BERITA teraniayanya Manohara Odelia Pinot, 17, gadis model Indonesia, karena menikah dengan putra raja Kelantan mulai mengusik Malaysia. Berbagai pihak di negeri jiran itu kemarin (24/4) aktif mengeluarkan pernyataan yang mereka klaim sebagai kondisi sebenarnya Manohara di Kelantan.
Menurut para wartawan Malaysia di negara bagian Kelantan, sebelum tuduhan penculikan meluas di media Indonesia, Mano -panggilan Manohara- malah aktif di berbagai kegiatan. Pada Sabtu, 18 April 2009, Mano membuat acara Temu Mesra Istri-Istri Wakil Rakyat dengan Cik Wan Temenggung di Grand Riverview Hotel. Yang dimaksud dengan Cik Wan Temenggung itu adalah Manohara Odelia Pinot.
“Dia memperkenalkan diri kepada istri-istri wakil rakyat Kelantan. Manohara sendiri hadir bersama dengan suami. Tidak ada tanda-tanda beliau disiksa,” kata seorang wartawan di Kota Bahru, Kelantan, yang hadir pada acara itu seperti dikutip dari berbagai situs berita Malaysia kemarin. Banyak wartawan yang diundang dan hadir pada acara tersebut dan melihat langsung Monahara dalam keadaan sehat walafiat.
Seorang pemimpin UMNO (partai berkuasa di Malaysia) Mohd Soberi Shafii mengaku terkejut dengan berita dari media Indonesia yang menjelek-jelekkan kerabat raja Kelantan. Soberi mengaku baru saja liburan bersama dari Bukit Fraser dengan kerabat raja Kelantan, termasuk di dalam rombongan itu Manohara Odelia. “Dia terlihat gembira di rombongan,” ujarnya.
Tak hanya dari Malaysia, pihak yang mengaku dekat dengan keluarga Putra Raja Kelantan Tengku Tumenggung M. Fakhry juga menepis pernyataan adanya penculikan yang dipicu oleh keterangan ibu Manohara, Daisy Fajrina.
Pada Senin (20/4), Daisy menuduh pernikahan Mano dengan Tengku M. Fakhry tidak bahagia. Selain pernikahannya karena dipaksa, Mano sering mengalami siksaan. Bahkan, Mano disebut telah diculik oleh Pangeran Fakhry saat pulang umrah di Jeddah, Arab Saudi.
“Dia baik-baik saja. Dia diperlakukan layaknya putri raja,” kata kerabat keluarga Kerajaan Kelantan M. Iqbal Ismail Fahmi saat jumpa pers di Izzy Pizza, Blok M, Jakarta Selatan, Kamis malam (23/4). Aktivitas sehari-hari Mano pun dijalani dengan penuh kebahagiaan. Di negeri jiran itu, lanjut dia, Mano bahkan mulai merintis bisnis. “Dia suka berkuda, lalu dia juga buka toko kue di sana,” jelasnya.
Namun, sebagai istri seorang pangeran, Mano memiliki kewajiban-kewajiban. Selain itu, Mano aktif dalam berbagai organisasi sosial di Kelantan. “Sebagai istri pangeran, dia pergi ke acara masyarakat. Dia bahkan jadi ketua organisasi “Ibu Tunggal (single parent)” dan ketua dari sebuah yayasan anak yatim,” urainya.
Sebagai orang yang dimuliakan, Mano dihormati di lingkungannya. “Warga-warga hormat sama beliau,” tutur Ismail yang menolak memerinci statusnya di keluarga Kerajaan Kelantan.
Respons Malaysia juga terlihat dari keputusan Imigrasi Malaysia yang mencabut pencekalan Daisy. Seorang pejabat imigrasi Malaysia mengatakan, ibu Mano tidak diizinkan masuk pada 19 Maret 2009 hanya karena kesalahpahaman dan masalah itu kini sudah bisa diatasi. “Keluarga Manohara kini telah diizinkan masuk ke Malaysia sejak Selasa siang (21/4),” ujarnya kemarin.
Sementara itu, Mabes Polri membantah tudingan pengabaian terhadap kasus yang menimpa Mano di Malaysia. “Ibu Manohara sudah bertemu Kabareskrim dan Wakabareskrim,” jelas Kadivhumas Mabes Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira di kantornya kemarin.
Setelah mendengarkan penjelasan dari Daisy, polisi langsung mengontak KBRI di Malaysia. “Kita juga berkomunikasi dengan Polisi Diraja Malaysia,” kata mantan Kapolres Bogor itu. Soal hasilnya, lagi-lagi polisi hanya bisa pasrah. “Sebab, lokasi kasusnya berada di luar negeri,” tambahnya.jambiekspres.co.id