SOLO - Pria yang dilaporkan meremas pantat gadis di tengah Pasar Nusukan, Solo, ditangkap polisi Poltabes Solo. Rudi, 20, pedagang bebek goreng asal Palembang diringkus siang itu di rumah kontrakannya di Komplang, Nusukan, Banjarsari, Solo.
Rudi sampai kini diinapkan di ruang tahanan Poltabes Solo, karena polisi menjeratnya dengan pasal pencabulan. Saat ditangkap pelaku mencoba berkelit dari tudingan. Dia pun mengaku-aku sebagai pengikut organisasi keagaaman tertentu, yang mengharamkan pria bersentuhan dengan wanita yang bukan muhrimnya.
"Dia mengaku haram kalau menyentuh wanita yang bukan muhrimnya. Tapi, kami tidak yakin. Wong korban mengenalinya, kok . Makanya, dia tetap kami gelandang ke kantor," kata polisi yang menyidik kasus ini.
Di kantor polisi, Rudi masih berupaya berkelit. Dia masih menjadikan haram menyentuh wanita yang bukan muhrim sebagai alibinya. Bahkan, dia menyebut yang terjadi di tengah pasar ketika itu tidak disengaja.
Menurutnya, bukan tangannya yang beraksi menyentuh pantat Bunga, 17. Yang mengenai pantat gadis asal Nusukan, Banjarsari, Solo, itu adalah tas plastik yang ada di tangannya. Polisi nyaris termakan kata-kata manis Rudi. Namun, Bunga membantahnya, dan menegaskan apa yang dia rasakan di bagian belakang tubuhnya itu.
Bunga masih bisa membedakan remasan tangan dan sentuhan di luar kesengajaan. Yang terjadi di tengah pasar itu adalah remasan tangan, bukan sentuhan tas plastik milik pelaku. "Karena itu kami yakin ada pencabulan. Biar saja pelaku bicara apa. Toh pembuktian nanti di pengadilan," jelas polisi itu.
Diketahuinya identitas Rudi itu juga sumbangsih kejelian Bunga. Beberapa hari setelah kejadian yang menimpanya itu, Bunga mendatangi rumah temannya di Nusukan. Ketika menunggu pintu rumah temannya dibuka, dia melihat pelaku peremas pantatnya di pasar melintas.
Bunga pun mengejar pria yang belakangan diketahui bernama Rudi itu. Bunga dan Rudi sempat bersitegang. Bahkan, Rudi menantang Bunga untuk memolisikannya. "Yang terjadi kemudian, korban memberitahukan hal itu kepada kami. Selanjutnya, pelaku kami jemput," ujar polisi.
Seperti diberitakan, beberapa hari lalu Bunga mendapat perlakukan cabul ketika tengah berbelanja di Pasar Nusukan. Ketika tengah asyik memilih barang belanjaan, seorang pria meremas pantatnya. Dilanda rasa malu luar biasa, Bunga pun trauma. Akhirnya, dia melaporkan hal itu ke polisi.
http://www.jawapos.co.id/radar/index...etail&rid=7734
Rudi sampai kini diinapkan di ruang tahanan Poltabes Solo, karena polisi menjeratnya dengan pasal pencabulan. Saat ditangkap pelaku mencoba berkelit dari tudingan. Dia pun mengaku-aku sebagai pengikut organisasi keagaaman tertentu, yang mengharamkan pria bersentuhan dengan wanita yang bukan muhrimnya.
"Dia mengaku haram kalau menyentuh wanita yang bukan muhrimnya. Tapi, kami tidak yakin. Wong korban mengenalinya, kok . Makanya, dia tetap kami gelandang ke kantor," kata polisi yang menyidik kasus ini.
Di kantor polisi, Rudi masih berupaya berkelit. Dia masih menjadikan haram menyentuh wanita yang bukan muhrim sebagai alibinya. Bahkan, dia menyebut yang terjadi di tengah pasar ketika itu tidak disengaja.
Menurutnya, bukan tangannya yang beraksi menyentuh pantat Bunga, 17. Yang mengenai pantat gadis asal Nusukan, Banjarsari, Solo, itu adalah tas plastik yang ada di tangannya. Polisi nyaris termakan kata-kata manis Rudi. Namun, Bunga membantahnya, dan menegaskan apa yang dia rasakan di bagian belakang tubuhnya itu.
Bunga masih bisa membedakan remasan tangan dan sentuhan di luar kesengajaan. Yang terjadi di tengah pasar itu adalah remasan tangan, bukan sentuhan tas plastik milik pelaku. "Karena itu kami yakin ada pencabulan. Biar saja pelaku bicara apa. Toh pembuktian nanti di pengadilan," jelas polisi itu.
Diketahuinya identitas Rudi itu juga sumbangsih kejelian Bunga. Beberapa hari setelah kejadian yang menimpanya itu, Bunga mendatangi rumah temannya di Nusukan. Ketika menunggu pintu rumah temannya dibuka, dia melihat pelaku peremas pantatnya di pasar melintas.
Bunga pun mengejar pria yang belakangan diketahui bernama Rudi itu. Bunga dan Rudi sempat bersitegang. Bahkan, Rudi menantang Bunga untuk memolisikannya. "Yang terjadi kemudian, korban memberitahukan hal itu kepada kami. Selanjutnya, pelaku kami jemput," ujar polisi.
Seperti diberitakan, beberapa hari lalu Bunga mendapat perlakukan cabul ketika tengah berbelanja di Pasar Nusukan. Ketika tengah asyik memilih barang belanjaan, seorang pria meremas pantatnya. Dilanda rasa malu luar biasa, Bunga pun trauma. Akhirnya, dia melaporkan hal itu ke polisi.
http://www.jawapos.co.id/radar/index...etail&rid=7734