Penyaringan situs dengan konten pornografi membutuhkan bantuan dari banyak komunitas. Salah satunya adalah komunitas warung internet (warnet) di Indonesia.
"Kami akan mengedukasi dan mensosialisasikan tentang teknik filtering DNS ke seluruh warnet yang ada di Indonesia," ujar Dirjen Aplikasi Telematika Cahyana Ahmadjayadi usai konferensi pers tentang penanggulangan konten porno di Internet bagi anak-anak di Gedung Depkominfo, jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.
Namun, lanjut Cahyana, sayangnya tidak semua warnet di Indonesia terdaftar menjadi bagian dari asosiasi ini. Oleh karena itu, lagi-lagi, sosialisasi ini harus dibantu oleh komunitas lainnya, tidak hanya komunitas elektronik, tapi juga instansi terkait seperti KPAI (komisi perlindungan anak Indonesia), Kominfo, bahkan media sekalipun.
"Pastinya kita akan mengambil langkah kampanye kepada warnet-warnet yang belum menjadi anggota awari untuk meminimalisasi dampak dari situs berkonten pornografi pada anak-anak," jelas Cahyana.
Komunitas lain yang akan diajak berunding mengenai pencegahan situs berkonten pornografi adalah operator, produsen film dan musik, serta ISP. Menurut Cahyana, dirinya akan melakukan pertemuan dengan pihak-pihak tersebut untuk berdiskusi.
"Kemungkinan diskusi tersebut akan berlangsung bulan depan. Intinya saya hanya ingin mencari langkah antisipasi untuk mencegah meluasnya konten pornografi di internet," tandas Cahyana.
Hal ini, menurut Cahyana, harus dilakukan karena konten pornografi tidak hanya tersebar di internet saja tapi juga di media elektronik lain, khususnya televisi, melalui film dan musik.
"Kadang ada juga konten pornografi yang digunakan oleh rington atau ringbacktone. Kadang hal itu pun tidak termonitor oleh orang tua, sehingga konten-konten tersebut tidak kalah bahayanya dengan yang ada di internet," tandas Cahyana.
Muhammad Candrataruna - Okezone
"Kami akan mengedukasi dan mensosialisasikan tentang teknik filtering DNS ke seluruh warnet yang ada di Indonesia," ujar Dirjen Aplikasi Telematika Cahyana Ahmadjayadi usai konferensi pers tentang penanggulangan konten porno di Internet bagi anak-anak di Gedung Depkominfo, jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.
Namun, lanjut Cahyana, sayangnya tidak semua warnet di Indonesia terdaftar menjadi bagian dari asosiasi ini. Oleh karena itu, lagi-lagi, sosialisasi ini harus dibantu oleh komunitas lainnya, tidak hanya komunitas elektronik, tapi juga instansi terkait seperti KPAI (komisi perlindungan anak Indonesia), Kominfo, bahkan media sekalipun.
"Pastinya kita akan mengambil langkah kampanye kepada warnet-warnet yang belum menjadi anggota awari untuk meminimalisasi dampak dari situs berkonten pornografi pada anak-anak," jelas Cahyana.
Komunitas lain yang akan diajak berunding mengenai pencegahan situs berkonten pornografi adalah operator, produsen film dan musik, serta ISP. Menurut Cahyana, dirinya akan melakukan pertemuan dengan pihak-pihak tersebut untuk berdiskusi.
"Kemungkinan diskusi tersebut akan berlangsung bulan depan. Intinya saya hanya ingin mencari langkah antisipasi untuk mencegah meluasnya konten pornografi di internet," tandas Cahyana.
Hal ini, menurut Cahyana, harus dilakukan karena konten pornografi tidak hanya tersebar di internet saja tapi juga di media elektronik lain, khususnya televisi, melalui film dan musik.
"Kadang ada juga konten pornografi yang digunakan oleh rington atau ringbacktone. Kadang hal itu pun tidak termonitor oleh orang tua, sehingga konten-konten tersebut tidak kalah bahayanya dengan yang ada di internet," tandas Cahyana.
Muhammad Candrataruna - Okezone