Kisah Biduan Dangdut : Dari Panggung Langsung Ke Hotel !


Liukan tubuh Yuli, biduan dangdut organ tunggal ketika berada di atas panggung membius para penonton yang menyaksikan acara dangdut organ tunggal yang saat itu meramaikan acara pernikahan warga di Kampung Pisangan, Sepatan, Kabupaten Tangerang.

Dengan suara yang merdu, Yuli kemudian meminta para penonton untuk memesan (istilah kerennya: me-request) lagu dangdut kesukaannya untuk dinyanyikan. “Abang-abang mau request lagu apa?” teriak Yuli di atas panggung. Tiba-tiba, salah satu penonton kemudian berteriak agar biduan tersebut menyanyikan lagu Ketahuan, hit dari Mata band bercorak pop yang diubah menjadi lagu dangdut.

Spontan, sang biduan pun meminta penonton tersebut untuk naik ke atas panggung. “Kalo mau dinyanyikan, abang naik ke panggung dong,” ungkap biduan tersebut. Ketika ketukan gendang dari pemain music dimulai, biduan dangdut organ tunggal pun mulai menggoyangkan tubuhnya. Dengan pakaian minim nan seksi yang membaluti tubuhnya di atas panggung, si biduan bergoyang kemudian nulai bergoyang di atas panggung.

Si Raja Sawer itu pun kemudian naik ke atas panggung menemani sang penyanyi bergoyang. “Lagu ini untuk Bang Arul yang punya wilayah,” desah Yuli, sembari nyanyi.

Dinginnya malam tak menghalangi si Raja Sawer untuk bergoyang, Sambil melihat biduan tersebut menyanyikan lagu kesukaannya, Arul kemudian menyawer pecahan seribu rupiah kepada biduan dangdut tersebut. Tapi jumlahnya banyak. Puluhan lembar uang pecahan seribu rupiah yang digenggam ‘si raja sawer’ tersebut satu persatu diberikan.

Sambil bergoyang, biduan tersebut kemudian mengambil uang recehan tersebut. Ketika di tengah lagu, biduan tersebut mengajak raja sawer untuk bergoyang. Aksi Yuli semakin mengundang, dengan mengeluarkan goyang erotisnya, tak segan-segan menempelkan tubuhnya yang penuh keringat ke tubuh si raja sawer layaknya orang yang sedang berhubungan badan.

Tak pelak, suasana yang sudah memanas menjadi semakin panas . Para penonton dengan lincah ikut bergoyang sambil menunggu giliran naik ke atas panggung untuk menyawer.

Nun di bawah, bocah-bocah bau kencur yang ikut menyaksikan acara organ tunggal penuh goyang memanas itu. Penonton acara perkawinan warga itu pun tak mau memejamkan matanya ketika melihat goyangan dari Yuli. Bahkan banyak bocah yang mencuri kesempatan dalam kesempitan. Tangan-tangan jail bocah tersebut memegang pantat dan paha si biduan.

Sungguh pemandangan yang ironis, ketika menyaksikan pertunjukan organ tunggal tersebut. Goyangan erotis dari si biduan dangdut tentulah “pendidikan” tak langsung yang merusak moral anak-anak di situ. Namun, dengan cuek, biduan tersebut berlenggak lenggok di atas panggung tanpa peduli jika moral anak bangsa bisa rusak ketika melihat goyangan erotisnya tersebut.

Saat ditemui di ruang istirahat Yuli mengaku banyak sekali penyawer mengajak goyang DI tempat lain, karena penasaran hanya melihatnya di panggung. Ajakan selalu ditampiknya dengan halus, karena takut penggemarnya tersinggung. Lagipula dia tak menyalahkan, “Memang banyak penyanyi yang bisa dibawa ke hotel, “ ujarnya blak-blakan.

Sumber lain menyatakan, biduan organ tunggal sebagian besar bisa diajak “lanjut” ke kamar hotel tapi memang tidak gampang. Si Raja Sawer bukan hanya harus tajir tapi juga tidak kasar pendekatannya.

Trik paling sukses adalah tidak tembak langsung. Misalnya memberikan handphone baru, membiayai kontrakan rumah, dst. “Pokoknya musti royal. Hari gini apapun akan dilakukan demi uang ,” ujar sumber tersebut.

Yuli sendiri, dengan tegas, dia tak termasuk penyanyi jenis “itu” . Ikhwal goyang erotisnya di panggung, konon, dilakukan sekadar untuk meraup uang saweran yang banyak. Rumus sederhananya : semakin hot goyangnya, maka semakin banyak uang saweran yang didapat. “Lagian, sawerannya kan dibagi rata dengan pemain musik dan kru,” ungkapnya, menegaskan bahwa “doa”nya tak dimakan sendiri.

Metropolitan news
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Belajar Bahasa Inggris