Kasus pemerkosaan anak di bawah umur kembali terjadi di wilayah Pulau Madura. Belum usai kasus pemerkosaan siswi SMP di kabupaten Pamekasan, kali ini hal yang sama menimpa, Mawar (10), nama samaran, siswi kelas V Sekolah Dasar (SD) di Desa Pagerungan Besar, Kecamatan (Kepulauan) Sapeken, Kabupaten Sumenep digilir lima pemuda desa.
Siswi dengan rambut sebahu tersebut, diperkosa secara bergantian oleh lima pemuda desa, beberapa waktu lalu. Kasus tersebut baru terungkap Jumat, (1/5/2009), itupun setelah mendapat pendampingan dari salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang anak.
Adapun identitas lima pelaku yang melakukan aksi bejat tersebut, yakni Liming (36), Hatta (41), Bacok Rompang (39), Hadi(40), dan Dzul Aini (30). Semuanya tercatat sebagai warga Desa Pagerungan Besar, Kecamatan (Kepulauan) Sapeken, Kabupaten Sumenep.
Lebih tragis lagi, selain diperkosa secara bergilir di salah satu kamar kosong ukuran 3x4 meter, korban juga dipaksa untuk memegang alat kelamin salah satu pelaku. Kini, seluruh pelaku sudah ditahan pihak kepolisian setempat dan menjalani proses pemeriksaan lebih lanjut.
"Kasus ini sudah kami laporkan ke pihak kepolisian. Saat ini seluruh pelaku sudah diperiksa dan ditahan," ujar ketua LSM Kosdim, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Suraini.
Suraini menjelaskan, awal mula kasus pemerkosaan tersebut terjadi saat korban bermain ke rumah salah seorang pelaku yang masih tergolong tetangga dekat. Saat korban akan pulang, tiba-tiba digiring dan diminta untuk masuk kamar dengan alasan ada sesuatu hal yang ingin disampaikan.
Korban yang juga berstatus anak yatim piatu ini, sama sekali tidak menaruh rasa curiga dan langsung menuruti ajakan pelaku. Namun, saat korban masuk kamar, tiba-tiba mulutnya langsung ditutup kain dan tangannya dipegang erat.
"Saat itulah, pelaku sebanyak lima orang langsung menyalurkan nafsu bejatnya dengan cara memperkosa korban secara bergantian," ungkap Suraini.
Korban yang merasa kalah segala-galanya, menurut Surani, sama sekali tidak mampu melawan. Apalagi, dari hasil pengakuan korban, salah satu pelaku sempat melontarkan ancaman akan membunuh korban, jika coba memberontak dan cerita pada orang lain.
"Dari hasil dampingan kami, korban juga diancam akan dibunuh sehingga ketakutan dan sampai saat ini masih trauma," tambahnya.
Kejadian tersebut, dibenarkan oleh Kapolsek Sapeken Iptu Sidik Subandriyo. Cuma, dia enggan berkomentar banyak dan hanya mengaku telah mengamankan lima pelaku, serta menerjunkan beberapa anggota ke lokasi kejadian guna melakukan pengusutan lebih lanjut."Kasus ini akan kami selidiki lebih lanjut. Beberapa anggota sudah terjun ke lapangan," katanya.