Potret Pelacuran di Kali Angke !


Warga Kelurahan Wijayakusuma, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, meminta aparat segera menertibkan aktivitas prostitusi di Jalan Tubagus Angke, yang berlokasi di bantaran Kali Angke. Aktivitas pekerja seks komersial (PSK) di sana dinilai sangat meresahkan masyarakat.

"Kami minta aparat jangan tutup mata dengan aktivitas prostitusi di bantaran Kali Angke. Karena sudah sangat mengganggu ketertiban umum dan membuat warga resah. Apalagi sebentar lagi memasuki bulan puasa," ujar Hadidoyo, tokoh masyarakat Kelurahan Wijayakusuma.

Penjaga makam keramat Pangeran Wijaya Kusama ini menyayangkan belum adanya tindakan tegas dari aparat. Menurutnya, saat ini jumlah PSK yang mangkal semakin banyak. Bahkan, kini mulai muncul pedagang minuman keras. "Mau jadi apa wilayah ini? Apa mau dijadikan tempat prostitusi terbesar di Jakarta seperti Keramat Tunggak dulu?" cetusnya.

Keluhan yang sama juga disampaikan warga yang berada di seberang Kali Angke. Ina (34), warga RT 02 RW 03 Kelurahan Kapuk, Cengkareng, mengaku tak nyaman dengan keberadaan pelacur di bantaran Kali Angke tersebut. Pasalnya, belum lama berlalu dia sempat memergoki suaminya berada di lokasi itu. "Kesel Mas, perempuan murahan itu pandai merayu. Ditangkap aja lalu diusir dari Jakarta," kata ibu dua anak ini dengan nada tinggi.

Lantas bagaimana tanggapan aparat terkait maraknya PSK di bantaran Kali Angke itu? Kasi Operasional Satpol PP Jakarta Barat, Choiruddin, mengaku sudah menyusun rencana penertiban di lokasi tersebut. Dia mengatakan, masalah pelacuran di bantaran Kali Angke telah menjadi target penertiban menjelang bulan Ramadhan ini. "Tunggu saja tanggal mainnya," ujarnya.

Komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Barat untuk menjaga ketenangan selama bulan puasa juga dilakukan Suku Dinas Pariwisata setempat. Sudin Pariwisata Jakbar akan mengatur waktu operasional tempat hiburan malam dan menindak tempat hiburan yang melanggar.

"Kita sedang mendata jumlah tempat hiburan, tempat penginapan, dan panti pijat yang ditenggarai dapat mengganggu umat muslim yang menjalankan ibadah. Karena jumlahnya bisa saja bertambah dibanding tahun lalu atau berkurang karena sudah tutup. Tapi tempat hiburan yang telah menjadi langganan penertiban telah kita peringatan agar mematuhi peraturan," tegas Witarsa Tambunan, Kasudin Pariwisata Jakbar.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Belajar Bahasa Inggris