Isu Ada Atasan Menciumi Bawahan Menguap di Dinas PU Agam
Isu tak sedap yang menguap dari dinas PU Agam beberapa waktu belakangan, menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan di daerah itu. Banyak yang menyayangkan terjadinya dugaan kasus tersebut, yang dinilai telah mencemari visi daerah: Agam mandiri berprestasi yang madani. Setidaknya dua aktifis pemuda Agam,yang juga parik paga nagari Lubuk Basung, Marjoni, dan Yos mengecam peristiwa yang diduga pelecehan terhadap salah seorang perempuan,yang kebetulan staf di salah satu bidang di dinas PU Agam.
Kecaman itu disampaikan melalui ponsel mereka, Kamis (21/5). Pentolan parik paga nagari Lubuk Basung, Marjoni, yang juga Ketua Karang Taruna Agam, menilai, pelecehan terhadap perempuan tidak boleh terjadi di daerah itu, apalagi di kantor pemerintah. Namun aroma pelecehan itu sudah merebak sampai tercium wartawan. Akibatnya, beberapa koran mingguan terbitan Padang mengekspos kejadian memalukan itu.
Marjoni menghimbau pihak berkompeten di Pemkab Agam menyelidiki kasus tersebut secara benar dan bertanggung jawab. “Selidikilah dengan baik, jangan memihak, dan tolong sampaikan hasil penyelidikan itu kepada khalayak ramai. Jangan pula sampai ada upaya menutup-nutupi meburukan pejabat bermoral rendah,misalnya dengan memaksakan pernyataan si korban kalau perbuatan itu tidak pernah terjadi,” ujar Marjoni.
Menurutnya, kasus pelecehan terhadap pegawai tidak tetap (PTT) di dinas PU Agam oleh salah seorang pejabat eselon III berinitial “NLD” sangatlah tidak bermoral. Mestinya, pejabat yang berpredikat kepala bidang itu mengayomi stafnya yang PTT dimaksud, bukan malah menggodanya untuk berbuat tidak baik, seperti dugaan banyak pihak di daerah itu. Bila ternyata oknum NLD berbuat tidak senonoh terhadap bawahannya, seperti isuberkembang, ia sudah tidal layang berada di Agam. Hal senada disampaikan Ketua Fokal (forum komunikasi anak nagari Lubuk Basung), Yos, via ponselnya.
Menurutnya,bila pihak berkompeten tidak menindaklanjuti isu tak sedap itu, anak nagari Lubuk Basunglah yang akan bertindak. Isu berkembang, NLD menciumi stafnya berinitial WT di ruang kerjanya pada suatu hari di beberapa waktu lalu. Namun, ketika dikonfirmasi via ponselnya, Kamis (21/5) sekitar pukul 15.58 WIB, NLD mengatakan semua itu tidak benar. Itu hanya isu, dan dengan pihak WT sudah selesai. Pihak WT sudah membuat pernyataan kalau semua itu tidak benar. “Semua sudah saya jelaskan kepada wartawan pembuat berita, dan surat pernyataan dari pihak yang perempuan sudah pula saya berikan pada sang wartawan untuk mengklarifikasi berita tersebut,” ujarnya.
NLD bahkan mengaku sudah menjelaskan semuanya kepada Kepala BKD Agam, Mulyadi, SH. Menurutnya, ia sendiri tidak ingin ribut-ribut dengan wartawan seputar masalah berita yang tentang dirinya dan stafnya, yang diekspos koran mingguan tersebut. Walau demikian Marjoni dan Yos berharap masalah itu benar-benar dituntaskan. Pihak berkompeten mesti memeriksa dengan sebenarnya, tanpa ada upaya untuk membela pihak yang bersalah.
Karena masalah moral di Agam sangat sensitif, apalagi dilakukan pejabat setingkat kepala bidang. Khalayak ramai perlu mengetahui hasil pemeriksaan terhadap NLD dan WT. Bila isu itu ternyata benar, NLD mesti menerima ganjaran, tetapi bila tidak, nama baiknya harus dipulihkan.
Isu tak sedap yang menguap dari dinas PU Agam beberapa waktu belakangan, menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan di daerah itu. Banyak yang menyayangkan terjadinya dugaan kasus tersebut, yang dinilai telah mencemari visi daerah: Agam mandiri berprestasi yang madani. Setidaknya dua aktifis pemuda Agam,yang juga parik paga nagari Lubuk Basung, Marjoni, dan Yos mengecam peristiwa yang diduga pelecehan terhadap salah seorang perempuan,yang kebetulan staf di salah satu bidang di dinas PU Agam.
Kecaman itu disampaikan melalui ponsel mereka, Kamis (21/5). Pentolan parik paga nagari Lubuk Basung, Marjoni, yang juga Ketua Karang Taruna Agam, menilai, pelecehan terhadap perempuan tidak boleh terjadi di daerah itu, apalagi di kantor pemerintah. Namun aroma pelecehan itu sudah merebak sampai tercium wartawan. Akibatnya, beberapa koran mingguan terbitan Padang mengekspos kejadian memalukan itu.
Marjoni menghimbau pihak berkompeten di Pemkab Agam menyelidiki kasus tersebut secara benar dan bertanggung jawab. “Selidikilah dengan baik, jangan memihak, dan tolong sampaikan hasil penyelidikan itu kepada khalayak ramai. Jangan pula sampai ada upaya menutup-nutupi meburukan pejabat bermoral rendah,misalnya dengan memaksakan pernyataan si korban kalau perbuatan itu tidak pernah terjadi,” ujar Marjoni.
Menurutnya, kasus pelecehan terhadap pegawai tidak tetap (PTT) di dinas PU Agam oleh salah seorang pejabat eselon III berinitial “NLD” sangatlah tidak bermoral. Mestinya, pejabat yang berpredikat kepala bidang itu mengayomi stafnya yang PTT dimaksud, bukan malah menggodanya untuk berbuat tidak baik, seperti dugaan banyak pihak di daerah itu. Bila ternyata oknum NLD berbuat tidak senonoh terhadap bawahannya, seperti isuberkembang, ia sudah tidal layang berada di Agam. Hal senada disampaikan Ketua Fokal (forum komunikasi anak nagari Lubuk Basung), Yos, via ponselnya.
Menurutnya,bila pihak berkompeten tidak menindaklanjuti isu tak sedap itu, anak nagari Lubuk Basunglah yang akan bertindak. Isu berkembang, NLD menciumi stafnya berinitial WT di ruang kerjanya pada suatu hari di beberapa waktu lalu. Namun, ketika dikonfirmasi via ponselnya, Kamis (21/5) sekitar pukul 15.58 WIB, NLD mengatakan semua itu tidak benar. Itu hanya isu, dan dengan pihak WT sudah selesai. Pihak WT sudah membuat pernyataan kalau semua itu tidak benar. “Semua sudah saya jelaskan kepada wartawan pembuat berita, dan surat pernyataan dari pihak yang perempuan sudah pula saya berikan pada sang wartawan untuk mengklarifikasi berita tersebut,” ujarnya.
NLD bahkan mengaku sudah menjelaskan semuanya kepada Kepala BKD Agam, Mulyadi, SH. Menurutnya, ia sendiri tidak ingin ribut-ribut dengan wartawan seputar masalah berita yang tentang dirinya dan stafnya, yang diekspos koran mingguan tersebut. Walau demikian Marjoni dan Yos berharap masalah itu benar-benar dituntaskan. Pihak berkompeten mesti memeriksa dengan sebenarnya, tanpa ada upaya untuk membela pihak yang bersalah.
Karena masalah moral di Agam sangat sensitif, apalagi dilakukan pejabat setingkat kepala bidang. Khalayak ramai perlu mengetahui hasil pemeriksaan terhadap NLD dan WT. Bila isu itu ternyata benar, NLD mesti menerima ganjaran, tetapi bila tidak, nama baiknya harus dipulihkan.