Seorang bintang porno mendadak nekad, mengajukan diri sebagai calon senator AS. Dia muncul dengan program politik yang normatif. Tapi, warga Louisiana, tempatnya mencalonkan, lebih tertarik pada film birunya ketimbang pencalonannya.
Usianya masih 30 tahun. Bentuk tubuhnya sungguh seksi saat dia melangkah dari satu meja ke meja lainnya di sebuah restoran di Baton Rouge. Dia mengenakan blus ketat berwarna hitam dengan belahan di bagian leher yang terbuka dan rok pendek selutut. Selintas, dia mirip kembang mahasiswi dari kampus Louisiana State University.
“Siapapun yang belum mengenal saya, saya tebak Anda tak pernah mencarinya di Google sampai Anda pulang dari bekerja,” katanya.
Namanya memang bertebaran di situs pencari itu. Stormy Daniels. Dia bintang porno kelahiran Louisiana. Tak terhitung film-film biru yang diperankan Daniels sepanjang kariernya di film bokep tersebut.
Kini, dia muncul bukan untuk mempromosikan film terbarunya. Dia bertekad maju dalam perebutan kursi Senat AS untuk negara bagian Louisiana. Kursi itu kini diduduki David Vitter, politisi Partai Republik, yang reputasinya hancur sejak namanya dikait-kaitkan dengan jaringan prostitusi di Washington, 2007 lalu.
Daniels bukanlah bintang porno pertama yang terjun ke panggung politik. Dua dekade lalu, Ilona Staller, bintang porno kelahiran Hungaria, mengejutkan Italia. Dia menjadi anggota parlemen Italia sepanjang 1987-1992.
“Saya memperjuangkan kebebasan seksual, berjuang melawan sensor, seks di tahanan, dan informasi seks di sekolah, berjuang untuk edukasi soal AIDS,” ujar anggota Partai Radikal yang kini jadi misionaris itu.
Politik bukan asing sebenarnya bagi La Cicciolina, julukannya. “Saat masih remaja, saya bekerja sebagai waitres di sebuah hotel di Budapest. Agen rahasia mendekati dan meminta saya merayu tamu asing. Saya datangi kamar mereka, mengajak mereka ngobrol, memotret kertas yang saya temukan di tas mereka. Pada usia 18 tahun, saya jadi agen Katicabogar, melakukan tugas spionase dan membuat nyaman pengusaha Arab dan politisi Amerika,” katanya.
Enam tahun lalu, bintang porno lainnya, Mary Carey, juga terjun ke kancah politik. Dia nekad mengajukan diri sebagai calon Gubernur Kalifornia. Sayangnya, upaya Mary Carey kandas. Dia kalah dan posisi gubernur didapat Arnold Schwazenegger.
Lalu, bagaimana Daniels? Wanita berusia 30 tahun ini menegaskan diri serius maju sebagai calon senator. Dia menghabiskan uangnya sendiri untuk melakukan tur, mendengar isi hati konsitutennya. Dia yang kini tinggal di Florida, juga sadar harus pindah kembali ke Louisiana, negara bagian yang ditinggalkannya tujuh tahun terakhir.
Dia pun mengusung platform berisikan beberapa isu yang mungkin saja sangat diketahuinya karena profesinya selama ini. Dia mendukung upaya mengenyahkan pornografi anak-anak dari internet. Dia pun maju dengan isu yang juga dimiliki calon lain: dukungan terhadap pajak penjualan nasional menggantikan pajak penghasilan dan mendorong tentara AS secepatnya pulang meninggalkan Irak.
“Saya tak mau menjawab soal Vitter. Saya kira, akan datang waktuna bagi David Vitter mulai menjawab pertanyaan seputar dirinya,” kata Daniels pula.
Toh, banyak yang meragukan Daniels. Profesor ilmu politik dari University of New Orleans, Ed Chervenak, tak yakin pencalonan Daniels akan membuat posisi Vitter jadi sulit. “Sangat gampang baginya (Vitter) untuk mengalahkan. Apa yang muncul kini menunjukkan betapa sulitnya menjadi penantang dari Partai Demokrat yang betul-betul kredibel,” katanya.
Pollster dan konsultan politik Bernie Pinsonat, sependapat. “Apakah dia jadi ancaman mengalahkannya? Tidak. Apakah dia akan benar-benar mencalonkan diri? Saya meragukan keseriusannya,” ujarnya pula.
Di Po-Boys & Deli, di jantung kota New Orleans, Rabu (6/5), Daniels terus memperkenalkan diri. Pengunjung menyambutnya. Tapi, banyak yang lebih tertarik pada kariernya di film biru.
“Anda kelihatan familiar. Bukan wajah Anda,” ujar Jody Mathern, 51, lelaki New Orleans yang bekerja di industri perminyakan. Dia tertawa mengelilingi meja yang penuh pekerja tambang minyak. “Dia jauh lebih cantik dari Vitter. Tapi, saya bahkan tak tahu warna bola matanya,” tambahnya.