LONDON -- Pangeran Charles ternyata tak hanya mewarisi tahta kerajaan Inggris Raya. Dia juga mewarisi utang nenek moyangnya, yang harus tetap dibayar meski sudah 350 tahun lebih berlalu.
Utang itu jika diakumulasikan mencapai puluhan ribu pound. Seperti dilansir BBC, berdasarkan penghitungan yang dilakukan Institute for the Measurement of Worth, bila utang tersebut dikenai bunga, maka jumlahnya akan jauh lebih besar. Yakni, mencapai GBP 47.500 hingga 2007.
Bila diakumulasikan, utang itu bisa mencapai puluhan ribu pound. Charles telah membayar sebesar GBP 453,15 (sekitar Rp 825 juta) saat dia berkunjung ke bekas markas besar pasukan kerajaan. Uang sebesar itu, dulu akan dibayarkan oleh Raja Charles II kepada Perusahaan Clothiers di Worcester, Inggris tengah pada 1651, namun gagal.
Saat itu, sang raja memesan seragam untuk pasukannya yang berperang melawan pasukan republik Oliver Cromwell. Perang yang juga terjadi pada 1651 itu dikenal sebagai Perang Worcester.
"Tampaknya anggota Clothiers Company mempunyai ingatan yang panjang, maksud saya hampir 400 tahun. Maka, dengan niat baik saya datang ke sini untuk mengembalikan pinjaman sebesar USD 453 dan tiga shilling," ujar Charles.
Yang langsung diterima oleh pimpinan Clothiers Company, yakni Philip Sawyer. Lantas, Sawyer pun membuatkan tanda terima dan memberikannya kepada calon raja Inggris itu. (AFP/dia) fajar online
Utang itu jika diakumulasikan mencapai puluhan ribu pound. Seperti dilansir BBC, berdasarkan penghitungan yang dilakukan Institute for the Measurement of Worth, bila utang tersebut dikenai bunga, maka jumlahnya akan jauh lebih besar. Yakni, mencapai GBP 47.500 hingga 2007.
Bila diakumulasikan, utang itu bisa mencapai puluhan ribu pound. Charles telah membayar sebesar GBP 453,15 (sekitar Rp 825 juta) saat dia berkunjung ke bekas markas besar pasukan kerajaan. Uang sebesar itu, dulu akan dibayarkan oleh Raja Charles II kepada Perusahaan Clothiers di Worcester, Inggris tengah pada 1651, namun gagal.
Saat itu, sang raja memesan seragam untuk pasukannya yang berperang melawan pasukan republik Oliver Cromwell. Perang yang juga terjadi pada 1651 itu dikenal sebagai Perang Worcester.
"Tampaknya anggota Clothiers Company mempunyai ingatan yang panjang, maksud saya hampir 400 tahun. Maka, dengan niat baik saya datang ke sini untuk mengembalikan pinjaman sebesar USD 453 dan tiga shilling," ujar Charles.
Yang langsung diterima oleh pimpinan Clothiers Company, yakni Philip Sawyer. Lantas, Sawyer pun membuatkan tanda terima dan memberikannya kepada calon raja Inggris itu. (AFP/dia) fajar online