Bayi Itu Lahir Lewat Pantat ( Genting! )

Berawal dari sebuah tontonan film di televisi. TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang merupakan satu-satunya stasiun televisi yang ada di Pontianak waktu itu menyiarkan sebuah acara Film yang entah apa judulnya. Sekitar 25 20 tahun yang lalu, sekitar umurku masih duduk di bangku Sekolah Dasar, aku menyaksikan dalam acara televisi itu, seorang wanita yang sedang melahirkan, ditemani oleh seorang dukun beranak.

Terlihat penuh dengan keringat, wanita dan dukun beranak itu. diantara kedua lutut yang mengangkang tertutup kain batik cokelat, dari arah si wanita hamil, diletakkan posisi kameranya diarahkan menuju ke dukun beranak. percis, seperti kita sedang melihat orang yang sedang melihat kedua lubang bagian bawah manusia itu.

Dari adegan film itu, aku ceplos saja bertanya kepada teman-teman sebayaku yang ada di sekitar. “sebenarnya orang melahirkan bayi itu lewat pantat atau lubang kemaluan sih??” semua pada menjawab “lewat kemaluan”. Aku lalu berpikir, kalau lewat kemaluan, tentu sakit sekali. jangankan bayi yang sebesar itu, tahi saja yang ukurannya segitu, kalau keluar lewat pantat rasanya seperti terjepit sekali, apalagi kalau sampai lewat kemaluan. pasti rasanya sakit sekali. tak pernah terbayangkan olehku sedikitpun.

jadi, aku tetap tak percaya kalau orang melahirkan lewat kemaluan. aku berpikir pada pendirianku sendiri kalau seorang wanita melahirkan bayi lewat (lubang) pantat, karena tidak terlalu menderita jika lewat sana dibandingkan lewat kemaluannya. Alasanku yang lain, lubang anus sudah biasa dilewati benda yang lebih keras daripada lubang kemaluan.

aku lalu bersabda atas pemikiranku sendiri kepada semua teman-temanku “yah bukan lewat kemaluan lah, tapi lewat pantatlah!!”. semua sahabat dan temanku waktu itu menoleh kepadaku dengan air wajah yang penuh tanda tanya. wajah-wajah mereka tampak seperti kalimat tanya yang menanyakan apakah aku sudah gila.

dari beberapa orang temanku sedikit berteriak lantang, “mana ada orang lahir lewat pantat, kalau kau tak percaya kau tanyakan saja pada ibumu!”.

“Ahh.. benar saja, aku harus segera menanyakan ke orang tuaku akan perihal ini” aku berbicara dalam hati. aku segera pulang kerumah yang berada dikomplek belakang. maka cepat-cepatlah aku segera meninggalkan komplek BPKP Sepakat 8, Jl. Dr Wahidin Sudiro husodo itu.

Sesampainya di rumah, aku liat ibuku sedang asyik menyapu lantai. Tak sabar aku melontarkan pertanyaan perihal lewat mana seorang bayi dilahirkan. “Mak, bayi itu lahir lewat mana, Lubang pantat atau lubang kemaluan..?” sedikit terlihat sedang berpikir, tapi dengan cepat dan tanpa basa basi, berkata “lewat pantat”.

Nah, kan!! sudah kukatakan pada mereka. bahwa seorang bayi atau anak manusia itu dilahirkan lewat pantat!!. begitulah ungkapan kata-kata yang muncul dalam benakku ketika itu. Aku segera pergi dengan hati puas dan wajah yang sumringah karena telah mendapatkan bukti dan kebenaran hakiki, dari seorang ibu. aku mendatangi ke segerombolan teman-temanku. dengan rasa bangga dan percaya diri, maka ku sabdakan ke seluruh teman-temanku, bahwa lahirnya seorang bayi itu lewat lubang kecil bernama anus.

Tentu, mereka tak mempercayaiku. wajah-wajah sinis dan penuh ejekan memandangiku. tapi aku tak peduli. karena kebenaran itu ada dalam kepalaku. dan ibuku adalah saksi kunci sekaligus fakta kebenaran yang menunjukkan bahwa bayi itu lahir lewat anus.

dari keributan teriakan antara “pantat…” kemaluan… pantat…. kemaluan…” yang saling bergantian ala anak-anak kecil, munculah seorang anak yang kelihatan agak pintar diantara anak-anak lainnya. dia sedang duduk dibangku SMP waktu itu. namanya Farid wahyudi, yang biasa kami panggil yudi saja. masih terlihat mengenakan celana birunya, terlihat seperti baru pulang dari sekolah.

dengan santai dan tapa basa basi, membawa wajah ketus kepadaku, lalu berkata “Ooghh pantas saja wajahmu kayak tahi.. lahirnya lewat pantat sih”. Tentu aku berang dikatakan seperti itu. lalu aku katakan pada dia, bahwa yang mengatakan kebenaran itu adalah ibuku sendiri. dengan wajah yang yang biasa saja dia pergi menginggalkan aku.

terlihat, dilain tempat, di sudut perumahan yang tidak banyak rumah itu, ada seorang ibu tertawa kecil dengan senyum dikulum. mungkin dia geli melihat perdebatan diantara aku (sendiri) melawan semua teman-teman yang ada. mungkin saja dia tertawa akan ketololan diriku. ah peduli setan, yang penting aku sudah mengungkap semua kebenaran yang aku dapatkan.

hari menjelang sore, Sepulangnya ke rumah, Adikku mengadu ke ibu. “mamak nih ape jak.., masak bilang ke abang, kalau bayi lahir lewat pantat. die ribut-ribut ke budak-budak laen tuh, kalau mamak bilang bayi lahir lewat pantat”. seperti disambar petir di tengah hari cerah, ibuku cuma terbengong. “teng tong…” mungkin begitulah gambaran suara yang ada dalam pikirannya waktu itu.

Ayahku juga sempat “memarahi” ibu, karena telah berbuat salah, memberikan informasi yang salah kepadaku. lalu, dengan rasa menyesal dan penuh dengan rasa salah, ibuku menghampiri diriku yang penuh dengan keluguan lalu berkata “bang…., bayi itu lahir lewat kemaluan…”

Aku cuma terdiam, seribu bahasa. aku tak bisa mengubah kepercayaan yang terlanjur sudah kubenamkan dalam otak yang paling dalam ku. aku tak bisa begitu saja menerimanya. paling tidak, untuk satu hari itu dikepalaku masih percaya kalau bayi lahir lewat pantat. terserah apa kata dunia. biarlah pengetahuan soal lahir bayi itu tetap berada di otakku.

****

Perjalanan waktu begitu cepat, yang awalnya aku duduk di bangku SD, kemudian SMP, lalu aku beranjak duduk di bangku SMA. Aku menemukan sebuah Teori baru dalam perkembangan pemikiranku. sebuah metode pemikiran yang tak pernah orang katakan padaku. atau tak pernah ada buku yang aku baca seperti apa yang aku pikirkan waktu itu.

Teori awal yang aku dapatkan adalah di mata pejaran Biologi. pelajaran Favoriteku ketika aku sekolah. Pelajaran memasuki bab tentang reproduksi mamalia, khususnya manusia.

Teori awal adalah, Sperma di suntikkan (menggunakan penis) lewat lubang vagina. kemudian sperma menuju ke indung telur. maka terjadilah pembuahan.

Teori yang aku dapatkan adalah “Jika sperma sebagai pembuah dari indung telur untuk menjadi seorang bayi, maka bayi pasti keluar lewat vagina atau lubang kemaluan”. tak mungkin bayi keluar lewat pantat!! karena anus dan vagina jalurnya berbeda. masuknya lewat kemaluan, tentu keluarnya lewat kemaluan juga.

Haha.. aku sudah menemukan teori baru. kali ini, biarlah aku saja yang tahu. biarkan orang tak tahu apa yang aku ketahui.

****

Pelajaran yang mungkin dapat diambil adalah, bimbing atau temani anak-anak anda ketika menonton televisi. Jadilah orang tua yang kritis terhadap perkembangan otak anak. 2008

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Belajar Bahasa Inggris