Menyibak Pergaulan Bebas ABG di Pontianak !


Foto ilustrasi
Masih Belia Sudah Mengindap Raja Singa


Dunia malam sudah menjadi teman bagi sembilan anak-anak di bawah umur ini. Berganti pasangan menjadi hal yang biasa. Ternyata tak satu pun diantara mereka tahu dan paham tentang penyakit kelamin. Tak heran ada yang meronta saat diperiksa. Hasil pemeriksaan sementara diduga tiga dari sembilan ABG yang terlibat prostitusi tertular Raja Singa alias syphilis

Chairunnisya, Pontianak

KENDARAAN petugas Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Pontianak merayap pelan Senin (23/6) pagi. Ketika tiba di Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN) Kalbar, seorang petugas bernama Oscar turun dan masuk ke dalam. Di dalam sudah menunggu tiga ABG yang sebelumnya dinyatakan hilang, sebut saja Mirna (14), Mia (14) dan Mika (16). Hanya beberapa menit, ketiga bocah tersebut masuk ke dalam mobil bersama Oscar. Orangtua mereka menunggu di YNDN. Sementara seorang petugas dari YNDN mengikuti dari belakang.

Kendaraan terus berjalan dan tiba di depan sebuah pesantren. Dari dalam pesantren keluar seorang ABG mengenakan kerudung rapi. Dengan senyum dia menyambut kedatangan petugas Dinsosnaker bersama teman-temannya.

”Mau kemana kita. Mau periksa ke dokter ya,” ujar Nina (nama samaran, red).

Nina mengenakan pakaian tertutup lengkap dengan jilbab. Dandanan Nina membuat teman-temannya tersenyum geli. Mungkin karena selama ini mereka menganggap Nina paling bandel. Dia tidur dengan siapa saja. Tak hanya hotel dan bangunan kosong, melainkan juga di kuburan.

Mendengar ejekan teman-temannya, Nina diam. Senyum pun menghiasi bibirnya. Dengan santai dia naik ke atas motor. Nina tidak ikut menggunakan mobil karena sudah penuh diisi tiga temannya. Mereka pun berjalan menuju sebuah Puskesmas di Kota Pontianak.

Nina yang pertama diperiksa dokter puskesmas. Dia membuka pakaiannya. Tanpa banyak bicara seperti saat pertama kali ditemukan. Ketika itu Nina tampak seperti hilang ingatan karena dipengaruhi obat-obatan. ”Tidak sakit kan, Bu?” tanya Nina kepada petugas YNDN yang membawanya.

”Periksa saja. Tidak apa-apa,” lanjut petugas tersebut.

Nina pun diam saat dokter memeriksa semua tubuh hingga kemaluannya. Sesekali terdengar suara ejekan dari ketiga teman-temannya. Namun Nina tetap diam dan tidak membalas sedikit pun.

Nina selesai diperiksa. Namun, saat pemeriksaan akan dilanjutkan terhadap tiga ABG lainnya, mereka berontak dan menolak diperiksa. Walaupun sudah dibujuk, mereka tetap menolak. ”Saya tidak pernah berhubungan dengan laki-laki. Benar! Saya tidak mau diperiksa,” tolak Mirna.

Padahal sebelumnya Mirna telah bercerita bahwa dia berulang kali berhubungan dengan beberapa pria. Bahkan saking seringnya, Mirna mengaku lupa berapa pria yang pernah menidurinya di hotel.

Karena terus menolak, akhirnya dokter dan petugas memaksa dengan tegas. Dengan wajah masam, Mirna pun merelakan diri untuk diperiksa. Setelah itu, Mia dan Mika pun juga diperiksa. Tak lama kemudian, dokter menelepon Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kalbar, Hetti Hedriati SH. Mereka pun berbincang-bincang.

Sambil menunggu, Nina pun mengungkapkan isi hatinya kepada petugas yang membawanya. ”Ibu, nanti kalau libur Nina boleh keluar dari pesantren untuk jalan-jalan,” tutur Nina pelan.

Petugas tersenyum mendengarnya. ”Nina boleh keluar. Tapi pesantren ada aturannya. Tidak boleh keluar sembarangan. Nina sekarang bertingkah laku baik di sana. Nanti hari libur Ibu jemput. Kalau Nina mau jalan, Ibu antar ya. Nanti kalau puasa, kalau mau, Nina bisa di rumah Ibu,” jawab petugas tersebut.

Nina terdiam mendengar jawaban itu. Wajahnya menunjukkan rasa haru. Tak peduli dengan teman-temannya yang terus mengejek karena perubahannya yang begitu drastis.

”Makasih ya Bu. Tapi Nina belum punya ember dan centong. Di sini (pesantren, red), semuanya masing-masing. Tolong juga ya ibu, ambilkan mukena Nina di rumah,” permintaan Nina disambut anggukan sang Ibu.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Belajar Bahasa Inggris