Survei Rumah Tangga (household survey) yang dilaksanakan PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center) menunjukkan tingkat kedermawanan (rate of giving) masyarakat Indonesia masih tinggi, yakni 99,6 persen.
Demikian rilis yang disampaikan Peneliti PIRAC Hamid Abidin dan Kurniawati di Jakarta, Kamis (3/4).
"Hampir seluruh masyarakat yang menjadi responden memberi sumbangan dalam setahun terakhir. Tingginya kedermawanan masyarakat juga bisa dilihat dari peningkatan jumlah masyarakat yang menyisihkan dana untuk sumbangan, serta besaran dana yang disisihkan," kata Hamid.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa pola menyumbang masyarakat masih cenderung bersifat langsung (direct giving) dan untuk program jangka pendek. Survei juga mencatat tingkat pengetahuan publik terhadap LSM mengalami penurunan, yang diikuti juga menurunnya tingkat menyumbang masyarakat ke lembaga tersebut.
"Tuntutan masyarakat terhadap transparasi pengelolaan sumbangan juga makin tinggi, meski masih sedikit masyarakat yang meminta laporan pertanggungjawaban sumbangan," kata Hamid.
Survei "Pola dan Potensi Sumbangan Masyarakat" 2007 dilaksanakan oleh PIRAC dan didukung oleh FORD Foundationi.
Survei melibatkan 2500 responden ini dilakukan setiap tiga tahun untuk mengetahui perkembangan filantropi di Indonesia, khususnya sumbangan individual/ perorangan. Survei sebelumnya pernah digelar dua kali, tahun 2000 dan 2004.
Seperti dua survei sebelumnya, survei ini digelar di 11 kota besar, yakni Medan, Padang, DKI Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Pontianak, Balikpapan, Makassar, dan Manado. Populasi yang direpresentasi dalam survei ini adalah masyarakat kelas menengah atas yang dianggap memiliki kapasitas dalam menyumbang, yakni mereka yang memiliki penghasilan atau pekerjaan tetap, serta memiliki minimal benda-benda yang dianggap istimewa (mewah). Mereka dipilih menjadi responden survei dengan menggunakan metode multistage random sampling, sementara pengumpulan datanya dilakukan wawancara tatap muka.
"Survei ini meyakinkan bahwa hampir seluruh masyarakat yang menjadi responden survei ini pernah memberi sumbangan dalam 1 tahun terakhir," kata Hamid.
Tingkat kedermawanan masyarakat pada survei 2007 relatif stabil, meski mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan (0,2%), jika dibandingkan dengan hasil survei tahun 2004 (99.8%) dan tahun 2000 (98%).
"Tingginya tingkat kedermawanan masyarakat juga bisa dilihat dari peningkatan jumlah masyarakat yang menyisihkan dana untuk menyumbang, serta besaran dana yang disisihkan," kata Hamid.
Jika pada dua survei sebelumnya (2000 dan 2004) hanya ada sekitar 16% masyarakat yang menyisihkan dana untuk sumbangan, pada tahun 2007 terjadi peningkatan yang sangat signifikan, yaitu sebesar 43.7% responden. Sementara dana yang disisihkan juga meningkat dari 663.661 pada 2004 menjadi Rp 767.272 pada 2007.
Seperti survei sebelumnya, jenis sumbangan masyarakat dalam survei ini dibagi dalam tiga katagori, yakni sumbangan individu, sumbangan keagamaan dan sumbangan non keagamaan/ umum. Hasil survei 2007 menunjukkan bahwa tingkat kedermawanan untuk sumbangan individu adalah 97%, sumbangan keagamaan sebesar 94% dan sumbangan non keagamaan/ umum sebesar 92%. Meski secara prosentase mengalami penurunan, dilihat dari jumlah dana yang diberikan, sumbangan masyarakat justru mengalami kenaikan, kecuali untuk sumbangan keagamaan. Laporan: Persda Network/aco
Demikian rilis yang disampaikan Peneliti PIRAC Hamid Abidin dan Kurniawati di Jakarta, Kamis (3/4).
"Hampir seluruh masyarakat yang menjadi responden memberi sumbangan dalam setahun terakhir. Tingginya kedermawanan masyarakat juga bisa dilihat dari peningkatan jumlah masyarakat yang menyisihkan dana untuk sumbangan, serta besaran dana yang disisihkan," kata Hamid.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa pola menyumbang masyarakat masih cenderung bersifat langsung (direct giving) dan untuk program jangka pendek. Survei juga mencatat tingkat pengetahuan publik terhadap LSM mengalami penurunan, yang diikuti juga menurunnya tingkat menyumbang masyarakat ke lembaga tersebut.
"Tuntutan masyarakat terhadap transparasi pengelolaan sumbangan juga makin tinggi, meski masih sedikit masyarakat yang meminta laporan pertanggungjawaban sumbangan," kata Hamid.
Survei "Pola dan Potensi Sumbangan Masyarakat" 2007 dilaksanakan oleh PIRAC dan didukung oleh FORD Foundationi.
Survei melibatkan 2500 responden ini dilakukan setiap tiga tahun untuk mengetahui perkembangan filantropi di Indonesia, khususnya sumbangan individual/ perorangan. Survei sebelumnya pernah digelar dua kali, tahun 2000 dan 2004.
Seperti dua survei sebelumnya, survei ini digelar di 11 kota besar, yakni Medan, Padang, DKI Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Pontianak, Balikpapan, Makassar, dan Manado. Populasi yang direpresentasi dalam survei ini adalah masyarakat kelas menengah atas yang dianggap memiliki kapasitas dalam menyumbang, yakni mereka yang memiliki penghasilan atau pekerjaan tetap, serta memiliki minimal benda-benda yang dianggap istimewa (mewah). Mereka dipilih menjadi responden survei dengan menggunakan metode multistage random sampling, sementara pengumpulan datanya dilakukan wawancara tatap muka.
"Survei ini meyakinkan bahwa hampir seluruh masyarakat yang menjadi responden survei ini pernah memberi sumbangan dalam 1 tahun terakhir," kata Hamid.
Tingkat kedermawanan masyarakat pada survei 2007 relatif stabil, meski mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan (0,2%), jika dibandingkan dengan hasil survei tahun 2004 (99.8%) dan tahun 2000 (98%).
"Tingginya tingkat kedermawanan masyarakat juga bisa dilihat dari peningkatan jumlah masyarakat yang menyisihkan dana untuk menyumbang, serta besaran dana yang disisihkan," kata Hamid.
Jika pada dua survei sebelumnya (2000 dan 2004) hanya ada sekitar 16% masyarakat yang menyisihkan dana untuk sumbangan, pada tahun 2007 terjadi peningkatan yang sangat signifikan, yaitu sebesar 43.7% responden. Sementara dana yang disisihkan juga meningkat dari 663.661 pada 2004 menjadi Rp 767.272 pada 2007.
Seperti survei sebelumnya, jenis sumbangan masyarakat dalam survei ini dibagi dalam tiga katagori, yakni sumbangan individu, sumbangan keagamaan dan sumbangan non keagamaan/ umum. Hasil survei 2007 menunjukkan bahwa tingkat kedermawanan untuk sumbangan individu adalah 97%, sumbangan keagamaan sebesar 94% dan sumbangan non keagamaan/ umum sebesar 92%. Meski secara prosentase mengalami penurunan, dilihat dari jumlah dana yang diberikan, sumbangan masyarakat justru mengalami kenaikan, kecuali untuk sumbangan keagamaan. Laporan: Persda Network/aco