Awalnya MLM, Selanjutnya ML ( Kacau ! )


CINTA memang selalu berproses, sebelum terjadi ekses. Seperti kasus Syahroni – Winarni dari Probolinggo (Jatim) ini contohnya. Awalnya mereka bertemu murni karena urusan bisnis MLM (Multi Level Marketing), tapi lama-lama berubah jadi ML (Making Love). Akhirnya laki perempuan bukan muhrim itu digerebak warga.

Untuk menambah penghasilan banyak keluarga yang melakukan bisnis MLM, tak terkecuali Syahroni, 37, seorang ustadz dari Desa Sladi Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan. Mengingat pendapatannya sebagai guru agama tidak menjanjikan, dia nyambi bisnis MLM. Lewat jaringan bawahannya (dowon line), dia kemudian diperkenalkan dengan janda muda Winarni, 35, warga Kelurahan Pilang Kecamatan Kademangan Kabupaten Probolinggo. “Orangnya cantik dan duitnya gampang,” kata Basir selalu down line Syahroni mempromosikan tetangganya.

Berkat lobi-lobi politik Syahroni – Basir, lama-lama janda yang baru 2 tahun ditinggal mati suami ini tertarik bergabung dalam jaringan MLM jaringan Syahroni. Sejak itu Syahroni menjadi sering ke rumah si janda muda. Awalnya masih ditemani oleh Basir, tapi lama-lama lancar dan akhirnya mangkat dhewe (jalan sendiri). Basir ditinggalkan dan semuanya ditangani sendiri.
Belakangan ternyata bisnis MLM Syahroni – Winarni melebar. Bukan lagi mereka mengurus usaha, tapi malah pacaran sebagaimana layaknya wanita dan lelaki.

Sejak pandangan pertama, Syahroni memang tertarik pada janda yang sekel nan cemekel itu. Kebetulan juga 2 tahun ngaplo (bengong) sepi dari kehangatan malam, aspirasi urusan bawah oknum ustadz ini segera saja ditanggapi Winarni. Ketika Syahroni menginap di rumahnya, urusan MLM itu berubah menjadi ML alias Syahroni menyetubuhi si janda kesepian.

Sejak itu Syahroni sering menginap di rumah Winarni. Warga yang tahu sejarahnya perkenalan mereka, kemudian minta pertanggungan jawab Basir. Tapi Basir sendiri tak tahu lagi bahwa keduanya sudah “jalan sendiri” tanpa kordinasi dengannya. Maka ketika kemudian terjadi hil-hil yang mustahal tersebut, dia berlagak pilon saja. Mana mungkin dia sebagai bawahan menegur atasannya. Bagaimana hirarkinya nanti? “Nggak tahu ya, itu sudah bukan urusan saya,” kata Basir berkelit.

Lama-lama warga jadi kesal, apa lagi belakangan Syahroni makin mbagusi saja. Dia pergi pakai mobil Warsini, pulang-pulang masuk garasi krekeppppp….. dan tak muncul lagi. Dia baru pulang tengah malam, atau malah berbarengan dengan ayam berkokok menyambut pagi. Jalannya wihhh…….., jan ngewak-ewakake (bikin iri), maklumlah habis entuk-entukan!
Beberapa hari lalu warga sepakat menggerebeknya.

Tahu bahwa Syahroni belum lama masuk ke rumah si janda, penduduk segera menggerebeknya. Winarni – Syahroni tidak tidur bersama satu ranjang. Tapi yang mencurigakan, di kamar itu oknum ustadz ini tidur hanya sarungan dan tanpa baju. Saat dibangunkan, dia sepertinya kebingungan. Yang bikin warga marah, saat disingkap sarungnya, ternyata sama sekali dia tak mengeakan celana dalam. “Wah, burungnya pasti baru saja berlaga nih…..,” kata warga kesal.

Selanjutnya bisa ditebak, tangan warga tanpa dikomado langsung ketepak-ketepuk di gundul Syahroni. Dalam kondisi lumayan babak belur dia langsung diserahkan ke Polsek Kademangan untuk menjalani pemeriksaan. Warga mengumpat pasangan mesum itu bergantian. Ada yang memaki “simbokku juga janda, tapi nggak gatel macam kamu”. Paling parah, ada yang menyarankan “burung” Syahroni dipotret saja dan dimuat di teve.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Belajar Bahasa Inggris