Dua perempuan petani cabai tewas mengenaskan setelah gubuk mereka diobrak-abrik sepasang gajah yang sedang berahi. Keduanya, Nuraini (28) dan Idawati (22), warga Desa Kupula, Kecamatan Muara Tiga, Pidie, saat itu sedang sarapan pagi bersama tujuh orang petani lain di sebuah gubuk di Desa Jok, Kecamatan Padang Tiji, sekitar 13 kilometer dari Kecamatan Laweung.
Insiden terjadi Selasa ketika tujuh orang petani cabai yang semuanya perempuan sedang duduk di dalam gubuk kebun sambil menikmati sarapan pagi. Tiba-tiba dari arah depan gubuk muncul dua ekor gajah berukuran besar. Satwa dilindungi ini langsung menghampiri gubuk. Seekor di antaranya mengobrak-abrik gubuk tempat rombongan petani berkumpul.
Di tengah kepanikan luar biasa karena diserang gajah, mereka berhamburan menyelamatkan diri. Nuraini, yang juga berusaha lari, tersandung kayu sehingga terjatuh. Saat itulah, kaki gajah menginjak bagian punggung korban.
Adapun Idawati yang bersembunyi tak jauh dari Nuraini berusaha menyelamatkan diri dalam posisi merebahkan diri ke tanah. Namun malang, ia pun terinjak gajah yang sedang murka itu.
Syasidar (24), adik Nuraini, saat ditemui di rumah duka, Desa Kupula, Kecamatan Muara Tuga, menuturkan, saat kejadian, ia bersama adiknya, Suriani (23), dan tiga rekannya yang lain berhasil lari. Adapun kakaknya, Nuraini dan saudaranya, Idawati, terinjak gajah, persisnya saat gajah itu berlalu setelah mengobrak-abrik gubuk.
"Gajah itu sebenarnya tidak bermaksud mengejar kami. Ia pergi setelah menghancurkan gubuk. Saat meninggalkan gubuk itulah, kakak saya terinjak. Begitu juga Idawati," kata Syasidar.
Nuraini yang kritis sempat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. "Namun, kakak saya meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit karena pendarahan berat, sedangkan Idawati meninggal di lokasi kejadian," ujar Syasidar terbata-bata.
Menurut warga, dua ekor gajah berjenis kelamin jantan dan betina itu berasal dari Gunung Seulawah. Karena sedang berahi, kedua gajah itu memisahkan diri dari kawanannya untuk kawin. Namun, di hutan tidak ada tempat berlindung sehingga pasangan gajah ini turun ke kebun rakyat. "Gajah itu mengamuk karena habitatnya (hutan) telah hancur," kata seorang warga.
Camat Muara Tiga, Pidie, Azhari Yacob SH membenarkan dua warganya tewas akibat terinjak gajah. Pihaknya sudah melaporkan peristiwa itu ke pemerintah atasan.
Menurut Azhari, selama ini warganya yang mayoritas petani cabai belum pernah diusik gajah. "Baru kali ini ada warga meninggal dunia diinjak gajah," ujar Azhari.
Seperti biasa, kata Camat Azhari, petani cabai berangkat dari rumah sekitar pukul 07.00 WIB dengan menumpang L-300. Selanjutnya, mereka berjalan kaki selama 1,5 jam dengan jarak tempuh enam kilometer. "Saat ini petani cabai sedang panen raya dan harganya tinggi. Warga sangat bersemangat bekerja," kata Azhari.acet parah, tidak satu pun polisi tampak di lokasi.
Insiden terjadi Selasa ketika tujuh orang petani cabai yang semuanya perempuan sedang duduk di dalam gubuk kebun sambil menikmati sarapan pagi. Tiba-tiba dari arah depan gubuk muncul dua ekor gajah berukuran besar. Satwa dilindungi ini langsung menghampiri gubuk. Seekor di antaranya mengobrak-abrik gubuk tempat rombongan petani berkumpul.
Di tengah kepanikan luar biasa karena diserang gajah, mereka berhamburan menyelamatkan diri. Nuraini, yang juga berusaha lari, tersandung kayu sehingga terjatuh. Saat itulah, kaki gajah menginjak bagian punggung korban.
Adapun Idawati yang bersembunyi tak jauh dari Nuraini berusaha menyelamatkan diri dalam posisi merebahkan diri ke tanah. Namun malang, ia pun terinjak gajah yang sedang murka itu.
Syasidar (24), adik Nuraini, saat ditemui di rumah duka, Desa Kupula, Kecamatan Muara Tuga, menuturkan, saat kejadian, ia bersama adiknya, Suriani (23), dan tiga rekannya yang lain berhasil lari. Adapun kakaknya, Nuraini dan saudaranya, Idawati, terinjak gajah, persisnya saat gajah itu berlalu setelah mengobrak-abrik gubuk.
"Gajah itu sebenarnya tidak bermaksud mengejar kami. Ia pergi setelah menghancurkan gubuk. Saat meninggalkan gubuk itulah, kakak saya terinjak. Begitu juga Idawati," kata Syasidar.
Nuraini yang kritis sempat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. "Namun, kakak saya meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit karena pendarahan berat, sedangkan Idawati meninggal di lokasi kejadian," ujar Syasidar terbata-bata.
Menurut warga, dua ekor gajah berjenis kelamin jantan dan betina itu berasal dari Gunung Seulawah. Karena sedang berahi, kedua gajah itu memisahkan diri dari kawanannya untuk kawin. Namun, di hutan tidak ada tempat berlindung sehingga pasangan gajah ini turun ke kebun rakyat. "Gajah itu mengamuk karena habitatnya (hutan) telah hancur," kata seorang warga.
Camat Muara Tiga, Pidie, Azhari Yacob SH membenarkan dua warganya tewas akibat terinjak gajah. Pihaknya sudah melaporkan peristiwa itu ke pemerintah atasan.
Menurut Azhari, selama ini warganya yang mayoritas petani cabai belum pernah diusik gajah. "Baru kali ini ada warga meninggal dunia diinjak gajah," ujar Azhari.
Seperti biasa, kata Camat Azhari, petani cabai berangkat dari rumah sekitar pukul 07.00 WIB dengan menumpang L-300. Selanjutnya, mereka berjalan kaki selama 1,5 jam dengan jarak tempuh enam kilometer. "Saat ini petani cabai sedang panen raya dan harganya tinggi. Warga sangat bersemangat bekerja," kata Azhari.acet parah, tidak satu pun polisi tampak di lokasi.