatmawati dan TPU Tanah Kusir. [pskt/hep]