LUKA-LUKA - Dokter RSUD Kabupaten Belitung, Marlan menunjukkan luka-luka di tubuh jenazah Nopriandi kepada anggota Unit Identifikasi Polres Belitung, Kamis (3/7) malam. Nopriandi meninggal akibat dikeroyok anjing.
MALANG NIAN nasib Nopriadi (7). Bocah kelas 1 SD Negeri 23, Jalan Pak Tahau, Tanjungpandan ini ditemukan telah meninggal dalam kondisi bagian kepala dan tubuh penuh luka bekas gigitan dan cakaran anjing. ( keterangan gambar )
Jenazah Nopriadi ditemukan ayahnya sendiri, Sahrudin (53), di pantai yang masuk wilayah Desa Air Saga, Kamis (3/7), sekitar pukul 18.45 WIB. Saat ditemukan jenazah berada di dekat bangunan gazebo milik pengusaha Devan Astika. Jenazah Nopriadi lalu dibawa ke UGD RSUD Kabupaten Belitung untuk diperiksa dan menjalani visum et revertum untuk mengetahui penyebab luka-lukanya.
Pantauan Grup Bangka Pos di RSUD Kabupaten Belitung sekitar pukul 19.00 WIB, dokter dan petugas medis menjahit luka-luka yang ada pada leher, muka, serta beberapa bagian tubuh lainnya.
Dokter RSUD yang melakukan pemeriksaan pada jenazah Nopriadi, dr Marlan, memastikan luka-luka yang ada pada tubuh Nopriadi itu akibat serangan anjing. Namun ia belum bisa memastikan apakah kematian Nopriadi diakibatkan luka-luka tersebut atau karena tenggelam.
“Saat ditemukan jenazah berada di air. Perkiraan kami jenazah ini sudah meninggal sekitar tiga jam sebelum ditemukan. Berdasarkan pemeriksaan ada kaku mayat yang berarti ada perlawanan saat berada dalam air, tapi tidak kembung. Namun yang pasti, luka-luka itu akibat gigitan dan cakaran anjing,” kata Marlan.
Soni (10), seorang bocah warga Jalan Pak Tahau, diketahui bersama-sama dengan Almarhum Nopriadi pada Kamis siang. Kepada polisi, wartawan dan warga yang menemuinya di rumah duka, Kamis (3/7) malam, Soni mengatakan, ia dan satu orang temannya lagi bernama Sayuti melihat Nopriadi diserang empat ekor anjing ketika mereka sedang mencari ketam di pantai Desa Air Saga.
“Kami waktu itu mencari ketam di pantai. Aku juga baru kenal dengan die (Nopriadi). Waktu nyarik di belakang rumah, kate orang rumah Pak Devan, di dekat pondok ade anjing. Anjing itu menggonggong dan mengejar kami. Kami langsung lari dan berpencar,” kata Soni didampingi ayahnya, Hairul.
Soni masih sempat melihat empat ekor anjing mengejar dan menyerang Nopriadi hingga membuat Nopriadi terjatuh dan berteriak minta tolong. Setelah itu, Soni tidak tahu lagi kejadiannya karena ia memilih meninggalkan tempat tersebut. Ia juga mengaku tidak tahu kalau Nopriadi telah meninggal dunia.
Kapolres Belitung AKBP Rudy Tranggono SSt MK melalui Kasat Reskrim AKP Adam Erwindi SIK, mengatakan, polisi akan meminta keterangan semua pihak, diantaranya teman-teman Almarhum Nopriadi, serta pengusaha Devan Astika sebagai pemilik anjing yang menyerang Nopriandi.
bangkapos.com
MALANG NIAN nasib Nopriadi (7). Bocah kelas 1 SD Negeri 23, Jalan Pak Tahau, Tanjungpandan ini ditemukan telah meninggal dalam kondisi bagian kepala dan tubuh penuh luka bekas gigitan dan cakaran anjing. ( keterangan gambar )
Jenazah Nopriadi ditemukan ayahnya sendiri, Sahrudin (53), di pantai yang masuk wilayah Desa Air Saga, Kamis (3/7), sekitar pukul 18.45 WIB. Saat ditemukan jenazah berada di dekat bangunan gazebo milik pengusaha Devan Astika. Jenazah Nopriadi lalu dibawa ke UGD RSUD Kabupaten Belitung untuk diperiksa dan menjalani visum et revertum untuk mengetahui penyebab luka-lukanya.
Pantauan Grup Bangka Pos di RSUD Kabupaten Belitung sekitar pukul 19.00 WIB, dokter dan petugas medis menjahit luka-luka yang ada pada leher, muka, serta beberapa bagian tubuh lainnya.
Dokter RSUD yang melakukan pemeriksaan pada jenazah Nopriadi, dr Marlan, memastikan luka-luka yang ada pada tubuh Nopriadi itu akibat serangan anjing. Namun ia belum bisa memastikan apakah kematian Nopriadi diakibatkan luka-luka tersebut atau karena tenggelam.
“Saat ditemukan jenazah berada di air. Perkiraan kami jenazah ini sudah meninggal sekitar tiga jam sebelum ditemukan. Berdasarkan pemeriksaan ada kaku mayat yang berarti ada perlawanan saat berada dalam air, tapi tidak kembung. Namun yang pasti, luka-luka itu akibat gigitan dan cakaran anjing,” kata Marlan.
Soni (10), seorang bocah warga Jalan Pak Tahau, diketahui bersama-sama dengan Almarhum Nopriadi pada Kamis siang. Kepada polisi, wartawan dan warga yang menemuinya di rumah duka, Kamis (3/7) malam, Soni mengatakan, ia dan satu orang temannya lagi bernama Sayuti melihat Nopriadi diserang empat ekor anjing ketika mereka sedang mencari ketam di pantai Desa Air Saga.
“Kami waktu itu mencari ketam di pantai. Aku juga baru kenal dengan die (Nopriadi). Waktu nyarik di belakang rumah, kate orang rumah Pak Devan, di dekat pondok ade anjing. Anjing itu menggonggong dan mengejar kami. Kami langsung lari dan berpencar,” kata Soni didampingi ayahnya, Hairul.
Soni masih sempat melihat empat ekor anjing mengejar dan menyerang Nopriadi hingga membuat Nopriadi terjatuh dan berteriak minta tolong. Setelah itu, Soni tidak tahu lagi kejadiannya karena ia memilih meninggalkan tempat tersebut. Ia juga mengaku tidak tahu kalau Nopriadi telah meninggal dunia.
Kapolres Belitung AKBP Rudy Tranggono SSt MK melalui Kasat Reskrim AKP Adam Erwindi SIK, mengatakan, polisi akan meminta keterangan semua pihak, diantaranya teman-teman Almarhum Nopriadi, serta pengusaha Devan Astika sebagai pemilik anjing yang menyerang Nopriandi.
bangkapos.com