Nojoud Ali, sudah menjadi janda |
Indahnya dunia anak-anak tidak dirasakan Nojoud Ali. Bocah Yaman itu dipaksa menikah saat menginjak usia 8 tahun. Kini, saat usianya 10 tahun, Nojoud menyandang status janda.
Tapi, tidak mau terpuruk berlama-lama, dia pun bangkit sembari menuangkan kisah pahitnya itu dalam sebuah otobiografi bertajuk Me, Nojoud, 10, Divorcee (Aku, Nojoud, 10, Janda) yang diperkirakan menjadi best seller di seluruh dunia.
Senin (2/2) janda belia itu me-launching buku perdana tersebut di Pantin, pinggiran Kota Paris, Prancis. Paparan kisah yang kali pertama diangkat organisasi hak asasi perempuan itu diterbitkan penerbit Prancis, Michel Lafon Publishing Company.
Dilaporkan Daily Mail, sejumlah penerbit Inggris sudah antre untuk mendapatkan hak publikasi buku Nojoud Ali tersebut.
"Saat ini, yang paling saya inginkan adalah kembali ke sekolah supaya bisa menjadi pengacara dan membantu anak-anak lain yang bernasib seperti saya," tegas mantan istri Faez Ali Thameur tersebut.
Tahun lalu, pengadilan Yaman membatalkan pernikahan Nojoud Ali dan sang suami yang sudah berusia 29 tahun.
Fenomena kawin paksa dan menikah di bawah umur, sebenarnya, bukan berita baru di Yaman. Di negara miskin itu, batas usia minimum pengantin perempuan adalah 15 tahun.
Namun, dengan syarat dan kondisi tertentu, batas minimum tersebut bisa diturunkan. Asalkan, secara bilogis, calon mempelai wanita sudah "siap". Parahnya, saat itu, orang tua Nojoud Ali menganggap putri mereka layak menikah.
"Saya terpaksa menikahkan putri saya karena terus-menerus diancam keluarga calon suaminya," ungkap Mohammad Ali Al-Ahdal, ayah Nojoud Ali.
Sebelumnya, putri sulung Ali diculik selama beberapa tahun dan dipaksa menikah dengan penculiknya.