Sebanyak 80 persen pejabat koruptor punya isteri simpanan. Demikian hasil pantauan koran China. Selain itu marak suap dalam bentuk bonus.
Petugas anti-korupsi di kota di China selatan menanyai istri simpanan pejabat tersangka perkara korupsi dan menemukan keterangan cukup menyenangkan, kata laporan media resmi .
Istri simpanan dan istri kedua sangat biasa di kalangan pejabat dan pengusaha di China dan acapkali disalahkan sebagai penyebab pejabat mencari uang lebih melalui suap atau penyalahgunaan kekuasaan.
Sedikit-dikitnya, 80 persen pejabat korup, yang terungkap di Dongguan, memiliki istri simpanan, yang memberi kami keterangan, yang tidak kami miliki, kata wakil direktur biro anti-korupsi di kota industri itu, Zhou Yuefeng, kepada China Daily.
Selain memiliki istri simpanan, menurut Zhou, menerima suap dalam bentuk bonus juga sangat umum di kalangan pejabat korup.
Titik berat kami pada tahun ini terletak pada Departemen Perpajakan dan Kesehatan, katanya, Namun, itu bukan berarti kami tidak akan mencari koruptor di bidang lain.
Laporan dikeluarkan kantor penuntut umum utama China pada tahun lalu mengatakan bahwa 16 pejabat tingkat provinsi dihukum untuk perkara korupsi parah dalam lima tahun terakhir, sebagian besar dari mereka terlibat dalam memperdagangkan kekuasaan untuk seks, judi, pencucian uang dan penjualan tanah secara gelap kepada pengembang. (xinhua/ant/jon) lebih kecil dibandingkan dengan Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris.
Pemerintah Belanda, yang kini dikuasai koalisi kelompok konservatif dan religius itu, juga pelan-pelan memangkas jumlah kafe-kafe mariyuana dengan tidak menerbitkan izin usaha baru saat ada kafe yang tutup. ''Kebijakan ini diterapkan untuk mengurangi bisnis ini satu demi satu. Pelan, memang, tapi pasti,'' tegas Richard van Velthoven, manajer The Greenhouse.
Tak seperti pengusaha kafe lainnya, Velthoven khawatir usahanya gulung tikar bila larangan merokok diberlakukan. ''Saya telah membuang mesin pelinting. Saya letakkan bahan herbal pengganti tembakau di atas meja. Saya juga membeli lebih banyak alat penguap. Kami tinggal menunggu apalagi yang bisa kami lakukan," katanya pasrah.
Lalu, bagaimana tanggapan para turis yang biasa berkunjung ke Belanda, antara lain, karena kafe-kafe khusus tersebut? Menurut Lars Schmit, kondisi tersebut mungkin akan menjadi akhir sebuah era. ''Tanpa coffee shop-coffee shop itu, sebagian Amsterdam akan mati," katanya.
kumpulan situs
Petugas anti-korupsi di kota di China selatan menanyai istri simpanan pejabat tersangka perkara korupsi dan menemukan keterangan cukup menyenangkan, kata laporan media resmi .
Istri simpanan dan istri kedua sangat biasa di kalangan pejabat dan pengusaha di China dan acapkali disalahkan sebagai penyebab pejabat mencari uang lebih melalui suap atau penyalahgunaan kekuasaan.
Sedikit-dikitnya, 80 persen pejabat korup, yang terungkap di Dongguan, memiliki istri simpanan, yang memberi kami keterangan, yang tidak kami miliki, kata wakil direktur biro anti-korupsi di kota industri itu, Zhou Yuefeng, kepada China Daily.
Selain memiliki istri simpanan, menurut Zhou, menerima suap dalam bentuk bonus juga sangat umum di kalangan pejabat korup.
Titik berat kami pada tahun ini terletak pada Departemen Perpajakan dan Kesehatan, katanya, Namun, itu bukan berarti kami tidak akan mencari koruptor di bidang lain.
Laporan dikeluarkan kantor penuntut umum utama China pada tahun lalu mengatakan bahwa 16 pejabat tingkat provinsi dihukum untuk perkara korupsi parah dalam lima tahun terakhir, sebagian besar dari mereka terlibat dalam memperdagangkan kekuasaan untuk seks, judi, pencucian uang dan penjualan tanah secara gelap kepada pengembang. (xinhua/ant/jon) lebih kecil dibandingkan dengan Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris.
Pemerintah Belanda, yang kini dikuasai koalisi kelompok konservatif dan religius itu, juga pelan-pelan memangkas jumlah kafe-kafe mariyuana dengan tidak menerbitkan izin usaha baru saat ada kafe yang tutup. ''Kebijakan ini diterapkan untuk mengurangi bisnis ini satu demi satu. Pelan, memang, tapi pasti,'' tegas Richard van Velthoven, manajer The Greenhouse.
Tak seperti pengusaha kafe lainnya, Velthoven khawatir usahanya gulung tikar bila larangan merokok diberlakukan. ''Saya telah membuang mesin pelinting. Saya letakkan bahan herbal pengganti tembakau di atas meja. Saya juga membeli lebih banyak alat penguap. Kami tinggal menunggu apalagi yang bisa kami lakukan," katanya pasrah.
Lalu, bagaimana tanggapan para turis yang biasa berkunjung ke Belanda, antara lain, karena kafe-kafe khusus tersebut? Menurut Lars Schmit, kondisi tersebut mungkin akan menjadi akhir sebuah era. ''Tanpa coffee shop-coffee shop itu, sebagian Amsterdam akan mati," katanya.
kumpulan situs