Doktor Burhanudin asal Malaysia disebutkan telah menjadi pimpinan baru jaringan teroris di Asia Tenggara pasca tertangkapnya Noordin M Top. Kelompok ini juga berubah nama dari Jamaah Islamiyah (JI) menjadi Tandhin Qaidatulch Jihat.
"Kepemimpinan sudah berubah. Sekarang dipimpin oleh Doktor Burhanudin orang Malaysia," ujar Juru bicara Darul Islam Al Chaidar saat berbincang dengan okezone, di Jakarta.
Menurut Al Chaidar, teroris yang beranggotakan Jamaah Islamiah (JI) sudah melakukan pembenahan internal dan struktur kepemimpinan. Mereka menggunakan cara yang humanistik, tidak lagi menggunakan cara-cara yang dogmatis.
"Nama mereka tidak lagi JI melainkan "Tandhin Qaidatulch Jihat"." Mereka merupakan anggotanya dari gerakan Negara Islam Indonesia (NII) dan JI," ungkapnya.
Seperti diketahui, Noordin M Top sudah tertangkap Densus 88 sejak dua bulan lalu. Pasalnya, terungkapnya kantung terorisme di Sumatera Selatan pada, Selasa 1 Juni lalu, sumbernya berasal dari Noordin.
Sementara, 10 tersangka teroris yang ditangkap oleh Densus 88 di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa 1 Juli lalu, ditahan di Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok.
Dari hasil penangkapan 10 tersangka itu, polisi telah menahan barang bukti, seperti, empat buah bom pipa elektronik di Jalan Hilir Timur, Palembang, 1 buah bom dalam Tupperware, satu pucuk senjata jenis SNW, 50 butir peluru kaliber 38 MM, 18 unit CPU, dan barang bukti lainnya.
Detiknews
"Kepemimpinan sudah berubah. Sekarang dipimpin oleh Doktor Burhanudin orang Malaysia," ujar Juru bicara Darul Islam Al Chaidar saat berbincang dengan okezone, di Jakarta.
Menurut Al Chaidar, teroris yang beranggotakan Jamaah Islamiah (JI) sudah melakukan pembenahan internal dan struktur kepemimpinan. Mereka menggunakan cara yang humanistik, tidak lagi menggunakan cara-cara yang dogmatis.
"Nama mereka tidak lagi JI melainkan "Tandhin Qaidatulch Jihat"." Mereka merupakan anggotanya dari gerakan Negara Islam Indonesia (NII) dan JI," ungkapnya.
Seperti diketahui, Noordin M Top sudah tertangkap Densus 88 sejak dua bulan lalu. Pasalnya, terungkapnya kantung terorisme di Sumatera Selatan pada, Selasa 1 Juni lalu, sumbernya berasal dari Noordin.
Sementara, 10 tersangka teroris yang ditangkap oleh Densus 88 di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa 1 Juli lalu, ditahan di Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok.
Dari hasil penangkapan 10 tersangka itu, polisi telah menahan barang bukti, seperti, empat buah bom pipa elektronik di Jalan Hilir Timur, Palembang, 1 buah bom dalam Tupperware, satu pucuk senjata jenis SNW, 50 butir peluru kaliber 38 MM, 18 unit CPU, dan barang bukti lainnya.
Detiknews