49 Mahasiswa Indonesia Tertipu di Malaysia !

Sebanyak 49 mahasiswa Indonesia yang ingin belajar di universitas Al Azhar, Kairo Mesir, terlantar dan terkatung-katung selama satu tahun di Malaysia karena tertipu oleh agen pendidikan Fikruna Center.

Maulana dan Lukman, dua dari 49 calon mahasiswa Universitas Al Azhar, Kairo, yang tertipu dan terlantar di Malaysia didampingi ketua PPI Malaysia Irfan Syauqi Beik, melaporkan penipuan itu kepada atase pendidikan KBRI Kuala Lumpur Imran Hanafi dan staf SLO (Senior Liason Officer) Polri Kiki, Senin.

“Kami sudah membayar uang Rp12 juta kepada Fikruna Center di Jakarta yang menjanjikan dapat membantu kami bisa studi di Al Azhar, Kairo Mesir,” kata Lukman.

Setelah dilakukan tes dan membayar uang sejumlah itu, sebanyak 49 lulusan SMA dari berbagai kota di Indonesia dikirim oleh Fikruna ke Malaysia untuk mendapatkan pendidikan transisi sebelum dapat studi universitas terkenal di Mesir itu.

Mereka ditempatkan sementara di Madiwa, Damansara untuk mendapatkan pendidikan sementara ternyata tempatnya berupa masjid kecil, bukan ruang kelas, diajarkan mengaji dengan sistem pengajaran santai.

“Selama hampir setahun mendapatkan pendidikan sementara di Madiwa kami mendapatkan pendidikan three in one. Maksudnya, dalam masjid kecil itu kami bisa belajar, makan dan minum, atau tidur,” kata Maulana asal Bandung.

Manajemen Madiwa kemudian meminta uang lagi sebesar 2.750 ringgit (Rp8,25 juta) untuk tiket penerbangan Kuala Lumpur-Kairo, setelah mereka membayar semua tapi hingga kini mereka belum juga berangkat ke Kairo untuk studi di Al Azhar, tambah Lukman calon mahasiswa Al Azhar asal Bekasi.

“Akhirnya semua calon mahasiswa terpaksa bekerja, ada yang menjadi pelayan restoran, tukang cuci piring di restoran untuk menyambung hidup sambil menunggu kapan akan diberangkatkan ke Kairo dan masuk universitas Al Azhar. Mereka bekerja tersebar di berbagai negara bagian Malaysia,” kata Lukman.

Meski terlantar dan menanti selama setahun di Malaysia ternyata tidak kunjung diberangkatkan ke Kairo. Akhirnya mereka patah arang dan meminta PPI (persatuan pelajar Indonesia) Malaysia untuk mengadukan persoalannya ke KBRI.

Menurut mereka, pola Fikruna Center menipu para calon mahasiswa dilakukan dengan cara membagikan brosur ketika para calon mahasiswa melakukan tes masuk di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. Mereka tertarik studi ke Universitas Al Azhar, Kairo, setelah gagal masuk UIN.

“Karena gagal masuk UIN Ciputat maka kami tertarik untuk kuliah langsung di universitas Al Azhar Kairo dan Fikruna Center berjanji akan membantu. Apalagi mereka telah membuktikan banyak berhasil mengirim para mahasiswa ke universitas Al Azhar Kairo,” kata Maulana.

Atase pendidikan Imran Hanafi mengatakan kepada mereka bahwa ada kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan universitas Al Azhar Kairo bahwa semua mahasiswa Indonesia yang ingin studi di Al Azhar harus melalui dan mengikuti tes via departemen agama.

“Semua yang ingin studi di universitas Al Azhar harus melalui departemen Agama. Tidak ada yang transit atau transisi dulu di Malaysia,” tegas Imran.

Ia dan staf SLO Polri kemudian mencatat semua pengaduan para mahasiswa untuk dibuatkan laporan ke Jakarta dan menangkap para pelaku penipuan di Indonesia.

Ketua PPI Malaysia Irfan Sauqi Beik mengutuk penipuan yang dilakukan Fikruna Center yang menyebabkan puluhan calon mahasiswa Indonesia kehilangan banyak uang dan terlantar di Malaysia. “Apalagi penipuan ini terus berlangsung. Kemarin tujuh calon mahasiswa Al Azhar Kairo datang lagi ke Kuala Lumpur yang dikirim oleh Fikruna Center,” kata Irfan. [antara]

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Belajar Bahasa Inggris