Seorang pria tunawisma Jerman dijebloskan ke dalam penjara karena selama sembilan tahun hidup di loker stasiun kereta api Duesseldorf. Pria 29 tahun bernama Mike Konrad itu menganggap loker 501 di stasiun itu sebagai rumahnya selama hampir 10 tahun. Konrad tinggal di tempat penitipan barang itu sejak dia meninggalkan rumah pacarnya pada 1999. Setiap malam dia tidur di kotak berukuran 50 cm x 60 cm yang seharusnya hanya untuk menyimpan koper. Baginya yang penting bisa tidur. Tak masalah jika dia harus menekuk-nekuk tubuhnya agar muat di kotak sempit itu. “Saya masukkan kaki dulu, baru badan,” ujarnya.
Sebenarnya dia berkali-kali diusir oleh petugas. Tak kurang dari 200 kali dia ketahuan. Karena Konrad masih bandel, mereka memutuskan untuk bertindak dan mengajukannya ke pihak berwajib dengan tuduhan masuk tanpa izin.
“Saya suka tidur dengan pintu loker agak terbuka,” katanya di pengadilan. “Tapi anak-anak sering mengunci saya karena dianggap lucu.
Penguncian itu terjadi berkali-kali. “Jauh lebih banyak dari yang saya ingat,” ujarnya. Kalau sudah begitu dia terpaksa menunggu petugas stasiun membuka pintu kecil itu. Atas jasa itu dia harus membayar dua euro atau sekitar Rp 30.000.
Hakim menjatuhkan hukuman sembilan bulan penjara. Namun pengacara Kondrad berargumentasi bahwa pemuda itu seharusnya ditempatkan di penampungan, bukan penjara.
Hakim lalu diperintahkan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.
jawapos
Sebenarnya dia berkali-kali diusir oleh petugas. Tak kurang dari 200 kali dia ketahuan. Karena Konrad masih bandel, mereka memutuskan untuk bertindak dan mengajukannya ke pihak berwajib dengan tuduhan masuk tanpa izin.
“Saya suka tidur dengan pintu loker agak terbuka,” katanya di pengadilan. “Tapi anak-anak sering mengunci saya karena dianggap lucu.
Penguncian itu terjadi berkali-kali. “Jauh lebih banyak dari yang saya ingat,” ujarnya. Kalau sudah begitu dia terpaksa menunggu petugas stasiun membuka pintu kecil itu. Atas jasa itu dia harus membayar dua euro atau sekitar Rp 30.000.
Hakim menjatuhkan hukuman sembilan bulan penjara. Namun pengacara Kondrad berargumentasi bahwa pemuda itu seharusnya ditempatkan di penampungan, bukan penjara.
Hakim lalu diperintahkan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.
jawapos