Seratus lebih ayam milik warga Desa Daroy Kameu, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, mati bergelimpangan setelah dimangsa binatang misterius.
Belum ada penjelasan resmi tentang jenis binatang pemangsa itu. Namun, masyarakat menyebutnya “monster” hidung merah (sejenis musang) dan ada pula yang menduga rimueng buloh (macan akar). Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh juga ikut menyelidiki kematian sekandang ayam milik Ismail, warga Daroy Kameu tersebut.
“Kami berkesimpulan, binatang yang memangsa seratusan ayam itu masih termasuk keluarga musang, tapi ini kelompok hidung merah yang biasanya mencari makan secara bergerombol di malam hari,” ujar Abu Bakar, Kepala BKSDA Aceh.
Selain rimueng buloh, beberapa masyarakat Daroy Kameu juga memperkirakan, ayam tersebut dimangsa harimau, apalagi di sekitar kandang ayam itu terdapat jejak kaki mirip kaki kucing tapi ukurannya besar. Menurut Ismail, si pemilik ayam, pintu kandang miliknya memang setiap malam tidak ditutup. Anehnya, tambah Ismail, hanya berselang 5 meter dari kandang itu juga ada kandang bebek, tetapi tidak diganggu.
Biasanya, setiap malam ada orang yang tidur di gudang padi milik Ismail yang juga berdekatan dengan kandang ayam. “Selama bulan puasa, tak ada orang yang tidur di gudang,” ujarnya.
Masih menurut keterangan Ismail, kandang ayam itu berada dalam lingkungan penduduk. Namun, tak seorang pun yang mendengar suara ayam ketika dibantai “monster” hidung merah itu.
“Rumah Pak Nurdin hanya terpaut 50 meter dari kandang ayam, tapi Nurdin mengaku tak mendengar suara ayam. Mungkin juga ayam-ayam itu dibantai ketika turun hujan lebat,” ujar pemilik ayam. Anehnya lagi, semua ayam yang dibantai itu terlihat terkelupas kulitnya dan darah tidak berceceran di lantai kandang atau di luar kandang.
Si hidung merah
Sementara itu, Abu Bakar mengakui, petugas BKSDA telah melakukan penyelidikan soal ayam mati tersebut. Namun, mereka belum mengetahui persis nama predator yang terlibat. “Tapi binatang itu masuk keluarga musang dari kelompok hidung merah yang hanya mengisap darah binatang yang dimangsanya,” kata Abu Bakar.
Biasanya musang jenis hidung merah itu mencari makan pada malam hari secara berkelompok. Hal itu sesuai dengan jejak kaki di lokasi yang diperkirakan berjumlah 6-8 ekor. “Ini kasus yang pertama kami temukan. Untuk menyikapi permasalahan ini, kami sedang berupaya berkoordinasi dengan dinas peternakan dan tim dokter hewan dari BKSDA Aceh,” tambahnya.
VIdeo >>>>>
Belum ada penjelasan resmi tentang jenis binatang pemangsa itu. Namun, masyarakat menyebutnya “monster” hidung merah (sejenis musang) dan ada pula yang menduga rimueng buloh (macan akar). Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh juga ikut menyelidiki kematian sekandang ayam milik Ismail, warga Daroy Kameu tersebut.
“Kami berkesimpulan, binatang yang memangsa seratusan ayam itu masih termasuk keluarga musang, tapi ini kelompok hidung merah yang biasanya mencari makan secara bergerombol di malam hari,” ujar Abu Bakar, Kepala BKSDA Aceh.
Selain rimueng buloh, beberapa masyarakat Daroy Kameu juga memperkirakan, ayam tersebut dimangsa harimau, apalagi di sekitar kandang ayam itu terdapat jejak kaki mirip kaki kucing tapi ukurannya besar. Menurut Ismail, si pemilik ayam, pintu kandang miliknya memang setiap malam tidak ditutup. Anehnya, tambah Ismail, hanya berselang 5 meter dari kandang itu juga ada kandang bebek, tetapi tidak diganggu.
Biasanya, setiap malam ada orang yang tidur di gudang padi milik Ismail yang juga berdekatan dengan kandang ayam. “Selama bulan puasa, tak ada orang yang tidur di gudang,” ujarnya.
Masih menurut keterangan Ismail, kandang ayam itu berada dalam lingkungan penduduk. Namun, tak seorang pun yang mendengar suara ayam ketika dibantai “monster” hidung merah itu.
“Rumah Pak Nurdin hanya terpaut 50 meter dari kandang ayam, tapi Nurdin mengaku tak mendengar suara ayam. Mungkin juga ayam-ayam itu dibantai ketika turun hujan lebat,” ujar pemilik ayam. Anehnya lagi, semua ayam yang dibantai itu terlihat terkelupas kulitnya dan darah tidak berceceran di lantai kandang atau di luar kandang.
Si hidung merah
Sementara itu, Abu Bakar mengakui, petugas BKSDA telah melakukan penyelidikan soal ayam mati tersebut. Namun, mereka belum mengetahui persis nama predator yang terlibat. “Tapi binatang itu masuk keluarga musang dari kelompok hidung merah yang hanya mengisap darah binatang yang dimangsanya,” kata Abu Bakar.
Biasanya musang jenis hidung merah itu mencari makan pada malam hari secara berkelompok. Hal itu sesuai dengan jejak kaki di lokasi yang diperkirakan berjumlah 6-8 ekor. “Ini kasus yang pertama kami temukan. Untuk menyikapi permasalahan ini, kami sedang berupaya berkoordinasi dengan dinas peternakan dan tim dokter hewan dari BKSDA Aceh,” tambahnya.
VIdeo >>>>>