Penjara Bagi Pembocor Soal UN

Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji menegaskan, hingga H-1 pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang akan dilaksanakan Selasa (22/4) hingga Kamis (24/4), Polda Jabar belum menemukan indikasi dan bukti kebocoran atau kesalahan pendistribusian soal UN ke beberapa kota dan kabupaten di Jawa Barat.

Sementara di Jakarta, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo, mengancam akan memidanakan oknum yang membocorkan soal UN, karena dianggap telah meresahkan masyarakat. (Simak pula "Abaikan SMS pada Saat UN" di halaman 30).

Menurut Kapolda, pendistribusian soal-soal UN itu melibatkan anggota kepolisian mulai dari tingkat polsek. "Selain menurunkan anggota berseragam, kami juga menerjunkan anggota yang berpakaian preman. Hingga saat ini, saya belum menerima laporan kebocoran soal dari anggota-anggota saya," kata Kapolda seusai bersilaturahmi dengan anggota Forum Diskusi Wartawan Bandung, di Rumah Makan Sederhana, Jln. Soekarno-Hatta, Bandung, Senin (21/4).

Ia menambahkan, pengamanan soal-soal UN dimulai dari saat naskah diantarkan, didistribusikan, disimpan, dan dibagikan. "Segel semua naskah masih utuh. Kalau yang dikawal polisi belum ada indikasi kebocoran, namun bisa saja terjadi (kebocoran) jika pihak percetakan atau pihak-pihak lainnya ceroboh," katanya.

Terkait adanya sekelompok orang yang menduduki kantor KPU Jabar di Jln. Garut Bandung, yang dikhawatirkan akan mengganggu pelaksanaan UN siswa SMK Pekerjaan Umum yang juga terletak di Jln. Garut, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Oji Mahroji mengaku sudah mengantisipasi hal tersebut.

Menurut dia, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepolisian dan panitia UN untuk mengamankan jalannya UN di SMK PU. Apalagi, tepat di hari pertama pelaksanaan UN, KPU Jabar akan mengumumkan hasil penghitungan suara Pilgub Jawa Barat. Oji Mahroji juga mengaku sudah menugaskan Kabid SMA/SMK Dedy Dharmawan untuk mengecek kembali kesiapan dan upaya antisipasinya.

Disinggung kemungkinan terjadinya tindakan anarkis di sekitar kantor KPU, Oji berharap hal itu tidak akan terjadi. Dia pun belum berencana untuk memindahkan lokasi UN SMK PU ke SMK lainnya.

Sementara itu, di Kota Bandung, soal UN untuk 120 SMA, 69 SMK, dan 14 MA negeri dan swasta tiba di SMAN 8 Jln. Solontongan Bandung, pukul 06.15 WIB, Senin (21/4) pagi. Setelah melalui pemeriksaan dan pemilahan soal, sebanyak 101 boks soal untuk SMA/ SMK dan 9 boks soal untuk MA dibagikan ke subrayon yang tersebar di Kota Bandung.

Oji menjamin tidak akan ada kebocoran soal di titik bongkar dan subrayon. Sebab pengamanan yang dilakukan sangat ketat, baik oleh pengawas, tim independen, kepala sekolah, guru pilihan, maupun pihak keamanan. "Semua amplop soal disegel dan hanya boleh dibuka pada hari H. Setiap amplop pun memiliki kode sendiri dan tidak sembarangan orang tahu. Saya sendiri tidak tahu," ungkapnya.

Hari ini, sebanyak 302.257 siswa SMA/SMK/MA di Jawa Barat mengikuti pelaksanaan UN yang dilakukan secara serempak di seluruh wilayah Indonesia. Mereka terdiri atas 155.683 siswa SMA, 33.351 siswa MA, dan 113.223 siswa SMK. Di Kota Bandung tercatat 33.242 peserta mengikuti UN. Mereka terdiri atas 21.666 siswa SMA, 10.249 siswa SMK, dan 1.327 siswa MA. Untuk peserta SMA, disediakan 1.196 ruang ujian, SMK 550 ruang ujian, dan MA 78 ruang ujian.

Ancaman pidana

Sementara itu, Mendiknas Bambang Sudibyo menegaskan, pemerintah akan memidanakan oknum-oknum yang membocorkan soal UN, maupun yang memberikan laporan palsu tentang adanya kebocoran soal UN.

"Saya serius untuk menindaklanjuti laporan-laporan kebocoran soal UN. Siapa yang membocorkan soal UN, saya pidanakan karena itu merupakan perbuatan pidana," ujarnya di Jakarta, Senin (21/4).

Pemerintah terus melakukan sejumlah antisipasi untuk mencegah kebocoran soal UN, di antaranya dengan mensterilkan seluruh gedung SMA/ SMK/MA sejak Minggu (20/4). Tidak semua orang bisa masuk gedung sekolah-sekolah tersebut, kecuali petugas yang punya identitas khusus, seperti pengawas independen, pengawas sekolah, polisi, serta koordinator pengawas.

Terkait pelaksanaan UN SMA/SMK/MA yang berlangsung mulai Selasa (22/4) hingga Kamis (24/4), Mendiknas menyatakan akan melakukan inspeksi mendadak (sidak). Dia mengaku sudah memantau persiapan UN di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota dan menjamin kerahasiaan soal-soal UN.

Mendiknas mengaku tidak mementingkan target jumlah siswa yang lulus maupun yang tidak lulus UN. Menurut dia, kelulusan siswa ditentukan oleh guru di sekolah dan pemerintah tidak pernah melanggar aturan tentang penyelenggaraan UN.

Digabungkan

Di Kota Bekasi, pelaksanaan UN siswa 10 SMA, 6 SMK, dan 7 MA, terpaksa digabungkan. Alasannya, karena sekolah tersebut belum terakreditasi dan sebagian lagi jumlah siswa yang mengikuti UN tidak memenuhi syarat, yakni kurang dari 20 siswa. Demikian dikemukakan Kepala Bidang Pendidikan Menengah Disdik Kota Bekasi, Alexander Zulkarnain, saat ditemui di Rayon SMA Negeri 1 Kota Bekasi, Senin (21/4). Tahun 2007, hanya 7 SMA/SMK/MA di kota itu yang pelaksanaan UN-nya digabung.

Sementara itu, menurut Kabid Kurikulum Disdik Kota Bekasi, Dedi Djunaedi, soal-soal UN telah dikirim ke SMA Negeri 1 Kota Bekasi selaku Rayon SMA se-Bekasi untuk SMA dan MA. Untuk SMK dikirim ke SMK Negeri 1 Kota Bekasi. Jumlah soal yang dikirim untuk SMA sebanyak 5.454 amplop dan 774 amplop untuk MA. Sedangkan untuk SMK sebanyak 1.392 amplop besar dan 210 amplop kecil.

Di Subang, Kepala Dinas Pendidikan Kab. Subang Drs. Makmur Sutisna mengatakan, UN untuk tingkat SMA/SMK/MA di Subang diikuti 9.585 siswa, terdiri atas 5.085 siswa SMA, 3.566 siswa SMK, dan 934 siswa MA.

Di Cianjur, sebanyak 9.745 siswa SMA/SMK/MA akan mengikuti UN. Hal itu dikemukakan Wakil Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Cianjur, Drs. H. Djajang Sofwan Haris. (A-78/A-128/A-153/A-157/CA-164/CA-168/CA-172/B.76/ B.108/G-28)***

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Belajar Bahasa Inggris