D'Zhana Simmons 4 bulan tanpa jantung |
Keajaiban medis dialami D'Zhana Simmons. Remaja putri tersebut sukses melewati empat bulan episode kehidupannya tanpa jantung. Peran organ vitalnya itu diambil alih peranti pemompa jantung buatan Thoratec Corp yang bermarkas di Pleasanton, California.
Selama 118 hari Simmons merasa menjadi ''manusia palsu''. Sebab, dia hidup tanpa jantung yang berdetak di dadanya. ''Kami tidak akan pernah tahu jika alat tersebut tidak berfungsi. Saya merasa aneh. Rasanya saya tidak benar-benar eksis, tapi ada di sini,'' papar gadis yang Sabtu nanti genap berusia 15 tahun itu, seperti dikutip The Associated Press .
''Saya percaya bahwa semua ini adalah keajaiban,'' ujar Twolla Anderson, ibunda Simmons. Gadis pemalu itu diperbolehkan pulang setelah menjalani operasi transplantasi jantung di Holtz Children's Hospital, Miami. Dengan demikian, berakhir pulalah babak kehidupannya sebagai manusia palsu yang hidup tanpa jantung.
Sejak Juli, Simmons sudah menjalani dua kali transplantasi jantung. Musim semi lalu dia mengalami pembengkakan jantung. Otot jantungnya lantas menjadi terlalu lemah untuk memompa cukup darah. Khawatir terjadi hal-hal buruk, keluarga Anderson yang tinggal di Clinton, South Carolina, langsung menerbangkan Simmons ke Miami.
Simmons lantas menjalani transplantasi jantung yang pertama. Sayang, operasi tersebut tidak sukses. Jantung barunya tidak bisa berfungsi normal. Bahkan, dia juga rentan gagal jantung. Karena itu, dua hari pascaoperasi, tim dokter kembali melakukan operasi. Mereka mengambil jantung yang dicangkokkan ke tubuh Simmons. Lantas, mereka menanam alat pemompa darah yang berfungsi sebagai jantung buatan untuk Simmons.
Empat bulan berikutnya Simmons kembali menjalani transplantasi. Selama jeda waktu operasi pertama dan kedua itu, gadis manis tersebut terpaksa menjadi ''manusia palsu''. Penanaman jantung palsu ke dalam tubuh remaja baru kali ini dilakukan. Biasanya, praktik semacam itu dilakukan kepada pasien dewasa. ''Selama lebih dari 100 hari tidak ada jantung di tubuh gadis ini? Sungguh luar biasa,'' tandas Dr Peter Wearden.
Menurut ahli bedah jantung di Children's Hospital of Pittsburgh itu, tim medis Miami sudah melakukan langkah besar yang cukup berisiko. Sebab, belum pernah ada pasien anak-anak yang hidup tanpa jantung seperti Simmons. Penggunaan jantung buatan kepada anak-anak sebenarnya juga masih menjadi kontroversi. Selama ini pemerintah federal hanya mengizinkan praktik itu dilakukan kepada orang dewasa.
Tapi, kasus Simmons telah membukakan mata para ahli medis. ''Di masa lalu, situasi yang dihadapi pasien remaja ini bisa mengantarkannya kepada kematian. Tapi, sekarang dokter punya satu pilihan lagi untuk menyelamatkan pasien jantung yang masih muda,'' papar Marco Ricci, direktur operasi bedah jantung anak-anak di University of Miami dalam wawancara dengan Reuters.
sumber artikel
Selama 118 hari Simmons merasa menjadi ''manusia palsu''. Sebab, dia hidup tanpa jantung yang berdetak di dadanya. ''Kami tidak akan pernah tahu jika alat tersebut tidak berfungsi. Saya merasa aneh. Rasanya saya tidak benar-benar eksis, tapi ada di sini,'' papar gadis yang Sabtu nanti genap berusia 15 tahun itu, seperti dikutip The Associated Press .
''Saya percaya bahwa semua ini adalah keajaiban,'' ujar Twolla Anderson, ibunda Simmons. Gadis pemalu itu diperbolehkan pulang setelah menjalani operasi transplantasi jantung di Holtz Children's Hospital, Miami. Dengan demikian, berakhir pulalah babak kehidupannya sebagai manusia palsu yang hidup tanpa jantung.
Sejak Juli, Simmons sudah menjalani dua kali transplantasi jantung. Musim semi lalu dia mengalami pembengkakan jantung. Otot jantungnya lantas menjadi terlalu lemah untuk memompa cukup darah. Khawatir terjadi hal-hal buruk, keluarga Anderson yang tinggal di Clinton, South Carolina, langsung menerbangkan Simmons ke Miami.
Simmons lantas menjalani transplantasi jantung yang pertama. Sayang, operasi tersebut tidak sukses. Jantung barunya tidak bisa berfungsi normal. Bahkan, dia juga rentan gagal jantung. Karena itu, dua hari pascaoperasi, tim dokter kembali melakukan operasi. Mereka mengambil jantung yang dicangkokkan ke tubuh Simmons. Lantas, mereka menanam alat pemompa darah yang berfungsi sebagai jantung buatan untuk Simmons.
Empat bulan berikutnya Simmons kembali menjalani transplantasi. Selama jeda waktu operasi pertama dan kedua itu, gadis manis tersebut terpaksa menjadi ''manusia palsu''. Penanaman jantung palsu ke dalam tubuh remaja baru kali ini dilakukan. Biasanya, praktik semacam itu dilakukan kepada pasien dewasa. ''Selama lebih dari 100 hari tidak ada jantung di tubuh gadis ini? Sungguh luar biasa,'' tandas Dr Peter Wearden.
Menurut ahli bedah jantung di Children's Hospital of Pittsburgh itu, tim medis Miami sudah melakukan langkah besar yang cukup berisiko. Sebab, belum pernah ada pasien anak-anak yang hidup tanpa jantung seperti Simmons. Penggunaan jantung buatan kepada anak-anak sebenarnya juga masih menjadi kontroversi. Selama ini pemerintah federal hanya mengizinkan praktik itu dilakukan kepada orang dewasa.
Tapi, kasus Simmons telah membukakan mata para ahli medis. ''Di masa lalu, situasi yang dihadapi pasien remaja ini bisa mengantarkannya kepada kematian. Tapi, sekarang dokter punya satu pilihan lagi untuk menyelamatkan pasien jantung yang masih muda,'' papar Marco Ricci, direktur operasi bedah jantung anak-anak di University of Miami dalam wawancara dengan Reuters.
sumber artikel