Pelecehan antar remaja di internet semakin parah, bahkan menjadi wabah akut. Di negara Australia misalnya, dalam 8 bulan terakhir diklaim setidaknya 10 remaja bunuh diri karena dihina ataupun diancam di internet.
Itulah yang dikemukakan aktivis kaum muda Australia, Les Twentyman. Dikatakannya, aksi pelecehan tersebut marak di situs jejaring seperti MySpace dan Facebook.
Untuk mencegah akibat yang lebih parah, ia berharap Kementerian Komunikasi untuk mengubah aturan hukum sehingga polisi bisa menangkap para pelaku pelecehan online.
Twentyman mencontohkan seorang remaja usia 17 tahun baru-baru ini tewas menjatuhkan diri dari jembatan. Perbuatan nekat itu dilakukannya setelah dia mencapat ancaman mati di internet.
Orang tua si anak kemudian berencana menggelar kampanye agar masyarakat semakin sadar tentang adanya pelecehan cyber. Twentyman sendiri menilai, pelecehan cyber sudah menjadi semacam wabah serius.
"Anak-anak ini mendapat kuasa atas internet yang mereka perlakukan di luar kendali karena mereka belum cukup dewasa untuk mengerti apa yang mereka lakukan," papar Twentyman.
Pihak Kemeterian Komunikasi sendiri menyadari hal tersebut. Melalui juru bicaranya, mereka mengatakan telah melakukan berbagai cara untuk mencegahnya.
Model Umumkan Bunuh Diri di Facebook
Situs jejaring Facebook jadi media bagi seorang model untuk mengumumkan kematiannya. Model dan calon aktor bernama Paul Zolezzi ini mengakhiri hidup secara tragis dengan gantung diri di Brooklyn, Amerika Serikat beberapa jam setelah ia menyatakan akan bunuh diri di Facebook.
Status di Facebook Zolezzi berbunyi, 'Lahir di San Francisco, menjadi bintang dan mengakhiri hidup di Brooklyn'.
Menurut ibunya, Stepphanie Zolezzi, anaknya itu mungkin ingin terus dikenang sehingga ia menyebarluaskan pengumuman kematiannya di Facebook.
Sang ibu pun menganggap Facebook memicu orang-orang ingin terus diingat dengan cara yang salah, seperti yang dilakukan anaknya.
Sebelumnya, korban juga pernah membuat pengumuman serupa meski akhirnya tak jadi bunuh diri. Korban diketahui depresi karena pertunangannya yang gagal. Sementara ayahnya juga meninggal karena bunuh diri.
Itulah yang dikemukakan aktivis kaum muda Australia, Les Twentyman. Dikatakannya, aksi pelecehan tersebut marak di situs jejaring seperti MySpace dan Facebook.
Untuk mencegah akibat yang lebih parah, ia berharap Kementerian Komunikasi untuk mengubah aturan hukum sehingga polisi bisa menangkap para pelaku pelecehan online.
Twentyman mencontohkan seorang remaja usia 17 tahun baru-baru ini tewas menjatuhkan diri dari jembatan. Perbuatan nekat itu dilakukannya setelah dia mencapat ancaman mati di internet.
Orang tua si anak kemudian berencana menggelar kampanye agar masyarakat semakin sadar tentang adanya pelecehan cyber. Twentyman sendiri menilai, pelecehan cyber sudah menjadi semacam wabah serius.
"Anak-anak ini mendapat kuasa atas internet yang mereka perlakukan di luar kendali karena mereka belum cukup dewasa untuk mengerti apa yang mereka lakukan," papar Twentyman.
Pihak Kemeterian Komunikasi sendiri menyadari hal tersebut. Melalui juru bicaranya, mereka mengatakan telah melakukan berbagai cara untuk mencegahnya.
Model Umumkan Bunuh Diri di Facebook
Situs jejaring Facebook jadi media bagi seorang model untuk mengumumkan kematiannya. Model dan calon aktor bernama Paul Zolezzi ini mengakhiri hidup secara tragis dengan gantung diri di Brooklyn, Amerika Serikat beberapa jam setelah ia menyatakan akan bunuh diri di Facebook.
Status di Facebook Zolezzi berbunyi, 'Lahir di San Francisco, menjadi bintang dan mengakhiri hidup di Brooklyn'.
Menurut ibunya, Stepphanie Zolezzi, anaknya itu mungkin ingin terus dikenang sehingga ia menyebarluaskan pengumuman kematiannya di Facebook.
Sang ibu pun menganggap Facebook memicu orang-orang ingin terus diingat dengan cara yang salah, seperti yang dilakukan anaknya.
Sebelumnya, korban juga pernah membuat pengumuman serupa meski akhirnya tak jadi bunuh diri. Korban diketahui depresi karena pertunangannya yang gagal. Sementara ayahnya juga meninggal karena bunuh diri.