Ini sebenarnya peristiwa sudah agak usang. Terjadi awal pekan ini di Surabaya, tepatnya di Sidokumpul, Banyuurip, Kembangkuning, Surabaya.
Alkisah, Natsir yang usianya sudah dua tahun melewati angka setengah abad ingin mengencani penjaja seks komesial. Yang dipilih pun yang usianya sepantar dengan dirinya. Mungkin Natsir sudah memperhitungkan kekuatannya sehingga dia memilih Endang Triningsih yang berusia 41 tahun.
Singkat kata, saat dua insan beda jenis yang sudah masuk usia senja itu bertemu di Jl Diponegoro, keduanya memutuskan untuk "menyelesaikan" perhitungan di wisma. Pertemuan berlangsung sekitar pukul 18.30.
Endang yang berasal dari Gresik memang mangkal di Jl Diponegoro. Dari Jl Diponegoro keduanya bak pasangan yang sedang dimabuk asmara, segera melesat ke Kembangkuning. Administrasi sewa kamar segera mereka bereskan dan kunci kamar sudah di tangan.
Sampai di kamar, Natsir tampaknya tidak ingin mengecewakan PSK yang sudah jadi langgananya itu. Ditenggaknya obat kuat. Melihat sang Arjuna bersiap, Endang justru pergi ke kamar mandi. Endang tidak tahu apa yang ditenggak Natsir. Selesai mandi, dilihatnya Natsir tertidur pulas.
Sungkan untuk membangunkan, Endang pun ikut tidur di tempat yang sama. Jam tangan menunjuk angka 22.00. Waktu pertemuan sudah cukup lama karena mereka sudah bertemu sejak pukul 18.30. Karena tak juga bereaksi, Endang mencoba membangunkan Natsir. Dengan belaian tak juga bangun. Lalu dengan mengguncang-guncangkan tangan Natsir, pria itu tak juga bangun.
Tentu saja Endang panik, takut ada apa-apa, lalu dia melaporkan kondisi Natsir itu kepada pemilik wisma. Ternyata Natsir tetap saja tidur. Lalu pria itu dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan telah meninggal. Jenazahnya kemudian dikirim ke kamar mayat Instalasi Kedokteran dan Forensik RSU Dr Soetomo Surabaya sekitar pukul 23.00.
Setelah itu pemilik wisma melaporkan hal ini ke Polsekta Sawahan. Kanit Reskrim Polsekta Sawahan Iptu Ari Priyambadha mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan sementara, Endang mengaku melihat Natsir mengonsumsi sesuatu sebelum tidur. ”Tapi apa, Endang mengaku tidak tahu. Dia menduganya sebagai obat kuat,” jelas Ari.
Untuk menguatkan dugaan itu, jenazah Natsir diotopsi di IKF RSU Dr Soetomo dan polisi meminta cairan di lambung diperiksa untuk dicocokkan dengan barang bukti air yang ditemukan di kamar.
Dalam pemeriksaan, Endang juga menyebut Natsir sudah tiga bulan ini menjadi pelangganannya. Selama itu pula, dia mengaku tidak pernah melihat Natsir sakit ataupun mengalami kelainan apa pun. ”Selama kenal, dia mengaku tidak ada hal yang mencurigakan,” ungkap Endang seperti disampaikan Ari Priyamabadha. (Kompas)