Persidangan 5 Eksekutor Nasrudin Dijaga Ketat
Isu terorisme juga dimanfaatkan dalam kasus pembunuhan Direktur PRB Nasrudin Zulkarnaen. Eksekutor pembunuhan Nasrudin diyakinkan bahwa suami Rhani Julianti itu adalah penyandang dana teroris.
Hal itu terungkap dalam BAP terdakwa Hendrikus Kia Walen yang dibacakan kuasa hukumnya dalam persidangan di PN Tangerang, Banten.
Dalam keterangannya, Hendrikus mengungkapkan, saat dia diperintah oleh Eduardus Ndopo Mbete alias Edo untuk menghabisi nyawa Nasrudin yang fotonya terlebih dahulu ditunjukkan kepadanya. Saat itu ia sempat menanyakan dahulu kepada Edo, kenapa orang yang ada di foto itu harus dibunuh. Dan Edo menjawab bahwa orang yang harus dibunuh itu adalah pengacau pemilu dan jaringan teroris.
"Orang yang akan dibunuh adalah orang yang akan mengacaukan pemilu dan dia jaringan teroris dan salah satu pendananya," terang salah satu pengacara Hendrikus mengutip isi BAP.
Lalu Hendrikus sempat bertanya lagi. "Lalu saat itu saya bertanya kepada Edo, kenapa harus kita yang lakukan bila itu kerjaan negara, kan sudah ada polisi dan tentara."
Dan Edo menjawab," Ini rahasia negara dan tidak boleh banyak orang yang tahu, dan pekerjaan ini dari Bang Jerry dan Pak Willi yang kombes itu."
Dari keterangan Hendrikus juga diketahui bahwa semua eksekutor Nasrudin memahami kalau tugas menghabisi nyawa Dirut PT PRB itu adalah tugas negara.
Peran Hendrikus Kia Walen dalam pembunuhan Nasrudin sebagai pengawas jalannya eksekusi. Hendrikus juga yang menerima order pembunuhan dari Edo, dan kemudian mengajak Fransiscus Tadons Keran untuk mencari eksekutor yakni Daniel Daen dan Heri Santoso.
http://www.detiknews.com/read/2009/08/26/145744/1190101/10/nasrudin-dihabisi-karena-disebut-penyandang-dana-teroris
Isu terorisme juga dimanfaatkan dalam kasus pembunuhan Direktur PRB Nasrudin Zulkarnaen. Eksekutor pembunuhan Nasrudin diyakinkan bahwa suami Rhani Julianti itu adalah penyandang dana teroris.
Hal itu terungkap dalam BAP terdakwa Hendrikus Kia Walen yang dibacakan kuasa hukumnya dalam persidangan di PN Tangerang, Banten.
Dalam keterangannya, Hendrikus mengungkapkan, saat dia diperintah oleh Eduardus Ndopo Mbete alias Edo untuk menghabisi nyawa Nasrudin yang fotonya terlebih dahulu ditunjukkan kepadanya. Saat itu ia sempat menanyakan dahulu kepada Edo, kenapa orang yang ada di foto itu harus dibunuh. Dan Edo menjawab bahwa orang yang harus dibunuh itu adalah pengacau pemilu dan jaringan teroris.
"Orang yang akan dibunuh adalah orang yang akan mengacaukan pemilu dan dia jaringan teroris dan salah satu pendananya," terang salah satu pengacara Hendrikus mengutip isi BAP.
Lalu Hendrikus sempat bertanya lagi. "Lalu saat itu saya bertanya kepada Edo, kenapa harus kita yang lakukan bila itu kerjaan negara, kan sudah ada polisi dan tentara."
Dan Edo menjawab," Ini rahasia negara dan tidak boleh banyak orang yang tahu, dan pekerjaan ini dari Bang Jerry dan Pak Willi yang kombes itu."
Dari keterangan Hendrikus juga diketahui bahwa semua eksekutor Nasrudin memahami kalau tugas menghabisi nyawa Dirut PT PRB itu adalah tugas negara.
Peran Hendrikus Kia Walen dalam pembunuhan Nasrudin sebagai pengawas jalannya eksekusi. Hendrikus juga yang menerima order pembunuhan dari Edo, dan kemudian mengajak Fransiscus Tadons Keran untuk mencari eksekutor yakni Daniel Daen dan Heri Santoso.
http://www.detiknews.com/read/2009/08/26/145744/1190101/10/nasrudin-dihabisi-karena-disebut-penyandang-dana-teroris
