Awal Desember kemarin, China membangun kapal induk pertamanya. Sepekan kemudian rudal antikapal induk telah dirakit. Sedangkan Januari 2011, China sudah memiliki pesawat tempur siluman baru.
Anggaran pertahanan China dinaikkan 12,7% tahun ini, dari peningkatan 7,5% pada 2010. Anggaran ini kembali ke pertumbuhan dua digit, sebelum resesi. Hal ini terjadi di tengah kekhawatiran atas niat di balik ambisi pengembangan militer di negeri Tirai Bambu tersebut.
Anggaran militer akan naik ke 67,6 miliar yuan (US$ 10,31 miliar) tahun ini daripada 2010, dengan total pengeluaran mencapai 601,1 miliar yuan, atau 6% dari total pengeluaran pemerintah.
Li Zhaoxing, juru bicara Kongres Rakyat Nasional mengatakan, China berkomitmen membangun secara damai serta membentuk kebijakan pertahanan nasional yang defensif secara alami, "Sebagian besar dari belanja akan dialokasikan ke peralatan, pelatihan, personel dan perbaikan fasilitas umum untuk prajurit," katanya.
Menurutnya, pemerintah selalu berusaha membatasi pengeluaran militer dan telah menetapkan anggaran pertahanan pada tingkat wajar, "Hal ini untuk memastikan keseimbangan antara pertahanan nasional dan pembangunan ekonomi," ujar Li.
Sementara PM Wen Jiabao mengatakan militerisasi ini untuk keperluan pertahanan. "Ini cukup untuk menakut-nakuti negara tetangga, seperti India, yang akan meningkatkan belanja militernya sebesar 12%," ucapnya.
China memiliki militer terbesar dunia, dengan 2,3 juta personel aktif dan 1,2 juta personel cadangan. Sementara Amerika memiliki jumlah personel aktif dan cadangan di bawah 3 juta orang. Meskipun Beijing menghabiskan biaya pertahanan jauh lebih kecil dari Washington, militer China tidak melakukan aksi militer skala internasional, hanya berkembang di negara sendiri.
Untuk kekuatan darat, China memiliki 1,9 juta personel, 14 ribu tank, 14.500 satuan artileri dan 453 helikopter. Sedangkan untuk kekuatan udara, China memiliki 470 ribu personel, 2.556 pesawat tempur, 400 jet penyerang daratan (ground attack).
Untuk kekuatan laut, China memiliki 250 ribu personel, 66 kapal selam, 27 kapal perusak, dan 52 pergat (frigate). Sementara di gudang senjata, China memiliki 100 ribu personel, 140 rudal nuklir, 1.000 antirudal.
China memiliki senjata Dong Feng 21D, rudal darat yang mampu mencapai sebuah kapal induk sejauh 2.000 mil di lepas pantai. Selain membeli hak lisensi dan mereproduksi jet tempur Sukhoi-27 dari Uni Soviet, setelah keruntuhannya.
Pada 2020 China diperkirakan akan memiliki beberapa armada kapal induk, menyesuaikan dengan kekuatan angkatan lautnya yang besar. Tahun ini armada pertamanya akan teralisasi.
Dengan pesatnya perkembangan militer China, tak heran bila para pejabat Pentagon percaya bahwa China telah diam-diam membangun pangkalan di pulau Hainan, yang mampu menampung hingga 20 kapal selam nuklir.
China kini juga telah mengembang-ujikan pertama jet tempur siluman, J 20. Adapun AS adalah satu-satunya negara lain di dunia yang memiliki pesawat tempur siluman. China sadar tidak bisa menang dalam perang konvensional terhadap AS, tetapi beberapa pihak mengetahui bahwa program perang cyber dapat memperkuat posisinya.
China mengatakan menghabiskan US$ 98,8 miliar untuk militer pada 2009. Peningkatan persentase belanja militer ini di bawah kenaikan rata-rata tahunan pada tahun-tahun menjelang 2010, ketika naik 19% per tahun. Namun, para ahli di AS dan negara lain mengatakan bahwa angka yang dipublikasikan lebih kecil dari anggaran belanja militer China sebenarnya.