Om-om cabul, hanya bermodalkan pil tidur perkosa gadis ABG. Belakangan diketahui kalau om-om tersebut ternyata adalah ayah tiri korban.
Sebut saja Niken (13), diduga diperkosa oleh seorang pria Al (40). Perkosaan terhadap anak di bawah umur yang tinggal di Rancamaya, Bogor Selatan, Kota Bogor ini mengundang komentar banyak pihak. Ironisnya, pria tersebut, tak lain merupakan ayah tirinya sendiri. Sebelum melakukan aksi bejatnya, Al selalu memberikan tablet yang diduga merupakan obat bius kepada Niken.
Awal pencabulan tersebut menurut Niken, terjadi ketika pertengahan bulan November 2009 lalu. Saat itu, Niken yang bekerja di sebuah pabrik pembuatan boneka di Bogor, terlambat pulang hingga larut malam. Alek yang menuduh kalau Niken terlambat pulang karena pacaran, kemudian langsung memaki Niken.
Padahal, Niken mengaku malam itu ia kerja lembur. Usai memarahi, kemudian Al memberikan sebutir obat kepada Niken, dengan alasan untuk mencegah masuk angin. Namun ternyata, obat yang di berikan Al bukanlah obat biasa, melainkan obat bius yang membuat Niken pusing dan setengah sadar. Saat itulah Al mencabuli bahkan diduga memperkosa Niken di kamarnya.
Menurut Niken, aksi pencabulan tersebut terakhir terjadi sekitar dua minggu lalu. Kepada polisi, Niken mengaku tidak berani mengadukan hal tersebut kepada ibu kandungnya karena selalu diancam akan dibunuh oleh bapak tirinya. Tidak hanya itu, pelaku juga mengancam, akan menceraikan ibunya, jika aib ini menyebar.
Selanjutnya, Niken yang merasa tidak tahan diperlakukan sebagai budak nafsu ayah tirinya, kemudian nekat mengadukan hal tersebut kepada ibu kandungnya, IS (34). Namun, IS yang memandang kalau Al adalah suami yang baik, malah menganggap kalau Niken telah mengada-ada. RA oleh IS, ibunya di anggap anak yang suka berbohong.
Tidak mendapat tanggapan dari sang ibu, kemudian Niken mengadukan hal tersebut kepada pacarnya, MH (17). Selanjutnya, IS yang mendapat pengaduan yang sama dari MH, mulai percaya pada keluhan putrinya.
Kemudian, Sabtu (27/12/2009) sore, IS meminta Al datang ke rumah saudaranya di kawasan Ciawi, Bogor, untuk membicarakan hal tersebut secara baik-baik. Namun Al yang menolak untuk datang ke Ciawi dengan alasan yang tidak jelas, membuat IS semakin yakin akan pengaduan anaknya.
Sementara itu, Niken yang tengah ditemani oleh MH di rumah kontrakannnya, tiba-tiba didatangi Al. Kepada keduanya, Al mengancam akan membunuh keduanya jika terus mengadukan perbuatannya kepada IS, Ibu kandung Niken.
Usai memaki dan mengancam keduanya, kemudian Al langsung kabur meninggalkan kontrakan tersebut sambil membawa sebuah televise, tape dan salon aktif yang tersimpan di kontrakan. Selain itu, Al juga membawa anak kandungnya yang terlahir dari istri pertamanya yang baru berumur 2 tahun.
Usai kejadian tersebut, IS mulai percaya dan terus menjaga anaknya. Terlebih setelah ia mengetahui kalau ternyata suaminya telah kabur dari rumah. "Karena tidak ada niat baik, kami terpaksa membuat laporan ke polisi," kata Niken yang ditemani IS, ibunya.
Sementara itu, Kanit PPA (Perlindungan Anak dan Perempuan) Polres Kota Bogor, Ipda Ika Shanti membenarkan laporan tersebut. Menurutnya, hingga kini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap korban dan beberapa saksi.“Hingga kini, terlapor masih kami buru. Semoga dalam waktu dekat akan tertangkap,” tandas Ika.
Sebut saja Niken (13), diduga diperkosa oleh seorang pria Al (40). Perkosaan terhadap anak di bawah umur yang tinggal di Rancamaya, Bogor Selatan, Kota Bogor ini mengundang komentar banyak pihak. Ironisnya, pria tersebut, tak lain merupakan ayah tirinya sendiri. Sebelum melakukan aksi bejatnya, Al selalu memberikan tablet yang diduga merupakan obat bius kepada Niken.
Awal pencabulan tersebut menurut Niken, terjadi ketika pertengahan bulan November 2009 lalu. Saat itu, Niken yang bekerja di sebuah pabrik pembuatan boneka di Bogor, terlambat pulang hingga larut malam. Alek yang menuduh kalau Niken terlambat pulang karena pacaran, kemudian langsung memaki Niken.
Padahal, Niken mengaku malam itu ia kerja lembur. Usai memarahi, kemudian Al memberikan sebutir obat kepada Niken, dengan alasan untuk mencegah masuk angin. Namun ternyata, obat yang di berikan Al bukanlah obat biasa, melainkan obat bius yang membuat Niken pusing dan setengah sadar. Saat itulah Al mencabuli bahkan diduga memperkosa Niken di kamarnya.
Menurut Niken, aksi pencabulan tersebut terakhir terjadi sekitar dua minggu lalu. Kepada polisi, Niken mengaku tidak berani mengadukan hal tersebut kepada ibu kandungnya karena selalu diancam akan dibunuh oleh bapak tirinya. Tidak hanya itu, pelaku juga mengancam, akan menceraikan ibunya, jika aib ini menyebar.
Selanjutnya, Niken yang merasa tidak tahan diperlakukan sebagai budak nafsu ayah tirinya, kemudian nekat mengadukan hal tersebut kepada ibu kandungnya, IS (34). Namun, IS yang memandang kalau Al adalah suami yang baik, malah menganggap kalau Niken telah mengada-ada. RA oleh IS, ibunya di anggap anak yang suka berbohong.
Tidak mendapat tanggapan dari sang ibu, kemudian Niken mengadukan hal tersebut kepada pacarnya, MH (17). Selanjutnya, IS yang mendapat pengaduan yang sama dari MH, mulai percaya pada keluhan putrinya.
Kemudian, Sabtu (27/12/2009) sore, IS meminta Al datang ke rumah saudaranya di kawasan Ciawi, Bogor, untuk membicarakan hal tersebut secara baik-baik. Namun Al yang menolak untuk datang ke Ciawi dengan alasan yang tidak jelas, membuat IS semakin yakin akan pengaduan anaknya.
Sementara itu, Niken yang tengah ditemani oleh MH di rumah kontrakannnya, tiba-tiba didatangi Al. Kepada keduanya, Al mengancam akan membunuh keduanya jika terus mengadukan perbuatannya kepada IS, Ibu kandung Niken.
Usai memaki dan mengancam keduanya, kemudian Al langsung kabur meninggalkan kontrakan tersebut sambil membawa sebuah televise, tape dan salon aktif yang tersimpan di kontrakan. Selain itu, Al juga membawa anak kandungnya yang terlahir dari istri pertamanya yang baru berumur 2 tahun.
Usai kejadian tersebut, IS mulai percaya dan terus menjaga anaknya. Terlebih setelah ia mengetahui kalau ternyata suaminya telah kabur dari rumah. "Karena tidak ada niat baik, kami terpaksa membuat laporan ke polisi," kata Niken yang ditemani IS, ibunya.
Sementara itu, Kanit PPA (Perlindungan Anak dan Perempuan) Polres Kota Bogor, Ipda Ika Shanti membenarkan laporan tersebut. Menurutnya, hingga kini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap korban dan beberapa saksi.“Hingga kini, terlapor masih kami buru. Semoga dalam waktu dekat akan tertangkap,” tandas Ika.