ABG Itu Sengaja Pamer Belahan !

Siang itu, hari Sabtu yang agak mendung, di sebuah warung pinggir jalan Abepura, Jayapura, Papua, saya terhenyak ketika kerlingan mata tertambat pada 'celah terlarang' dari seorang gadis remaja yang duduk sambil sibuk menyantap bakso.

Seolah tak peduli dengan keadaan sekeliling, (maaf) belahan pantat itu tetap dalam posisi terbuka dan terlihat begitu jelasnya, entah si empunya tidak tahu atau memang sengaja show of body berharap orang lain mengaguminya, tapi kemungkinan besar ia sengaja melakukan itu.

Di sisi lain, tepatnya di belakang ABG itu, dua orang ibu berjilbab mencuri pandang, berbisik dan akhirnya tertawa, mungkin ibu-ibu sedang memperbincangkan apa yang terpampang di depan mereka.

Itu adalah sebuah hal yang menurut ukuran kota kecil seperti Jayapura adalah tidak sopan, namun akhir-akhir ini hal-hal semacam dan sejenis itu seolah lumrah terlihat dan 'tersaji' secara massal, di setiap tempat.

Ini baru di Jayapura, tempat yang nun jauh dari Jakarta atau kota-kota besar lainnya, lalu bagaimana yang terjadi dengan kota Makassar, Surabaya, Medan atau bahkan ibukota negara sendiri?

Kemunculan Video-video porno Made in indonesia dengan aktor/aktrisnya adalah anak-anak muda lokal, merupakan (mungkin) jawaban-jawaban pertanyaan di atas. Apalagi di perkuat dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh dr Boyke N, membuat bulu kuduk para orang tua, terutama ibu-ibu yang mempunyai anak laki-laki maupun perempuan, berdiri.

Apakah ini buah dari serbuan budaya asing, yang hadir sampai ruang tidur kita melalui televisi, radio, majalah, atau internet? Atau itu semua terjadi karena kegagapan kita saat menghadapi sebuah hal yang bernama modernisasi, sehingga ketika globalisasi datang sambil membawa tawaran yang menggiurkan, kita tidak mampu memilah mana yang cocok dan apa yang kontradiktif dengan tradisi (local wisdom), semua ditelan mentah-mentah oleh masyarakat indonesia tanpa menganalisanya terlebih dahulu sesuai atau tidak, besar mana manfaat dengan mudhoratnya.

Kalau dianalisa secara seksama, muara dari runtutan masalah yang terpapar sebelum ini adalah buah penjajahan yang berlangsung dalam kurun waktu lama. Jadinya Mental orang indonesia adalah mental inlander (orang terjajah) yang dalam alam bawah sadar, semua yang berasal dari penjajah merupakan simbol penguasaan terhadap orang terjajah, bahwa penjajah (Barat?) merupakan orang-orang hebat.

Bukti nyata bisa dilihat ketika orang Indonesia bisa bercakap dengan para bule. mereka akan dengan bangga (sombong) memamerkan kepada yang lain. Atau minimal ketika orang barat lewat, orang indonesia akan melihat dengan heran bahkan mungkin takjub.

Ini harus segera di carikan 'obat'nya agar mental inlander kita bisa sembuh total hingga kita akan semakin 'PD' dengan hasil sendiri dari budaya sendiri, minimal untuk generasi berikut jika kita saat ini sudah 'teracuni' oleh limbah modernisasi.

Jadi tugas siapa ini? Ya jelas tugas DPR, Pemerintah, LSM, Ormas, kita, bahkan media pun harus memikul tugas ini.

Pak Wailorah, utrecxxx@yahoo.co.id
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Belajar Bahasa Inggris