Pria Afsel Perkosa 57 Wanita

Johannesburg - Seorang pria Afrika Selatan (Afsel) yang diberi julukan oleh para jaksa sebagai salah satu "pemerkosa paling biadab", karena telah menggauli 57 wanita dalam rentang waktu 1994 hingga 2004, jelas petugas yudisial .

Pengadilan tinggi di Johannesburg, Kamis, memvonis Mongezi Jinxela (39) atas kasus memperkosa 57 wanita. Hingga saat ini ia menjadi pelaku pemerkosa berantai paling buruk di negeri ini," tutur Tlali Tlali, jubir Badan Jaksa Nasional, dalam pernyataan.

Dalam sidang Jinxela divonis bersalah atas 66 kasus perkosaan, 57 penculikan, 32 pencurian, 28 perampokan, 40 pelecehan, satu usaha perampokan dan satu lagi usaha meloloskan diri dari penjara, tulis harian The Star. Ia memperdayai korbannya dengan dalih akan mencarikan mereka pekerjaan di perusahaan. Namun alih-alih mencarikan pekerjaan yang ia janjikan, korban kemudian dibawa menuju tempat terpencil selanjutnya dilecehkan, diperkosa dan dirampok.

Saat sidang berjalan, pelaku mengatakan ia melakukan hubungan seks atas dasar suka sama suka dengan pelapor sekaligus korban. Namun semua korban malah melayangkan tuntutan kriminal kepadanya setelah mengetahui Jinxela telah menikah.

Ia mengundang beberapa wanita untuk menjadi saksi dan mendukung alibinya, namun malahan para wanita ini bersaksi dengan aroma kemarahan meledak-ledak. "Saksi mata dan korban memperlihatkan reaksi dengan emosi tinggi melawan Jinxela," ujar Tlali memperlihatkan bagaimana sakit hati, luka perasaan dan amarah yang dialami korbannya. Namun belum jelas berapa tahun hukuman yang dijatuhkan kepada pelaku.

Pejabat di negeri belahan Benua Afrika ini terlihat sangat lamban dalam mengejar para pelaku kejahatan, yang sering menimpa kepada wanita dan anak-anak. Negeri ini berada di urutan puncak dunia dalam tindakan-tindakan kriminalitas dan polisi mencatat ada sebanyak 50.000 kasus perkosaan setiap tahunnya. Beberapa kelompok kemanusiaan mengatakan jumlah tersebut malahan mencapai 1 juta kasus setahun karena banyak sekali korban yang tidak melapor kepada polisi. (ton/afp)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Belajar Bahasa Inggris