Momen pernikahan seharusnya bisa menjadi masa paling indah tak terlupakan. Namun tidak demikian dengan seorang gadis asal Chennai, India, Nirmala Shankar.
Ia tetap memutuskan menikah meskipun kondisinya tidak sehat. Maklum saja, di dekat otak kanannya bersarang peluru yang ditembakkan teroris dalam kerusuhan di Mumbai 26 November silam. Ya, Nirmala merupakan salah satu korban kala teroris memulai aksinya di stasiun Chhatrapati Shivaji Terminus (CST).
Nirmala sedang menunggu kedatangan kereta yang akan membawanya pulang ke Chennai, ketika peluru teroris menghantam kepalanya.
Setelah menikah, Nirmala memilih berhenti bekerja sebagai staf HRD sebuah perusahaan sekuritas di Mumbai. Ia berencana hidup bersama suaminya, Shankar Narayanan, manajer perusahaan minyak. “Kami bertemu pertama kali 13 September silam. Kami merasa cocok dan merencanakan sebuah pernikahan,” kenang Nirmala.
Manusia boleh berencana, tapi tak bisa berbuat apa-apa manakala Tuhan berkehendak lain. Empat hari menjelang pernikahan, insiden itu meletus.
Tertembak di kepalanya, Nirmala langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat di Mumbai. Namun kemudian keluarganya memilih memindahkannya ke rumah sakit di Chennai, di bawah pengawasan tim dokter.
Meski sakit, Nirmala tetap meyakinkan keluarganya untuk tidak memundurkan jadwal pernikahannya yang akan digelar 30 November. “Saat itu saya bertemu tunangan saya hari beriuktnya, dengan cedera di kepala. Kami memutuskan tidak ada hal yang bisa mengubah rencana kami,” jelasnya.
Di hari yang sama, hasil tes menunjukkan adanya pecahan peluru menancap di area otaknya. Dan dokter meminta ia segera melakukan operasi.
Namun karena mereka berencana tidak akan menunda pernikahan Nirmala, maka operasi tersebut terpaksa ditunda. Nirmala beruntung, karena luka itu tidak menyebabkan infeksi yang bisa menyebar ke otak.
“Saya sedikit takut. Saat itu sedang hujan dan dokter minta saya menjaga kepala kepala tetap. Untungnya semua berjalan dengan rencana,” kenang Shankar.
Akhirnya mereka pun menikah. Namun, jadwal berikutnya bukan bulan madu. Nirmala harus kembali ke rumah sakit untuk operasi. Untunglah operasi berjalan lancar dan pecahan peluru bisa diangkat.
Kini Nirmala berencana kembali ke Mumbai untuk menjalani pengobatan lebih lanjut. “Mumbai merupakan tempat saya dibesarkan. Itu kota saya dan saya mencintainya,” kata Nirmala.
Sumber artikel
Ia tetap memutuskan menikah meskipun kondisinya tidak sehat. Maklum saja, di dekat otak kanannya bersarang peluru yang ditembakkan teroris dalam kerusuhan di Mumbai 26 November silam. Ya, Nirmala merupakan salah satu korban kala teroris memulai aksinya di stasiun Chhatrapati Shivaji Terminus (CST).
Nirmala sedang menunggu kedatangan kereta yang akan membawanya pulang ke Chennai, ketika peluru teroris menghantam kepalanya.
Setelah menikah, Nirmala memilih berhenti bekerja sebagai staf HRD sebuah perusahaan sekuritas di Mumbai. Ia berencana hidup bersama suaminya, Shankar Narayanan, manajer perusahaan minyak. “Kami bertemu pertama kali 13 September silam. Kami merasa cocok dan merencanakan sebuah pernikahan,” kenang Nirmala.
Manusia boleh berencana, tapi tak bisa berbuat apa-apa manakala Tuhan berkehendak lain. Empat hari menjelang pernikahan, insiden itu meletus.
Tertembak di kepalanya, Nirmala langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat di Mumbai. Namun kemudian keluarganya memilih memindahkannya ke rumah sakit di Chennai, di bawah pengawasan tim dokter.
Meski sakit, Nirmala tetap meyakinkan keluarganya untuk tidak memundurkan jadwal pernikahannya yang akan digelar 30 November. “Saat itu saya bertemu tunangan saya hari beriuktnya, dengan cedera di kepala. Kami memutuskan tidak ada hal yang bisa mengubah rencana kami,” jelasnya.
Di hari yang sama, hasil tes menunjukkan adanya pecahan peluru menancap di area otaknya. Dan dokter meminta ia segera melakukan operasi.
Namun karena mereka berencana tidak akan menunda pernikahan Nirmala, maka operasi tersebut terpaksa ditunda. Nirmala beruntung, karena luka itu tidak menyebabkan infeksi yang bisa menyebar ke otak.
“Saya sedikit takut. Saat itu sedang hujan dan dokter minta saya menjaga kepala kepala tetap. Untungnya semua berjalan dengan rencana,” kenang Shankar.
Akhirnya mereka pun menikah. Namun, jadwal berikutnya bukan bulan madu. Nirmala harus kembali ke rumah sakit untuk operasi. Untunglah operasi berjalan lancar dan pecahan peluru bisa diangkat.
Kini Nirmala berencana kembali ke Mumbai untuk menjalani pengobatan lebih lanjut. “Mumbai merupakan tempat saya dibesarkan. Itu kota saya dan saya mencintainya,” kata Nirmala.
Sumber artikel