Mbah Ganti, Minum Minyak Tanah Sejak Kecil, Tak Minum Sehari Badan Terasa Sakit
Di usianya yang sudah menginjak 71 tahun, Guno Ganti tetap menikmati kesukaannya, yakni minum minyak tanah. Kebiasaan aneh itu dilakukan sejak masih kecil. Bagi masyarakat umum, minyak tanah biasanya digunakan untuk bahan alat penerang atau minyak kompor. Namun bagi Mbah Ganti, nama panggilannya, minyak tanah itu sudah merupakan “kebutuhan pokok” dirinya. Hidupnya tidak nyaman kalau sehari tidak meneguk minyak tanah.
“Pokoknya enak. Saya minum (minyak tanah) sejak kecil,” tutur Mbah Ganti ketika ditemui di kediamannya di Desa Boreh Bangle, Kecamatan Meraurak, Kabupaten Tuban, Minggu (28/6). Meski sudah uzur, ayah enam anak ini tampak masih sangat segar. Ia juga masih gesit menjalani rutinitasnya sehari-hari sebagai buruh tani. Meski upahnya sangat kecil, pekerjaan itu ia harus lakukan karena tidak ada pilihan lain.
Mbah Gani tinggal di sebuah rumah dari kayu yang berada di sebelah barat kota Tuban berjarak sekitar 15 kilometer. Di rumah tersebut, Mbah Ganti tinggal bersama sang istri Sutinem, 65. Anak-anaknya sudah pada berkeluarga dan tinggal di rumahnya masing-masing.
Dalam keseharianya, Mbah Ganti mengaku nyaris tidak pernah sakit. Diyakini, hal itu lantaran ia terbiasa mengkonsumsi minyak tanah. “Sudah terbiasa. Sejak kecil juga minumnya ini,” katanya sambil menenggak segelas minyak tanah.
Kakek tua renta itu mengaku biasa menenggak minyak tanah setiap kali mau berangkat kerja dan saat pulang dari sawah. Katanya, dengan meminum bahan bakar tersebut badannya bisa kembali segar. “Rasanya biasa. Tapi kalau setelah minum badan lebih enak,” aku Mbah Ganti sambil menanggalkan bajunya karena merasa sumuk.
Setiap hari, Mbah Gani minum minyak tanah rata-rata satu liter. Dia sempat mengeluh ketika minyak tanah sedang langka atau ketika muncul kabar harga minyak tanah akan naik. Pasalnya, bahan bakar satu ini sudah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupannya. Semenjak muda, Mbah Ganti mengaku jarang menderita sakit. Hingga di usianya yang sudah senja ini dia masih beraktifitas. Tidak seperti orang tua pada umumnya.
Diceritakan, kebiasaan mengkonsumsi minyak tanah berawal saat masih kecil. Ketika itu, dia menumpahkan minyak tanah milik orangtuanya dari botol yang disimpan di dapur. Karena dikira yang tumpah itu adalah minuman, dia langsung menenggak minyak tanah yang tumpah tersebut.
Setelah kejadian itu, Mbah Gani beberapa kali mengulangi minum minyak tanah. Hingga saking seringnya, dia menjadi terbiasa dan seperti sudah ketagihan. Sampai-sampai sehari saja tidak minum, sekujur tubuhnya terasa pegal-pegal dan sakit. “Saya juga bisa minum bensin atau solar,” katanya.
Hingga saa ini, belum ada efek samping yang nampak jelas terhadap kehidupan Mbah Ganti akibat kebiasannya mengonsumsi minyak tanah. Hanya saja, di usianya sekarang, indera pendengaran Mbah Ganti agar berkurang. Ia agak sulit diajak ngomong karena kurang jelas mendengar perkataan dari orang lain.
Sementara itu, dokter Bambang Lukmantono mengungkapkan kebiasaan yang dilakukan Mbah Ganti yang sejak kecil doyan minum minyak tanah merupakan kebiasan aneh dan menyimpang. Menurutnya, mengkonsumsi minyak tanah dan sejenisnya dapat mengakibatkan gangguan pencernaan, terutama fungsi ginjal dan hati. Kalau ternyata sampai sekarang belum terasa akibatnya, bisa jadi lantaran tubuh yang bersangkutan masih bisa mentolelir minyak tanah yang masuk ke tubuhnya.
“Tapi kalau dikonsumsi secara berlebihan, tentunya bakal berakibat fatal hingga mengakibatkan kematian,” tegas pemilik Rumah Sakit Husada Indah Tuban itu. Bambang menyarankan, kebiasaan Mbah Ganti itu harus dihentikan karena merupakan penyimpangan yang sangat berbahaya. Fungsi organ dalam tubuhnya bisa terkena racun yang terkandung dalam minyak tanah. “Itu kebiasaan buruk, dan tak bisa ditiru,” tegas dr Bambang.
Di usianya yang sudah menginjak 71 tahun, Guno Ganti tetap menikmati kesukaannya, yakni minum minyak tanah. Kebiasaan aneh itu dilakukan sejak masih kecil. Bagi masyarakat umum, minyak tanah biasanya digunakan untuk bahan alat penerang atau minyak kompor. Namun bagi Mbah Ganti, nama panggilannya, minyak tanah itu sudah merupakan “kebutuhan pokok” dirinya. Hidupnya tidak nyaman kalau sehari tidak meneguk minyak tanah.
“Pokoknya enak. Saya minum (minyak tanah) sejak kecil,” tutur Mbah Ganti ketika ditemui di kediamannya di Desa Boreh Bangle, Kecamatan Meraurak, Kabupaten Tuban, Minggu (28/6). Meski sudah uzur, ayah enam anak ini tampak masih sangat segar. Ia juga masih gesit menjalani rutinitasnya sehari-hari sebagai buruh tani. Meski upahnya sangat kecil, pekerjaan itu ia harus lakukan karena tidak ada pilihan lain.
Mbah Gani tinggal di sebuah rumah dari kayu yang berada di sebelah barat kota Tuban berjarak sekitar 15 kilometer. Di rumah tersebut, Mbah Ganti tinggal bersama sang istri Sutinem, 65. Anak-anaknya sudah pada berkeluarga dan tinggal di rumahnya masing-masing.
Dalam keseharianya, Mbah Ganti mengaku nyaris tidak pernah sakit. Diyakini, hal itu lantaran ia terbiasa mengkonsumsi minyak tanah. “Sudah terbiasa. Sejak kecil juga minumnya ini,” katanya sambil menenggak segelas minyak tanah.
Kakek tua renta itu mengaku biasa menenggak minyak tanah setiap kali mau berangkat kerja dan saat pulang dari sawah. Katanya, dengan meminum bahan bakar tersebut badannya bisa kembali segar. “Rasanya biasa. Tapi kalau setelah minum badan lebih enak,” aku Mbah Ganti sambil menanggalkan bajunya karena merasa sumuk.
Setiap hari, Mbah Gani minum minyak tanah rata-rata satu liter. Dia sempat mengeluh ketika minyak tanah sedang langka atau ketika muncul kabar harga minyak tanah akan naik. Pasalnya, bahan bakar satu ini sudah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupannya. Semenjak muda, Mbah Ganti mengaku jarang menderita sakit. Hingga di usianya yang sudah senja ini dia masih beraktifitas. Tidak seperti orang tua pada umumnya.
Diceritakan, kebiasaan mengkonsumsi minyak tanah berawal saat masih kecil. Ketika itu, dia menumpahkan minyak tanah milik orangtuanya dari botol yang disimpan di dapur. Karena dikira yang tumpah itu adalah minuman, dia langsung menenggak minyak tanah yang tumpah tersebut.
Setelah kejadian itu, Mbah Gani beberapa kali mengulangi minum minyak tanah. Hingga saking seringnya, dia menjadi terbiasa dan seperti sudah ketagihan. Sampai-sampai sehari saja tidak minum, sekujur tubuhnya terasa pegal-pegal dan sakit. “Saya juga bisa minum bensin atau solar,” katanya.
Hingga saa ini, belum ada efek samping yang nampak jelas terhadap kehidupan Mbah Ganti akibat kebiasannya mengonsumsi minyak tanah. Hanya saja, di usianya sekarang, indera pendengaran Mbah Ganti agar berkurang. Ia agak sulit diajak ngomong karena kurang jelas mendengar perkataan dari orang lain.
Sementara itu, dokter Bambang Lukmantono mengungkapkan kebiasaan yang dilakukan Mbah Ganti yang sejak kecil doyan minum minyak tanah merupakan kebiasan aneh dan menyimpang. Menurutnya, mengkonsumsi minyak tanah dan sejenisnya dapat mengakibatkan gangguan pencernaan, terutama fungsi ginjal dan hati. Kalau ternyata sampai sekarang belum terasa akibatnya, bisa jadi lantaran tubuh yang bersangkutan masih bisa mentolelir minyak tanah yang masuk ke tubuhnya.
“Tapi kalau dikonsumsi secara berlebihan, tentunya bakal berakibat fatal hingga mengakibatkan kematian,” tegas pemilik Rumah Sakit Husada Indah Tuban itu. Bambang menyarankan, kebiasaan Mbah Ganti itu harus dihentikan karena merupakan penyimpangan yang sangat berbahaya. Fungsi organ dalam tubuhnya bisa terkena racun yang terkandung dalam minyak tanah. “Itu kebiasaan buruk, dan tak bisa ditiru,” tegas dr Bambang.