Ormas pemuda menolak Prabowo ke Bekasi
Sekelompok pemuda yang mengaku warga Bekasi akan menolak deklarasi duet Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan wakil presiden di TPA Bantar Gebang, Bekasi Minggu (24/5). Relawan pemenangan Mega-Prabowo menyatakan siap melawan siapa pun yang akan menggagalkan acara deklarasi itu.
"Kami siap menghadapi mereka. Aksi penolakan itu ngawur dan ngelantur. Kami menduga ada lawan politik atau saingan Mega-Prabowo yang 'memanas-manasi' aksi penolakan itu," kata Kooordinator Aliansi Masyarakat Jakarta (Amarta), relawan pemenangan Mega-Prabowo, Rico Sinaga menjawab Harian Terbit di Jakarta, Jumat (22/5), menanggapi adanya rencana aksi penolakan Mega-Prabowo ke Bekasi oleh sekelompok pemuda disana.
Rico menduga pihak yang menolak deklarasi itu bisa saja bagian atau atau rival Mega-Prabowo. "Ingat deklrasi itu suatu kegiatan politik yang besar, jadi perlulah membuka aksi yang obyektif. Kalau masih terus diganggu, kami siap menghadapi mereka," katanya.
Menurutnya, deklarasi Mega-Prabowo harus terlaksana, meski ada pihak-pihak yang menolak. "Tidak ada masalah sepanjang acara sudah mendapat ijin dari pemerintah setempat dan kepolisian. "Jadi, penolakan segelintir pemuda Bekasi itu ngawur dan tidak punya kekuatan apa-apa, mengingat lokasi tersebut milik publik. Siapa pun bisa melakukan aktivitas disana, kecuali kegiatan melanggar hukum," papar Riqo.
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Permadi SH menyatakan, deklarasi itu urusan PDIP dan Gerindra, bukan urusan para pemuda itu. "Pro dan kontra wajar terjadi dalam era demokrasi dan itu merupakan hal yang biasa, tapi kan ini kegiatan politik yang sudah mendapat ijin dari pemda dan kepolisian. Jadi, ya jangan diurusin. Kalau soal urusan HAM saya kira sudah nggak ada masalah lagi," katanya.
Sebelumnya terdengar kabar ada sekelompok pemuda yang mengaku warga Bekasi akan melakukan aksi menolak kedatangan Mega-Prabowo, Jumat ini. Mereka menilai Prabowo terlibat kasus pelanggar HAM.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mengaku biaya yang dikeluarkan untuk deklarasi tersebut sangat sederhana karena banyak dibantu oleh simpatisan dan kader-kader partai.
"Saya kira anggarannya sederhana saja. Ini dikerjakan gotong royong, setiap orang membantu, kader juga bantu jadi nggak ada biaya seperti yang diberitakan media massa," ujarnya usai diskusi bertajuk 'Boediono Operator Neolib atau IMF di Indonesia?' di Gedung YTKI, Jl Gatot Subroto, Jakarta, kemarin.
Ketika ditanya mengenai besar anggaran yang dikeluarkan untuk kampanye Mega-Prabowo yang disebut-sebut menghabiskan dana Rp 15 miliar Fadli langsung membantahnya. "Wah kata siapa? Kalau Rp 15 M itu paling untuk 1 atau 2 caleg mungkin. Itu kan ada bidang yang mengatur, menyangkut soal biaya, ada bendahara yang menyusun itu," kata Fadli.
Mengenai strategi pemenangan, tim kampanye tentu sudah banyak mempersiapkan masak-masak. Karena ia mengaku pasangan Mega-Prabowo ingin membentuk imej yang pro ekonomi rakyat.
"Kita terus mendukung pencitraan atau imej yang pro rakyat. Kita juga menggalang kekuatan dari Ormas, dan masyarakat luas," katanya.
Cawapres Prabowo Subianto menilai dipilihnya Bantar Gebang sebagai tempat deklarasi, agar lebih dekat dengan rakyat kecil. "Saya kira keinginan kita adalah untuk membela rakyat kecil kita ingin mengidentifikasi sama rakyat," ujar Prabowo saat dicegat wartawan di kediamannya di bukit Hambalang, Desa Bojong Koneng, Kabupaten Bogor, Rabu.
Menurut Prabowo, di tengah suasana rakyat yang masih memprihatinkan, kubunya tidak ingin membuat hati rakyat semakin miris. Deklarasi dengan gaya mewah nan mahal bukan sikap yang tepat untuk dilakukan. "Bahwa bangsa kita sebagian besar masih mengalami kesulitan hidup," kata mantan suami Titiek Soeharto ini.
Dalam acara deklarasi yang rencananya dihadiri 10 ribu orang tersebut, Prabowo mengatakan sejumlah pimpinan parpol juga diundang untuk hadir. "Ada dari Partai Merdeka, PNI Marhaenisme, Partai Buruh," pungkasnya.
Sekelompok pemuda yang mengaku warga Bekasi akan menolak deklarasi duet Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan wakil presiden di TPA Bantar Gebang, Bekasi Minggu (24/5). Relawan pemenangan Mega-Prabowo menyatakan siap melawan siapa pun yang akan menggagalkan acara deklarasi itu.
"Kami siap menghadapi mereka. Aksi penolakan itu ngawur dan ngelantur. Kami menduga ada lawan politik atau saingan Mega-Prabowo yang 'memanas-manasi' aksi penolakan itu," kata Kooordinator Aliansi Masyarakat Jakarta (Amarta), relawan pemenangan Mega-Prabowo, Rico Sinaga menjawab Harian Terbit di Jakarta, Jumat (22/5), menanggapi adanya rencana aksi penolakan Mega-Prabowo ke Bekasi oleh sekelompok pemuda disana.
Rico menduga pihak yang menolak deklarasi itu bisa saja bagian atau atau rival Mega-Prabowo. "Ingat deklrasi itu suatu kegiatan politik yang besar, jadi perlulah membuka aksi yang obyektif. Kalau masih terus diganggu, kami siap menghadapi mereka," katanya.
Menurutnya, deklarasi Mega-Prabowo harus terlaksana, meski ada pihak-pihak yang menolak. "Tidak ada masalah sepanjang acara sudah mendapat ijin dari pemerintah setempat dan kepolisian. "Jadi, penolakan segelintir pemuda Bekasi itu ngawur dan tidak punya kekuatan apa-apa, mengingat lokasi tersebut milik publik. Siapa pun bisa melakukan aktivitas disana, kecuali kegiatan melanggar hukum," papar Riqo.
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Permadi SH menyatakan, deklarasi itu urusan PDIP dan Gerindra, bukan urusan para pemuda itu. "Pro dan kontra wajar terjadi dalam era demokrasi dan itu merupakan hal yang biasa, tapi kan ini kegiatan politik yang sudah mendapat ijin dari pemda dan kepolisian. Jadi, ya jangan diurusin. Kalau soal urusan HAM saya kira sudah nggak ada masalah lagi," katanya.
Sebelumnya terdengar kabar ada sekelompok pemuda yang mengaku warga Bekasi akan melakukan aksi menolak kedatangan Mega-Prabowo, Jumat ini. Mereka menilai Prabowo terlibat kasus pelanggar HAM.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mengaku biaya yang dikeluarkan untuk deklarasi tersebut sangat sederhana karena banyak dibantu oleh simpatisan dan kader-kader partai.
"Saya kira anggarannya sederhana saja. Ini dikerjakan gotong royong, setiap orang membantu, kader juga bantu jadi nggak ada biaya seperti yang diberitakan media massa," ujarnya usai diskusi bertajuk 'Boediono Operator Neolib atau IMF di Indonesia?' di Gedung YTKI, Jl Gatot Subroto, Jakarta, kemarin.
Ketika ditanya mengenai besar anggaran yang dikeluarkan untuk kampanye Mega-Prabowo yang disebut-sebut menghabiskan dana Rp 15 miliar Fadli langsung membantahnya. "Wah kata siapa? Kalau Rp 15 M itu paling untuk 1 atau 2 caleg mungkin. Itu kan ada bidang yang mengatur, menyangkut soal biaya, ada bendahara yang menyusun itu," kata Fadli.
Mengenai strategi pemenangan, tim kampanye tentu sudah banyak mempersiapkan masak-masak. Karena ia mengaku pasangan Mega-Prabowo ingin membentuk imej yang pro ekonomi rakyat.
"Kita terus mendukung pencitraan atau imej yang pro rakyat. Kita juga menggalang kekuatan dari Ormas, dan masyarakat luas," katanya.
Cawapres Prabowo Subianto menilai dipilihnya Bantar Gebang sebagai tempat deklarasi, agar lebih dekat dengan rakyat kecil. "Saya kira keinginan kita adalah untuk membela rakyat kecil kita ingin mengidentifikasi sama rakyat," ujar Prabowo saat dicegat wartawan di kediamannya di bukit Hambalang, Desa Bojong Koneng, Kabupaten Bogor, Rabu.
Menurut Prabowo, di tengah suasana rakyat yang masih memprihatinkan, kubunya tidak ingin membuat hati rakyat semakin miris. Deklarasi dengan gaya mewah nan mahal bukan sikap yang tepat untuk dilakukan. "Bahwa bangsa kita sebagian besar masih mengalami kesulitan hidup," kata mantan suami Titiek Soeharto ini.
Dalam acara deklarasi yang rencananya dihadiri 10 ribu orang tersebut, Prabowo mengatakan sejumlah pimpinan parpol juga diundang untuk hadir. "Ada dari Partai Merdeka, PNI Marhaenisme, Partai Buruh," pungkasnya.