Aksi pelecehan seksual yang menimpa kaum perempuan di atas bus Transjakarta kembali terjadi. Perlakuan tidak menyenangkan itu dialami oleh dua orang berinisial DW (22) serta NN (23) yang merupakan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dan Universitas Trisakti.
Kepada petugas, kedua mahasiswi ini mengaku mendapatkan perlakuan tidak senonoh dari DA (35), seorang oknum Pegawai Negeri Sipil Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Merasa dilecehkan, keduanya pun lalu melaporkan kejadian yang baru dialaminya tersebut ke Polres Jakarta Pusat.
Seperti dituturkan NN, peristiwa itu bermula saat dirinya dan DW tengah menumpangi bus Transjakarta dari arah Cempakaputih menuju Harmoni. Saat itu, keadaan bus syarat dengan muatan penumpang. Tak lama setelah berada di atas bus, NN mulai merasakan tangan halusnya dipegangi oleh tersangka DA. Hal yang sama juga dirasakan oleh DW. “Saat bus sedang mengerem dia pura-pura mencium tangan saya,” kata Neneng saat melaporkan kejadian itu ke Mapolres Jakarta Pusat.
Mengetahui jadi objek pelecehan seks di dalam bus Transjakarta, NN bersama dengan DW pun kemudian berteriak meminta pertolongan. Mendengar teriakan korban, penumpang lain yang berada di dalam busway kemudian mengamankan DA dan bahkan sempat menghakiminya. Beruntung, oleh petugas busway, keributan dapat dilerai untuk kemudian menggelandang DA ke Mapolres Jakarta Pusat di Jalan Kramat Raya.
Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Hamidin, membenarkan insiden pelecehan terjadi saat pelaku dan korban menaiki busway secara bersamaan. Adapun modus yang dilakukan, pelaku berpura-pura menempelkan tubuhnya dan menciumi tangan korban serta memegangi bagian tubuh lainnya. “Pelaku dan korban telah menjalani pemeriksaan. Pelaku diancam dengan pasal 281 KUHP tentang Kesusilaan,” tegas Hamidin.
Kepada petugas, kedua mahasiswi ini mengaku mendapatkan perlakuan tidak senonoh dari DA (35), seorang oknum Pegawai Negeri Sipil Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Merasa dilecehkan, keduanya pun lalu melaporkan kejadian yang baru dialaminya tersebut ke Polres Jakarta Pusat.
Seperti dituturkan NN, peristiwa itu bermula saat dirinya dan DW tengah menumpangi bus Transjakarta dari arah Cempakaputih menuju Harmoni. Saat itu, keadaan bus syarat dengan muatan penumpang. Tak lama setelah berada di atas bus, NN mulai merasakan tangan halusnya dipegangi oleh tersangka DA. Hal yang sama juga dirasakan oleh DW. “Saat bus sedang mengerem dia pura-pura mencium tangan saya,” kata Neneng saat melaporkan kejadian itu ke Mapolres Jakarta Pusat.
Mengetahui jadi objek pelecehan seks di dalam bus Transjakarta, NN bersama dengan DW pun kemudian berteriak meminta pertolongan. Mendengar teriakan korban, penumpang lain yang berada di dalam busway kemudian mengamankan DA dan bahkan sempat menghakiminya. Beruntung, oleh petugas busway, keributan dapat dilerai untuk kemudian menggelandang DA ke Mapolres Jakarta Pusat di Jalan Kramat Raya.
Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Hamidin, membenarkan insiden pelecehan terjadi saat pelaku dan korban menaiki busway secara bersamaan. Adapun modus yang dilakukan, pelaku berpura-pura menempelkan tubuhnya dan menciumi tangan korban serta memegangi bagian tubuh lainnya. “Pelaku dan korban telah menjalani pemeriksaan. Pelaku diancam dengan pasal 281 KUHP tentang Kesusilaan,” tegas Hamidin.
