Sekolah Okey, Jadi PSK pun Boleh !


Dari 239 orang wanita pekerja seks komersial (PSK) di Kota Sukabumi, ternyata sekitar 25 persennya termasuk masih berstatus pelajar. Hal tersebut diketahui dari Gerakan Penanggulangan Narkoba dan HIV/AIDS (GPNA) Kota Sukabumi. Meskipun aktivitas yang dilakukan para pelajar tersebut bukan kegiatan tetap, namun aktivitas pelajar tersebut memprihatinkan dunia pendidikan di Kota Sukabumi.

Koordinator Lapangan Gerakan Penanggulangan Narkoba dan HIV/AIDS (GPNA) Kota Sukabumi, Den Huri, baru-baru ini mengatakan meskipun para pelajar itu melakukannya hanya di waktu-waktu tertentu saja, namun sangat memprihatinkan. Dikatakannya pula, meskipun yang dilakukan para pelajar perempuan itu bukan menjadi kegiatan tetap, tapi hanya sebagai pemandu lagu, hingga sales promotion girl (SPG). Sisanya, PSK langsung berstatus pekerja swasta. Meskipun PSK langsung masih berstatus mahasiswi, atau duduk di bangku SLTP/SLTA, persentasenya relatif sangat sedikit, kata Den Huri.

Sementara itu, jumlah PSK tetap mencapai 537 orang. Mereka melakukan aktivitasnya di sejumlah tempat prostitusi yang ada di Kota Sukabumi. Mereka melakukan prostitusi sebagai profesi guna memperoleh pendapatan guna keperluan sehari-hari.
Para PSK tetap itu melakukan aktivitas prostitusinya untuk memperoleh penghasilan dan memenuhi kebutuhan sehari-harinya,” ujar Den Huri.

Disamping itu, menurut Den Huri lagi, data yang ada mengungkapkan bahwa tidak kurang dari 4.000 pria hidung belang berhasil didata GPNA. Para hidung belang itu, diyakini sering melakukan aktivitas seksual dengan para PSK tidak tetap maupun tetap.

Dengan maraknya PSK ini, diperoleh keterangan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, bahwa sebanyak 244 orang meninggal dunia diduga akibat AIDS. Walaupun kondisi kesehatan penderita lainnya yang diperkirakan berjumlah 121 orang masih relativ sehat. Apalagi dari jumlah penderita yang kini masih bertahan hidup, terdapat 30 orang sudah masuk kategori AIDS dengan status stadium empat. Sementara itu, sisanya 81 orang kini masih mengidap HIV.

“Mengingat usia bertahan hidup penderita virus tersebut relative sangat pendek. Diperkirakan mereka akan bertahan hidup hanya dua tahunan. Walaupun perkiraan itu hanya bersifat asumsi sementara, karena tergantung kondisi kesehatan para penderita,” kata Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, dr. Ritta Fitrianingsih.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Belajar Bahasa Inggris