Tersangka Umar dan ibunya yang sudah jadi mayat saat diangkat ke rumah duka. Foto korban masa hidupnya. (BKM/ASKARI) |
Peristiwa tragis terjadi di Lingkungan Laikang, Kelurahan Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Minggu (11/5) pagi kemarin. Seorang mahasiswa tega menyembelih ibu kandungnya hingga tewas. Kini, si anak durhaka itu telah diamankan polisi.
Hari masih pagi. Jarum jam baru menunjuk sekitar pukul delapan. Suasana di Lingkungan Laikang, Kelurahan Sudiang, sepi. Namun tiba-tiba terdengar suara teriakan dari seorang wanita sambil berlari keluar dari rumah. "Tolong, tolong, nenekku disembelih Om Umar," ujar Rahmi.
Rahmi adalah cucu dari Hj Sainab (60). Kontan saja, teriakan itu mengundang perhatian warga setempat. Mereka bergegas menuju ke rumah Hj Sainab. Saat mendekat di rumah pangung itu, warga melihat Umar (37) duduk santai di samping jenazah ibu kandungnya. Di tangannya masih ada sebilah badik yang berlumuran darah.
Warga tak berani mendekat. Takut menjadi korban susulan. Karena, selain membunuh ibunya, Umar juga telah melukai ayahnya, H Jabar. Warga lalu menghubungi petugas Polsekta Biringkanaya. Tak lama kemudian, petugas yang dipimpin Kanit Reskrim Iptu Agus Khaerul SH tiba di lokasi kejadian.
Polisi kemudian naik ke rumah panggung itu untuk menangkap Umar yang masih berada di dalam. Tiba-tiba Umar muncul sambil berjalan santai menuju ke anak tangga rumahnya. Melihat Umar turun, beberapa warga pun mundur, sementara polisi langsung bergerak maju dan meringkusnya. Polisi berhasil menyita badik yang masih berlumuran darah.
Informasi yang dihimpun BKM menyebutkan, Umar diduga mengidap kelainan jiwa sejak pulang dari Kuliah Kerja Nyata (KKN). Saat menjadi mahasiswa jurusan Pertanian di Unhas pada 1985-1987, dia sempat KKN di Jeneponto. Dia sebenarnya dikenal cerdas. Selama di rumah, dia tinggal bersama keponakannya, Rahmi, dan kedua orangtuanya.
Selama ini, dia tidak pernah memperlihatkan hal-hal yang menakutkan sehingga dibiarkan saja berada di sekitar rumah. Namun pagi kemrain, tiba-tiba penyakitnya kambuh. Dia mengambil mengambil badik yang ada di dalam kamarnya. Selanjutnya dia menuju dapur. Ibunya yang tengah menggoreng ikan, lalu dijambak dari belakang. Saat wajahnya tengadah ke atas karena jambakan rambutnya dari belakang itulah, Umar lalu menyembelih sang ibu.
Selain itu, dia lalu menikam ayahnya yang mencoba menolong ibunya. "Kami baru tahu setelah cucunya berteriak minta tolong dan seketika itu kami melihat ibunya sudah bersimbah darah dan ayahnya mengalami luka tikaman di bagian perutnya," ujar Sudirman, tetangga korban.
Kanit Reskrim Polsekta Biringkanya Iptu Agus Haerul SH yang dihubungi BKM menjelaskan, kasus pembunuhan yang melibatkan anak kandung ini sementara dalam proses pemeriksaan saksi-saksi. Menurutnya, Umar yang diduga memiliki kelainan jiwa, akan dibawa ke rumah sakit, sambil menunggu keluarganya. "Kami belum tahu pasti penyakit kejiwaan yang diderita Umar karena kami baru akan mengirimnya ke sana (rumah sakit jiwa) untuk diperiksa secara medis," ujar Agus.
Agus menambahkan, tersangka saat ditangkap memang terus berteriak-teriak dan selalu meminta badiknya. Alasan meminta badiknya, untuk menyembelih orang yang ada di dekatnya, termasuk polisi dan warga, karena dianggapnya binatang. "Kasimaka' badikku, saya akan potong semua binatang ini," ujar Kanit menirukan ucapan tersangka Umar. (R3) May 2008