Arwah Dukun Yang Dibunuh Gentayangan !

1238352408rrrr3

Di kawasan Percut Seituan, Warsono (81) dikenal sebagai dukun yang mampu mengobati berbagai penyakit. Namun, kemarin (29/3) pagi, warga Jalan Sampali Gang Tawon, Dusun XVI, Desa Sampali, Percut Sei Tuan, Deli Serdang, itu ditemukan tewas mengenaskan di ladang ubi.

Kakek 20 cucu itu dicekik, disiksa sambil diseret sejauh 100 meter oleh orang yang dipergokinya mau mencuri kambing.

Kematian Warsono membuat ketujuh anaknya bertanya-tanya. Pasalnya, duda yang ditinggal mati istrinya 4 tahun lalu, tak punya musuh. Apalagi warga mengenal sosoknya sebagai orang yang ramah, baik dan suka menolong. Namun kematiannya tak wajar. Warsono ditemukan tewas telungkup setengah bugil.

Meski bajunya masih melekat, Warsono ditemukan hanya mengenakan celana dalam. Mata kiri lebam, dagu lecet dan sekitar kemaluannya berdarah. Di lehernya terlihat bekas cekikan persis di tenggorokannya. Jasadnya pertama kali ditemukan Dedi, bocah kelas I SMP. Temuan itu langsung disampaikan ke anak-anak Warsono hingga warga gempar.

“Matanya bengkak, lehernya biru, dan anehnya dari kemaluannya mengeluarkan darah,”tutur Udin yang mengaku teman karib Warsono menunjukkan lokasi -lokasi awal hilangnya Warasono hingga lokasi ditemukan. Namun anak-anak Warsono yakin pembunuhnya lebih dari dua orang. Hal itu diungkapkan Rahmini (32), putri sulung Warsono.

“Menurut saya pelakunya lebih dari 2. Bapak dibekap dan langsung dicekik dari belakang. Karena kami tahu bapak kami, kalo dari depan 3 orang pun, belum tentu menang berkelahi sama bapak. Bapak memang udah 81 tahun, tapi dia masih sehat. Buktinya ke ladang aja bapak masih sanggup. Yang masang atap di rumah abang Sutoyo kan bapak. Padalah atap itu rencananya mau disiapkan bapak hari ini (Minggu-red),”tambah Rahmini.

Rahmini adalah orang yang paling merasakan kesedihan karena selama ini Warsono tinggal bersamanya. Rahmini kembali menceritakan hari nahas sebelum bapaknya ditemukan tewas. Menurutnya, Minggu (28/3) sekitar pukul 21.00 Wib, bapaknya masih terlihat mondar-mandir di sekitar rumahnya.

Seperti biasa, Warsono pun main ke rumah anak pertamanya, Sutoyo. Saat itu, Sutoyo sedang menerima pasien yang berobat. Usai ditangani Sutoyo, pasien itu masih sempat berbicara dengan Warsono. Agar posisi bicara lebih santai dan nyaman, Warsono mengajak pasien anaknya ngobrol di pondok lesehan, 10 meter dari rumah Sutoyo.

Karena pondok tepat berada di sebelah kandang kambing keluarganya, nyamuk banyak. Warsono pamit pada pasien anaknya untuk bakar sampah di belakang kandang kambing agar nyamuk berkurang. Ditunggu beberapa saat, Warsono tak juga kembali ke pondok itu. Kelamaan nunggu, pasien Sutoyo memutuskan kembali ke kediaman Sutoyo dan menceritakan hal itu namun dianggap angin lalu.

Warsono baru ditemukan esok paginya, Minggu (29/3). Warsono tewas teleungkup memakai baju kemeja hitam bercorak batik dan hanya mengenakan celana dalam warna biru saja. Sedangkan celana pendeknya berwarna hitam ditemukan sangkut di pagar batang ubi, 3 meter dari Warsono ditemukan.

Pasien Sutoyo yang sempat ngobrol dengan Warsono, mengaku pada Rahmini sempat dengar suara gaduh dari belakang kandang kambing. “Tamu abang yang cakap sama bapak di pondokan, sempat mendengar suara grebak-grebuk gitu. Tapi dipikirnya, suara grebak-grebuk itu anjing. Soalnya di sini banyak anjing.

Rupanya sejak bapak ke belakang kandang kambing itu, bapak nggak balek-balek lagi. Rupanya besok pagi, si Dedi menemukan sesosok mayat berambut putih terlungkup dengan tangan menjulur ke depan. Kami pun rame-rame ke belakang. Ternyata benar mayat itu bapak, bapak meninggal karena dibunuh. Matanya kirinya bengkak, bola matanya merah, di lehernya ada bekas cekikkan, dan kondisinya hampir bugil,”jelas Rahmini.

Kurasa, lanjut Rahmini yang ditemani anak-anaknya, gara-gara cekikan itu bapak meninggal. “Pulaknya sampek bebekas ke dalam cekekannya. Bapak mungkin disiksa dulu sebelum dibunuh. Soalnya di salah satu pohon kelapa di belakang kandang kambing, ada bercak darah. Kurasa waktu bapak mau bakar sampah, ada orang yang mau nyuri kambing. Karena mungkin bapak tau orang itu, terus dari pada ketahuan, bapak dicekik. Makanya tamu abang tadi malam nggak dengar suara orang,”ujarnya.

Dia juga yakin bapaknya sempat disiksa dan diseret dari pondokan ke lokasi Warsono ditemukan. Hal itu diyakini dari banyaknya batang pohon yang berpatahan mulai dari pondokan hingga lokasi Warsono ditemukan. “Berarti pelakunya membawa bapak dari sini dan bapak disiksa,”terang Rahmini yakin.

Arwah Warsono Marah dan Janji Balas Dendam Sendiri

Selain Warsono, hampir semua anak-anaknya mewarisi ilmu pengobatan dan kebatinannya. Karena penasaran, istri Sutoyo menggelar ritual pemanggilan arwah. Tujuannya, memanggil arwah mertua untuk mengetahui siapa pembunuhnya. Usai persyaratan disiapkan, ritual pun dimulai.

Anehnya, usai dipanggil, arwah Warsono malah marah-marah. Warsono tak ikhlas bila anak-anaknya atau keluarganya memanggil rohnya. Bahkan saat ditanya siapa yang membunuh, arwah Warsono tak mau menyebutkan namanya. Arwah itu hanya diam. Tak lama kemudian, arwah Warsono berjanji akan membalaskan dendamnya sendirian.

“Kakak iparku bilang, roh bapak marah waktu ditanyai siapa yang membunuhnya. Bapak juga nggak izin sampai kapan pun jika rohnya dipanggil sama anak-anaknya. Tapi waktu roh bapak dipanggil, bapak bilang biar dia aja yang membalas dendam atas kematiannya. Kakak juga bilang, pembunuh bapak orang kampung mereka sendiri dan sangat kenal dengan keluarga Warsono,”terang Rahmini.

Kemarin sore, jenazah Warsono dikebumikan di pekuburan muslim Desa Sampali. Wajah sedih dan kehilangan pun terpancar dari setiap keluarga, anak, cucu, bahkan 3 orang cicit Warsono saat pengebumian. Terpisah, Kapolsek Percut Sei Tuan AKP Edi B Sinaga mengatakan bahwa pihaknya masih belum bisa memastikan penyebab kematian Warasono. Masih diselidiki dan kita telah memeriksa 3 orang,”ucap Edi.POSTMETROMEDAN
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Belajar Bahasa Inggris