Sering Dengan Cowok Ganteng Bermobil Mewah
VERRY Idham Henyansyah alias Ryan (30), hari-hari ini tengah menjadi ikon kriminal. Dia mengaku seorang gay, dan ketika kasus kriminalnya (mutilasi) terungkap dia tinggal di sebuah apartemen di Jakarta. Tetapi siapa sebenarnya Ryan? Orang-orang di sekitar apartemennya tak banyak tahu.
Namun menurut para tetangga di kampung halamannya di Desa Wates Kecamatan Tembelang, Jombang, dia dikenal sebagai pemuda baik-baik. Kendati jarang bergaul dengan warga sedesanya, tapi tiap bertemu selalu ramah menyapa.
Yang agak aneh hanyalah, dia sering mengajak cowok-cowok ganteng bermobil mewah ke rumahnya
Ryan, juga dikenal rajin salat di musala dekat kediamannya. Bahkan ia pernah menjadi guru atau pengasuh di Taman Pendidikan Alquran (TPQ) di desa itu. ”Anak saya pernah menjadi muridnya,” kata Susiyati, seorang tetangga.
Beberapa warga sama sekali tidak melihat ada keganjilan pada tingkah laku Ryan selama ini maupun keluarganya. Dia adalah anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Achmad (63) dan Siatun (60). Ayahnya adalah pensiunan pegawai PG Djombang Baru dan kini menjadi petani. Sedangkan ibunya berjualan pakaian di rumah mereka. Keduanya juga tak banyak bergaul dengan tetangga, kendati hubungan tetap cukup baik.
Ryan bersama kedua orang tuanya mendiami sebuah rumah yang tergolong sederhana, didominasi warna cokelat dan putih, menghadap selatan, dengan lantai keramik warna coklat pada bagian teras. Sedangkan ruang dalam menggunakan lantai plester biasa.
Keluar kota
Kepala Desa Jatiwates Makhmud SPd sebagaimana dikutip surya online, sehari-hari Ryan hidup bersama kedua orangtuanya. Karena kakaknya, Mulya Wasis, sudah berumah tangga dan menempati rumah di desa lain. Demikian juga dengan adiknya, Nunik (28).
”Tapi sejak April lalu Ryan tidak kelihatan pulang. Katanya kerja ke luar kota. Katanya di Jakarta,”kata Makhmud. Menurutnya, Ryan pernah bercerita dirinya bekerja sebagai instruktur senam di Fitness Center Marcella, Jl Gatot Subroto, Jombang. Selain itu, juga bekerja sebagai instruktur senam di Malang.
Ryan mengenyam pendidikan formal dengan memulainya di SDN II Jatiwates. Lulus SD, dirinya melanjutkan di SMPN I Tembelang dan tamat dari SMA Negeri 2 Jombang. Sejumlah pemuda desa mengaku kurang akrab dengan Ryan, namun mereka mangakui bahwa orangnya pintar.
”Anaknya itu termasuk pintar sekolah, bahkan sejak SMP sudah kelihatan pintarnya. Makanya dulu ia diterima di SMA 2 Jombang. Meski satu kampung tapi saya kurang akrab,” ujar Muhadi, pemuda setempat.
Satu-satunya orang kampung yang dikenal akrab dengan Ryan hanyalah Irsyad. Keduanya akrab karena sama-sama mengajar ngaji anak-anak di masjid. Namun, sejak Irsyad menikah setahun lalu, hubungan mereka putus. Sejak itu warga mulai jarang melihat Ryan dan Irsyad jalan bareng. Jarak rumah keduanya hanya sekitar 50 meter.
Di mata Makhmud, Ryan anak yang cukup baik, sopan terhadap warga, meskipun jarang bergaul. Ryan sedikit banyak juga memberi kontribusi kepada desanya. Yakni mengajar di TPQ dan mengajar tari pada anak-anak di desa tersebut.
”Terutama jika hendak ada peringatan hari besar, seperti tujuhbelasan, Ryan yang mengajari anak- anak sini menari. Kemudian tampil pada malam perayaan peringatan agustusan itu,"tutur Makhmud.
Teman ganteng
Yansah alias Ryan sering bepergian ke kota dan jarang pulang. Kalau pas ada di rumah, ia sering pergi pagi-pagi sekali sehingga tetangga tidak tahu aktivitasnya. Menurut Makhmud, Yansah sering membawa teman ke rumahnya. Ketika datang, umumnya mereka mengendarai mobil bagus dengan nomor polisi luar kota.
Tetangga lainnya, Susiyati membenarkan bahwa Yansah memang sering mengajak teman-teman ke rumahnya. Semua temannya lakilaki, namun bukan warga kampung itu. Karena tak ada warga yang mengenal seorangpun dari mereka.
Yang pasti, kata Susiyati, teman Yansah yang dibawa ke rumah itu rata-rata ganteng. "Bersih-bersih, ganteng-ganteng. Ya seperti Yansah itu,"kata Susiyati.
Para tetangga tak pernah memerhatikan laki-laki yang dibawa ke rumah Yansah itu menginap atau pulang, karena pintu rumahnya juga lebih sering tertutup.
(Wws, kal /smcn) Suara Merdeka
VERRY Idham Henyansyah alias Ryan (30), hari-hari ini tengah menjadi ikon kriminal. Dia mengaku seorang gay, dan ketika kasus kriminalnya (mutilasi) terungkap dia tinggal di sebuah apartemen di Jakarta. Tetapi siapa sebenarnya Ryan? Orang-orang di sekitar apartemennya tak banyak tahu.
Namun menurut para tetangga di kampung halamannya di Desa Wates Kecamatan Tembelang, Jombang, dia dikenal sebagai pemuda baik-baik. Kendati jarang bergaul dengan warga sedesanya, tapi tiap bertemu selalu ramah menyapa.
Yang agak aneh hanyalah, dia sering mengajak cowok-cowok ganteng bermobil mewah ke rumahnya
Ryan, juga dikenal rajin salat di musala dekat kediamannya. Bahkan ia pernah menjadi guru atau pengasuh di Taman Pendidikan Alquran (TPQ) di desa itu. ”Anak saya pernah menjadi muridnya,” kata Susiyati, seorang tetangga.
Beberapa warga sama sekali tidak melihat ada keganjilan pada tingkah laku Ryan selama ini maupun keluarganya. Dia adalah anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Achmad (63) dan Siatun (60). Ayahnya adalah pensiunan pegawai PG Djombang Baru dan kini menjadi petani. Sedangkan ibunya berjualan pakaian di rumah mereka. Keduanya juga tak banyak bergaul dengan tetangga, kendati hubungan tetap cukup baik.
Ryan bersama kedua orang tuanya mendiami sebuah rumah yang tergolong sederhana, didominasi warna cokelat dan putih, menghadap selatan, dengan lantai keramik warna coklat pada bagian teras. Sedangkan ruang dalam menggunakan lantai plester biasa.
Keluar kota
Kepala Desa Jatiwates Makhmud SPd sebagaimana dikutip surya online, sehari-hari Ryan hidup bersama kedua orangtuanya. Karena kakaknya, Mulya Wasis, sudah berumah tangga dan menempati rumah di desa lain. Demikian juga dengan adiknya, Nunik (28).
”Tapi sejak April lalu Ryan tidak kelihatan pulang. Katanya kerja ke luar kota. Katanya di Jakarta,”kata Makhmud. Menurutnya, Ryan pernah bercerita dirinya bekerja sebagai instruktur senam di Fitness Center Marcella, Jl Gatot Subroto, Jombang. Selain itu, juga bekerja sebagai instruktur senam di Malang.
Ryan mengenyam pendidikan formal dengan memulainya di SDN II Jatiwates. Lulus SD, dirinya melanjutkan di SMPN I Tembelang dan tamat dari SMA Negeri 2 Jombang. Sejumlah pemuda desa mengaku kurang akrab dengan Ryan, namun mereka mangakui bahwa orangnya pintar.
”Anaknya itu termasuk pintar sekolah, bahkan sejak SMP sudah kelihatan pintarnya. Makanya dulu ia diterima di SMA 2 Jombang. Meski satu kampung tapi saya kurang akrab,” ujar Muhadi, pemuda setempat.
Satu-satunya orang kampung yang dikenal akrab dengan Ryan hanyalah Irsyad. Keduanya akrab karena sama-sama mengajar ngaji anak-anak di masjid. Namun, sejak Irsyad menikah setahun lalu, hubungan mereka putus. Sejak itu warga mulai jarang melihat Ryan dan Irsyad jalan bareng. Jarak rumah keduanya hanya sekitar 50 meter.
Di mata Makhmud, Ryan anak yang cukup baik, sopan terhadap warga, meskipun jarang bergaul. Ryan sedikit banyak juga memberi kontribusi kepada desanya. Yakni mengajar di TPQ dan mengajar tari pada anak-anak di desa tersebut.
”Terutama jika hendak ada peringatan hari besar, seperti tujuhbelasan, Ryan yang mengajari anak- anak sini menari. Kemudian tampil pada malam perayaan peringatan agustusan itu,"tutur Makhmud.
Teman ganteng
Yansah alias Ryan sering bepergian ke kota dan jarang pulang. Kalau pas ada di rumah, ia sering pergi pagi-pagi sekali sehingga tetangga tidak tahu aktivitasnya. Menurut Makhmud, Yansah sering membawa teman ke rumahnya. Ketika datang, umumnya mereka mengendarai mobil bagus dengan nomor polisi luar kota.
Tetangga lainnya, Susiyati membenarkan bahwa Yansah memang sering mengajak teman-teman ke rumahnya. Semua temannya lakilaki, namun bukan warga kampung itu. Karena tak ada warga yang mengenal seorangpun dari mereka.
Yang pasti, kata Susiyati, teman Yansah yang dibawa ke rumah itu rata-rata ganteng. "Bersih-bersih, ganteng-ganteng. Ya seperti Yansah itu,"kata Susiyati.
Para tetangga tak pernah memerhatikan laki-laki yang dibawa ke rumah Yansah itu menginap atau pulang, karena pintu rumahnya juga lebih sering tertutup.
(Wws, kal /smcn) Suara Merdeka