Dalam konferensi pers di Kuala Lumpur, Inul pingsan di depan para wartawan. Karena Pentas bertajuk Konsert Inul Live in JB itu seharusnya digelar di Stadion Tan Sri Haji Hassan Yunos di Larkin, Johor Baru, pada hari itu namun panitia mendadak membatalkannya karena Jaffar Awang, pejabat distrik setempat, menolak mengeluarkan izin pada 10 Juli lalu. IMS Prima, penyelenggara konser itu, mengajukan kembali permohonan izin. Lagi-lagi pemerintah setempat menolak.
Inul yang sudah telanjur datang dengan tim besar, baru mendapat kabar pembatalan itu sesampai dia di Kuala Lumpur.
Dalam konferensi pers, Inul terlihat sangat kesal. Dengan berlinang airmata, Inul menuntut kejelasan dari pihak berwenang tentang alasan pembatalan shownya.
Saat itulah terjadi insiden cukup mengejutkan wartawan yang menghadiri jumpa pers. Inul tiba-tiba terhuyung dan pingsan. Beberapa orang di dekatnya langsung memegangi lalu memapahnya.
"Bagaimana tidak syok, karena sampai last minute aku sama sekali tidak menerima informasi apa-apa dari pihak Johor dan kepolisian. Penundaan itu bener-bener bikin aku lemes," cetus Inul .
Dalam benak Inul langsung terbayang besarnya rombongan yang mengikuti agenda pertunjukan di negeri jiran tersebut dan kemungkinan harus bertahan hingga seminggu mendatang hingga jadwal baru mereka jalani. Menurut Inul, penundaan jadwal pentas itu membawa dampak kerugian sekitar Rp 1 miliar.
"Coba hitung aja, Mas, saya bawa tim sebanyak 25 orang, belum bea visa kerja, fiskal, promosi, wah embuh gak weruh, akeh lah pokoke (wah nggak tahu, banyak lah pokoknya)," ungkapnya kecewa.
Tidak hanya masalah kerugian materi yang membebani pikirannya. Kelelahan setelah melalui perjalanan darat dari Singapura juga membuat fisik artis kelahiran Kejapanan, Gempol, Pasuruan, ini mengalami kelelahan cukup serius. Sebelum dijadwalkan show di Malaysia, Inul lebih dulu pentas di hadapan penggemarnya di Singapura .
Belakangan diketahui, bahwa pihak keamanan atau kepolisian setempat tampaknya tidak mau ambil risiko dengan kemungkinan terjadinya kerusuhan akibat jumlah penonton yang mencapai 25.000 orang dan dikhawatirkan tidak tertampung di Stadion Tan Sri Haji Hassan Yunos,
Larkin, Johor Baru.
Pihak penyelenggara kemudian berinisiatif memindahkan tempat konser ke Stadium Putra Bukit Jalil yang berdaya tampung lebih besar. Jadwal pertunjukan yang sekaligus ajang promo album Arjuna Buaya itu disepakati digeser menjadi tanggal 27 Juli 2008.
Disinggung soal isu pencekalan terkait pentasnya di negeri jiran tersebut, Inul kontan tertawa dan menepis kemungkinan itu. Hal senada dilontarkan sang suami, Adam Suseno. "Inul sudah berkali-kali konser di Malaysia, mana mungkin baru kali ini dicekal?" sergah pria berkumis
lebat ini.
Meski sempat syok, Inul akhirnya bisa mengambil hikmah dari penundaan jadwal pentas itu. Inul juga merasa bangga karena pertunjukannya masih menarik perhatian banyak penikmat musik di Malaysia. Tiket sebanyak 25.000 sudah ludes terjual, dan menyusul pergeseran tanggal pementasan Inul di Johor Baru, pihak panitia menambah 15.000 tiket lagi. Dari jumlah itu, menurut Inul, 10.000 tiket sudah dipesan orang Batam dan Singapura yang berminat menonton aksi panggungnya.
"Hari gini masih banyak yang mau lihat aku! Allah mungkin mau kasih hadiah besar, tapi untuk itu musti ada air mata dulu, ya," papar pelantun tembang Kocok-Kocok ini.
Direktur IMS Pria Nasir Abubakar mengaku terkejut dengan penundaan pertunjukan di Johor Baru itu. "Menurut saya penolakan itu tidak ada hubungannya dengan citra Inul. Tim manajemen saya tidak mendapat penjelasan apapun tentang hal itu," kata Nasir.
Namun ia mengaku telah menemui Jaffar. Pejabat Johor Baru itu tetap bergeming dan tidak mengeluar izin pertunjukan. Nasir mengatakan akibat penundaan itu perusahaannya merugi hingga 300.000 ringgit (Rp 848 juta).
Sementara Jaffar membenarkan pihaknya menolak memberi izin pertunjukan bagi Inul. "Dalam surat balasan mereka pada kami, semua departemen terkait menolak memberi dukungan. Berdasarkan itu kami menolak permohonan penyelenggara," katanya.
Menurut Jaffar, salah satu alasan penolakan itu adalah pertunjukan Inul berisiko tinggi. Pihak depertemen persatuan, kebudayaan, dan kesenian Malaysia menolak campur tangan dalam soal ini. Sekjen departemen itu, Dr Muzahet Masruri, mengatakan, pemberian izin merupakan wilayah hukum Johor Baru.
sumber
Inul yang sudah telanjur datang dengan tim besar, baru mendapat kabar pembatalan itu sesampai dia di Kuala Lumpur.
Dalam konferensi pers, Inul terlihat sangat kesal. Dengan berlinang airmata, Inul menuntut kejelasan dari pihak berwenang tentang alasan pembatalan shownya.
Saat itulah terjadi insiden cukup mengejutkan wartawan yang menghadiri jumpa pers. Inul tiba-tiba terhuyung dan pingsan. Beberapa orang di dekatnya langsung memegangi lalu memapahnya.
"Bagaimana tidak syok, karena sampai last minute aku sama sekali tidak menerima informasi apa-apa dari pihak Johor dan kepolisian. Penundaan itu bener-bener bikin aku lemes," cetus Inul .
Dalam benak Inul langsung terbayang besarnya rombongan yang mengikuti agenda pertunjukan di negeri jiran tersebut dan kemungkinan harus bertahan hingga seminggu mendatang hingga jadwal baru mereka jalani. Menurut Inul, penundaan jadwal pentas itu membawa dampak kerugian sekitar Rp 1 miliar.
"Coba hitung aja, Mas, saya bawa tim sebanyak 25 orang, belum bea visa kerja, fiskal, promosi, wah embuh gak weruh, akeh lah pokoke (wah nggak tahu, banyak lah pokoknya)," ungkapnya kecewa.
Tidak hanya masalah kerugian materi yang membebani pikirannya. Kelelahan setelah melalui perjalanan darat dari Singapura juga membuat fisik artis kelahiran Kejapanan, Gempol, Pasuruan, ini mengalami kelelahan cukup serius. Sebelum dijadwalkan show di Malaysia, Inul lebih dulu pentas di hadapan penggemarnya di Singapura .
Belakangan diketahui, bahwa pihak keamanan atau kepolisian setempat tampaknya tidak mau ambil risiko dengan kemungkinan terjadinya kerusuhan akibat jumlah penonton yang mencapai 25.000 orang dan dikhawatirkan tidak tertampung di Stadion Tan Sri Haji Hassan Yunos,
Larkin, Johor Baru.
Pihak penyelenggara kemudian berinisiatif memindahkan tempat konser ke Stadium Putra Bukit Jalil yang berdaya tampung lebih besar. Jadwal pertunjukan yang sekaligus ajang promo album Arjuna Buaya itu disepakati digeser menjadi tanggal 27 Juli 2008.
Disinggung soal isu pencekalan terkait pentasnya di negeri jiran tersebut, Inul kontan tertawa dan menepis kemungkinan itu. Hal senada dilontarkan sang suami, Adam Suseno. "Inul sudah berkali-kali konser di Malaysia, mana mungkin baru kali ini dicekal?" sergah pria berkumis
lebat ini.
Meski sempat syok, Inul akhirnya bisa mengambil hikmah dari penundaan jadwal pentas itu. Inul juga merasa bangga karena pertunjukannya masih menarik perhatian banyak penikmat musik di Malaysia. Tiket sebanyak 25.000 sudah ludes terjual, dan menyusul pergeseran tanggal pementasan Inul di Johor Baru, pihak panitia menambah 15.000 tiket lagi. Dari jumlah itu, menurut Inul, 10.000 tiket sudah dipesan orang Batam dan Singapura yang berminat menonton aksi panggungnya.
"Hari gini masih banyak yang mau lihat aku! Allah mungkin mau kasih hadiah besar, tapi untuk itu musti ada air mata dulu, ya," papar pelantun tembang Kocok-Kocok ini.
Direktur IMS Pria Nasir Abubakar mengaku terkejut dengan penundaan pertunjukan di Johor Baru itu. "Menurut saya penolakan itu tidak ada hubungannya dengan citra Inul. Tim manajemen saya tidak mendapat penjelasan apapun tentang hal itu," kata Nasir.
Namun ia mengaku telah menemui Jaffar. Pejabat Johor Baru itu tetap bergeming dan tidak mengeluar izin pertunjukan. Nasir mengatakan akibat penundaan itu perusahaannya merugi hingga 300.000 ringgit (Rp 848 juta).
Sementara Jaffar membenarkan pihaknya menolak memberi izin pertunjukan bagi Inul. "Dalam surat balasan mereka pada kami, semua departemen terkait menolak memberi dukungan. Berdasarkan itu kami menolak permohonan penyelenggara," katanya.
Menurut Jaffar, salah satu alasan penolakan itu adalah pertunjukan Inul berisiko tinggi. Pihak depertemen persatuan, kebudayaan, dan kesenian Malaysia menolak campur tangan dalam soal ini. Sekjen departemen itu, Dr Muzahet Masruri, mengatakan, pemberian izin merupakan wilayah hukum Johor Baru.
sumber