Bocah Ngeseks, Ditonton 100 Orang

MINEOLA, BPOST - Di sebuah ruang tamu tanpa jendela bekas pusat pelayanan masyarakat Texas, sekelompok orang dewasa menonton hubungan seks sekitar 3 tahun lalu. Yang membuat miris, yang ditonton adalah anak-anak dengan usia rata-rata 5 tahun dan sebelum beraksi mereka dipaksa menelan pil penghilang rasa sakit.

Dua orang telah divonis dalam kasus ini yang terjadi beberapa tahun lalu itu. Sedangkan seorang lagi yang terkait dalam kelompok itu, sebelumnya hanya dikenal sebagai kelompok perselingkuhan, dijadwalkan diseret ke pengadilan, Senin (23/6) atau Selasa (24/6) waktu Indonesia.

"Kasus ini benar-benar mengguncang kota ini. Sungguh mengerikan," kata Shirley Chadwick, seorang warga Mineola, kota kecil berpenduduk 5.100 jiwa, Minggu (22/6).

Patrick Kelly (41) didakwa melancarkan serangan seksual terhadap anak-anak, merusak barang bukti dan terlibat dalam aktivitas kriminal terorganisasi. Atas kejahatannya itu, Kelly terancam hukuman seumur hidup. Jamie Pittman dan Shauntel Mayo telah divonis penjara seumur hidup.

Namun, secara keseluruhan enam orang dewasa dijadikan tersangka dalam kasus ini, termasuk orangtua ketiga bocah ingusan yang menjadi korban. Begitu bengisnya kelakukan para orang dewasa itu, para juri hanya membutuhkan waktu lima menit untuk menyatakan mereka bersalah atas tuduhan memelihara anak-anak untuk dijadikan tontonan di kelas 'taman kanak-kanak' dan memberi mereka Vicodin, pil penghilang rasa sakit untuk memperlancar pertunjukan itu.

Thad Davidson, pengacara Kelly, mengatakan kliennya telah lolos dari pemeriksaan kebohongan untuk membuktikan dia tidak bersalah. Davidson khawatir kliennya tidak akan mendapatkan pengadilan yang adil. "Tidak mungkin mendapatkan pengadilan yang fair di pengadilan yang jauhnya 80 mil dari Smith County," kata Davidson.

Meneola, sekitar 80 mil timur Dallas, dikenal sebagai kota pusat pengolah kacang yang konservatif yang juga punya 30 gereja. Warga setempat ingin segera menyelesaikan kasus itu lalu melupakannya secepat mungkin.

Bangunan satu lantai yang dijadikan tempat pertunjukkan mesum itu telah dikosongkan sejak pemiliknya mengusir pengelolanya pada 2004. Di tempat itulah, tiga bocah bersaudara yang sekarang berusia 12, 10 dan 7 tahun serta seorang bibi mereka yang baru berusia 10 tahun dijadikan tontonan oleh 50 hingga 100 orang dewasa sekali seminggu.

Doris Newman, editor koran The Mineola Monitor yang berkantor tak jauh dari rumah itu mengungkapkan, selama ini sudah beredar rumor tentang pesta para peselingkuh. Namun tak satu pun yang menyebut keterlibatan anak-anak.

Newman yang bisa melihat bangunan itu dari jendela kantornya mengaku ingat tempat parkir bangunan itu dipenuhi belasan mobil pada malam hari. Pada Agustus 2004, sebuah editorial dengan judul Sex In the City mengatakan, jika para swinger itu meninggalkan kota dengan diam-diam, warga akan mencoba melupakan bahwa mereka telah menyusup ke kota itu dengan membawa serta standar moral yang demikian.

"Bukan kami mencoba melihat dengan cara lain. Tetapi ada lebih banyak hal untuk Mineola dibanding soal itu," kata Newman.

Menurut sebuah laporan polisi Mineola, mereka telah menyelidiki sebuah pengaduan pada Juni 2005 bahwa ibu angkat ketiga bersaudara itu mengatakan salah satu dari anak itu telah menari di hadapan para lelaki. Seorang bocah juga mengatakan bahwa semua orang berbuat mesum di rumah itu.

Pada persidangan kedua, pekerja Badan Perlindungan Anak, Kristi Hachtel bersaksi bahwa ia telah melihat banyak hal. "Bahkan dalam mimpi terliar pun, saya tidak pernah membayangkan itu. Mereka dimangsa, barangkali dengan cara paling biadab," katanya.

Menurut badan itu, anak-anak itu sekarang dalam kondisi lebih baik. "Melalui konseling dan terapi, sekarang anak-anak itu merasa aman," kata Shari Pulliam, juru bicara badan itu melalui email.

Rumah bercat kuning itu sekarang dijadikan gereja yang dipimpin oleh Pendeta Tim Letsch. Namun ia mengakui yang bakal dihadapi jemaat gereja akan sulit, karena stigma warga atas tempat tidak gampang dihapus.

"Anda harus memutuskan apakah Anda bersedia mengampuni hal-hal seperti itu. Ini soal sulit, khsususnya untuk pemimpin agama yang mempersilakan jemaatnya masuk dan mengatan, 'semuanya terjadi di sini,'" kata Letsch.

Sumber artikel
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Belajar Bahasa Inggris