Sekilas tidak masuk akal jika ada penjual buku yang memberikan hadiah sebuah berlian kepada pembelinya. Tapi bagi Tung Desem Waringin, cara itu sangat mungkin dilakukan. Bahkan dinilai efektif ,untuk meningkatkan nilai produk tersebut.
Rugikah? Menurut motivator yang dinobatkan majalah SWA sebagai The Most Powerful People & Ideas in Business 2005 ini, langkah itu bisa memberikan keuntungan yang berlipat. Caranya, dengan menggandeng sponsor atau pengusaha berlian untuk bekerjasama.
Hasilnya, nilai sebuah berlian tidak sebanding dengan keuntungan berlipat dari penjualan buku yang didapatkan.
“Itulah yang dinamakan memberikan hadiah produk dan jasa, yang tidak ada hubungannya dengan produk. Dan ini merupakan salah satu langkah, untuk meningkatkan kenikmatan produk yang ditawarkan,” jelas Tung dalam seminar Marketing Revolution di Ballroom Gramedia Expo, Surabaya, Jumat (4/7).
Tung angkat tangan dengan langkah sebuah perusahaan leasing di Surabaya, yang beberapa waktu lalu membuat iklan yang berbunyi ‘Hanya Rp 300.000 dapat motor dan meja belajar senilai Rp 450.000’. “Apakah itu rugi?, tentu tidak karena mereka bisa membeli meja belajar itu di produsennya dalam jumlah besar sehingga harga per meja hanya sekitar Rp 100.000,” ujar Tun yang belum lama ini melakukan aksi menyebar uang Rp 100 juta di atas Kota Serang, Banten ini.
Selain cara tersebut, lanjut pelatih sukses nomor satu menurut majalah Marketing ini, yang tidak kalah penting dalam marketing adalah memberikan hadiah atau asesori yang berkaitan dengan produknya. Misalnya membeli ponsel diberi hadiah baterai. Atau memberikan produk jasa sejenis, yang berkaitan dengan produknya. Misalnya membeli buku berhadiah buku, atau membeli tiket seminar dapat hadiah seminar.
Ditambahkan Tung, dalam memasarkan produk juga perlu memberi ikon produk tersebut misalnya dengan menampilkan artis. Untuk mendapatkan artis yang mau menjadi ikon produk, ternyata tidak sulit. Hanya butuh pendekatan dan siasat cerdas.
Caranya dengan memberikan produk terlebih dahulu kepada si artis, untuk kemudian bisa membantu memberikan nilai tambah produk tersebut. Hal ini pernah dilakukan terhadap Adi Bing Slamet. Oleh sebuah perusahaan alat saringan air, Adi pernah diberikan produk senilai Rp 20 juta. Setelah barang diterima, si produsen meminta Adi memberikan komentar positif dalam brosurnya. “Ini adalah cara mudah yang membantu meningkatkan nilai produkinya. Dan ini terbukti berhasil,” terang Tung Desem.
Marketing juga perlu menjelaskan keunggulan produk, dibandingkan dengan produk atau jasa sejenis. Namun tidak perlu mencela produk atau jasa lain, karena bisa menimbulkan pertengkaran yang berimbas negatif pada produk yang ditawarkan. “Perlu juga menjelaskan secara detil, cara pembuatan yang unggul,” tukas Tung. Surya Online
Rugikah? Menurut motivator yang dinobatkan majalah SWA sebagai The Most Powerful People & Ideas in Business 2005 ini, langkah itu bisa memberikan keuntungan yang berlipat. Caranya, dengan menggandeng sponsor atau pengusaha berlian untuk bekerjasama.
Hasilnya, nilai sebuah berlian tidak sebanding dengan keuntungan berlipat dari penjualan buku yang didapatkan.
“Itulah yang dinamakan memberikan hadiah produk dan jasa, yang tidak ada hubungannya dengan produk. Dan ini merupakan salah satu langkah, untuk meningkatkan kenikmatan produk yang ditawarkan,” jelas Tung dalam seminar Marketing Revolution di Ballroom Gramedia Expo, Surabaya, Jumat (4/7).
Tung angkat tangan dengan langkah sebuah perusahaan leasing di Surabaya, yang beberapa waktu lalu membuat iklan yang berbunyi ‘Hanya Rp 300.000 dapat motor dan meja belajar senilai Rp 450.000’. “Apakah itu rugi?, tentu tidak karena mereka bisa membeli meja belajar itu di produsennya dalam jumlah besar sehingga harga per meja hanya sekitar Rp 100.000,” ujar Tun yang belum lama ini melakukan aksi menyebar uang Rp 100 juta di atas Kota Serang, Banten ini.
Selain cara tersebut, lanjut pelatih sukses nomor satu menurut majalah Marketing ini, yang tidak kalah penting dalam marketing adalah memberikan hadiah atau asesori yang berkaitan dengan produknya. Misalnya membeli ponsel diberi hadiah baterai. Atau memberikan produk jasa sejenis, yang berkaitan dengan produknya. Misalnya membeli buku berhadiah buku, atau membeli tiket seminar dapat hadiah seminar.
Ditambahkan Tung, dalam memasarkan produk juga perlu memberi ikon produk tersebut misalnya dengan menampilkan artis. Untuk mendapatkan artis yang mau menjadi ikon produk, ternyata tidak sulit. Hanya butuh pendekatan dan siasat cerdas.
Caranya dengan memberikan produk terlebih dahulu kepada si artis, untuk kemudian bisa membantu memberikan nilai tambah produk tersebut. Hal ini pernah dilakukan terhadap Adi Bing Slamet. Oleh sebuah perusahaan alat saringan air, Adi pernah diberikan produk senilai Rp 20 juta. Setelah barang diterima, si produsen meminta Adi memberikan komentar positif dalam brosurnya. “Ini adalah cara mudah yang membantu meningkatkan nilai produkinya. Dan ini terbukti berhasil,” terang Tung Desem.
Marketing juga perlu menjelaskan keunggulan produk, dibandingkan dengan produk atau jasa sejenis. Namun tidak perlu mencela produk atau jasa lain, karena bisa menimbulkan pertengkaran yang berimbas negatif pada produk yang ditawarkan. “Perlu juga menjelaskan secara detil, cara pembuatan yang unggul,” tukas Tung. Surya Online