Ghailani, Koki Osama Bernilai Rp 50 Miliar !


Tahanan pertama Teluk Guantanamo yang dibawa untuk diadili di AS, Ahmed Khalfan Ghailani, dianggap sebagai anggota penting Al Qaeda.

Seperti dilansir AFP, ia menghadapi tuduhan teror karena pemboman Kedutaan besar AS di Afrika barat pada 1988 yang menewaskan lebih dari 200 orang.

Ghailani, seorang Tanzania yang juga dikatakan pernah menjadi koki Osama bin Laden, menghadapi 286 tuduhan terpisah yang dikemukakan dalam dakwaannya Maret 2001. Di antaranya konspirasi untuk membunuh, membom, memuntungi dan menggunakan senjata pemusnah massal terhadap warga AS, tuduhan yang mengancamnya hukuman mati.

Ia juga dituduh berkonspirasi dengan Bin Laden dan anggota Al Qaeda lainnya "untuk membunuh orang Amerika di manapun di dunia". Ia di urutan kedelapan dalam daftar orang yang paling dicari FBI dan kepalanya dihargai 5 juta dollar AS (sekitar Rp 50 miliar). Ia mempunyai sejumlah nama alias termasuk Foopie dan Ahmed Tanzania.

Sebagian besar dari tuduhan terhadapnya berkaitan sejumlah pemboman yang hampir bersamaan pada 7 Agustus yang menewaskan 213 orang di Nairobi, 11 orang di Dar es Salaam dan melukai lebih dari 5.000 orang yang lain.

Pertama tetangkap di Pakistan pada 2004, Ghailani ditahan sejak 2006 di Teluk Guantanamo, pangkalan angkatan laut AS tempat sebanyak 240 tersangka "perang atas teror" ditahan, untuk menghadapi pengadilan di pengadilan sipil di AS.

Ghailani, diperkirakan lahir sekitar 1974 di Zanzibar, Tanzania. Ia adalah satu dari 15 tahanan yang dikirim dari tahanan rahasia CIA di luar negeri ke Guantanamo. Pihak berwenang New York pertama mendakwanya pada Desember 1998.

Pria bermuka seperti bayi dengan mata coklat dan rambut hitam itu dituduh telah membeli kendaraan yang membawa silinder gas dan TNT yang digunakan untuk membuat bom yang menghantam kedutaan besar AS di Tanzania pada 7 Agustus 1998.

Pada hari sebelum pemboman kedutaan itu, Ghailani pertama pindah ke Afganistan, tempat ia mengikuti latihan di kamp Al Qaeda. Segera sesudah serangan AS di Afganistan pada Oktober 2001 dan jatuhnya Taliban, Ghailani melarikan diri ke Karachi, Pakistan, sebelum pindah ke Waziristan Selatan pada 2003.

Menurut satu sumber polisi, Ghailani tertangkap di Gujarat, 160 Km di timur Islamabad pada Juli 2004 berkat informasi dari seorang pria yang biasa memberi pasokan makanan di tempat persembunyiannya bersama istri dan beberapa gerilyawan lain. Sebanyak 13 orang, termasuk istrinya yang orang Uzbekistan, dua orang Afrika Selatan dan beberapa anak ditangkap dalam serangan polisi menyusul tembak-menembak yang berlangsung hampir delapan jam.

kompas.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Belajar Bahasa Inggris